Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG Hadi, Ashri Amalia; Rukayah, Siti; Pandelaki, Edward Endrianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.995 KB)

Abstract

Salah satu strategi dan kebijakan bidang perumahan dan permukiman sebagaimana tertuang dalamKepmen Kimpraswil, Nomor 217/KPTS/M/2002, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan danPermukiman (KSNPP), adalah mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan gunamendukung pengembangan jati diri, kemandirian dan produktivitas masyarakat. Untuk mendukung konsepsipembangunan perumahan di perkotaan di mana ketersediaan lahan merupakan salah satu kendalanya, makakonsep Rumah Susun Sederhana Sewa merupakan alternatif pemecahan permasalahan penyediaan perumahanserta prasarana lingkungan perkotaan yang diarahkan secara vertikal, sehingga dapat meningkatkan usahapembangunan perumahan permukiman yang fungsional bagi masyarakat perkotaan. Konsep Peremajaan padakawasan rumah susun Pekunden serta hunian kumuh di sekitarnya yakni daerah Pekunden Barat untukmenanggulangi adanya permukiman kumuh di pusat kota dan meningkatkan kualitas lahan sehingga lebihefektif untuk digunakan sebagai lahan hijau. Dari konsep tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan hunianyang layak bagi masyarakat. Dalam proses perancangan Peremajaan Rumah Susun Pekunden, perlu dikaji mengenai pengertianserta hal-hal mendasar dari peremajaan kawasan dengan solusi rumah susun, asas-asas mengenai strategiperemajaan yang tepat, serta standar-standar mengenai tata ruang yang didasarkan pada peraturan yangmengatur mengenai rumah susun, studi banding beberapa Rumah Susun yang ada di Indonesia, serta studilokasi pada Rumah Susun Pekunden dan kawasan permukiman kumuh di sekitarnya sebagai kawasanperemajaan. Untuk mendukung prosen kajian perancangan dibahas juga mengenai konsep penataan massabangunan pada tapak, serta ruang dalam bangunan, penampilan bangunan, serta aspek teknis dan kinerjayang akan diterapkan pada perancangan Peremajaan Rumah Susun Pekunden Semarang. Peremajaan Rumah Susun Pekunden menerapkan konsep manajemen subsidi silang, bagi golonganbawah dan golongan menengah, sehingga dalam aplikasi desainnya terdapat dua jenis bangunan rumahsusunyakni rumah susun sederhana dan rumah susun menengah yang ditata berdasarkan filosofi kampungvertikal. Untuk mendukung filosofi tersebut digunakan conecting bridge untuk menghubungkan tiap massabangunan. Karena bangunan ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah dan bawah, maka konsep desainarsitektur tropis akan mendukung dalam penghematan energi dalam bangunan. Sehingga struktur, elemenbangunan, serta utilitas bangunan dirancang untuk mendukung konsep arsitektur tropis.
REDESAIN GEREJA SANTO PETRUS SAMBIROTO SEMARANG E. R, Angelina Dyah; Pandelaki, Edward Endrianto; Werdiningsih, Hermin
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1368.791 KB)

Abstract

Pusat Kota Semarang merupakan pusat kemajuan sektor ekonomi di Kota Semarang. Lahanpermukiman di area tersebut mulai berkurang, menyebabkan permukiman sekarang meluas di wilayahSemarang Selatan, salah satunya Kecamatan Tembalang. Kemunculan perumahan baru standar menengah keatas menyebabkan wilayah berkembang lebih modern dan jumlah penduduknya bertambah semakin pesat.Begitu juga jumlah umat Katoliknya. Padahal saat ini di Kecamatan Tembalang hanya terdapat satu GerejaKatolik, hanya berskala stasi, yaitu Gereja Santo Petrus Sambiroto. Dengan makin bertambahnya jumlah umatKatolik dan makin tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain gereja berskala lebih besar. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Gereja Katolik,standar-standar mengenai tata ruang dalam Gereja Katolik, studi banding beberapa Gereja Paroki Katolik diSemarang dan Gereja-Gereja Post Modern di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja SantoPetrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur PostModern. Tapak yang digunakan adalah tapak asli dari Gereja Santo Petrus Sambiroto, yang kemudian diperluassesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan,penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Redesain Gereja Santo PetrusSambiroto Semarang”. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Methapor andMetaphisical dimana konsep dan filosofi bangunan Gereja ditampilkan secara eksplisit dalam bentuk danpenampilan bangunan. Catchment Point dipakai untuk menyiasati bentuk lahan dan menghindari bangunanGereja tertutup oleh bangunan lain sekitar tapak. Untuk bangunan Gereja sendiri, dirancang dengan konsepdenah berbentuk manusia yang sedang memberkati dan konsep bentuk bangunan berbentuk kapal, dengansistem struktur penerapan sistem jalinan tudung saji.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS Yufariani, Alfia; Trilistyo, Hendro; Pandelaki, Edward endrianto
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.059 KB)

Abstract

Perlunya peningkatan fasilitas kesehatan untuk kaum ibu dan anak dengan pembangunan di dalamsektor kesehatan dalam jangka waktu panjang yang dilaksanakan dengan melakukan peningkatan upayakesehatan berdasarkan pada tingginya angka kelahiran dan kematian yang diprioritaskan pada golongan ibudan anak ini di setiap wilayah Indonesia. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus yang diperlukanuntuk meningkatkan derajat kesehatan kesejahteraan ibu dan anak yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak. RumahSakit Ibu dan Anak sebagai salah satu rumah sakit khusus adalah sebuah fasilitas kesehatan yang seharusnyaada di setiap daerah. Kesehatan ibu dan anak merupakan hal yang sangat mendasar di dalam menciptakankeluarga yang sejahtera. Anak sebagai generasi penerus perlu mendapat perhatian khusus dalampemeliharaan kesehatannya, sehingga tingkat kesakitan atau kematian anak dapat dikurangi. Peningkatanpelayanan anak dirasakan sangat perlu. Anak pada golongan usia balita pada masa itu perlu mendapatkanprioritas utama karena merupakan masa rawan, sehingga anak mudah terkena infeksi atau kekurangan gizi.Pertumbuhan dan kesehatan di usia selanjutnya sangat bergantung pada penanganan kesehatan anak padausia balita tersebut. Kabupaten Kudus merupakan wilayah yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknyapada tahun 2010 mencapai 777.437 jiwa, terdiri dari 383.508 laki-laki, 393.929 perempuan, 103.490 anakperempuan, dan 110.342 anak laki-laki. Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Kudustermasuk dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 515.641 jiwa dan selebihnya 213.832 jiwa berusia dibawah 15 tahun dan 35.128 jiwa berusia 65 tahun ke atas. Menurut Dinas Kesehatan, usia produktif hamil bagiwanita adalah 20-29 tahun. Pada tahun 2010 di Kabupaten Kudus, terdapat 102.169 wanita dengan usiaproduktif hamil. Sedangkan tidak terdapat Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak. Sampai saat ini hanya ada 5Rumah Sakit Umum, sehingga kebutuhan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Kudus sangat diperlukan. Dengandibangunnya Rumah Sakit Ibu dan Anak yang memiliki fasilitas cukup lengkap dan tenaga medis yang handal,akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan menyajikan layanan kesehatan yang baik sehingga angkakematian akibat ibu melahirkan dan angka kematian anak-anak akan berkurang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai rumah sakit,khususnya Rumah Sakit Ibu dan Anak, standar-standar mengenai rumah sakit, dan studi banding padabeberapa Rumah Sakit Ibu dan Anak. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi dan pembahasan konsepperancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini dengan penekanan desain Arsitektur Modern. Selain itu jugadibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakaidalam perancangan “Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kudus”. Pada perancangan ini digunakan pendekatan Arsitektur Modern yang mampu menunjukkan karyabaru yang tidak sesuai dengan tradisi yang telah ada namun tetap mengutamakan kesederhanaan sehinggatidak menimbulkan kerumitan dan kesulitan.
RUMAH SUSUN SEWA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Pudji Lestari, Kartika; Pandelaki, Edward Endrianto
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1465.9 KB)

Abstract

Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian Perumahan Rakyat. Pembangunan Rusunawa termasuk Rusunawa Mahasiswa di seluruh Indonesia masuk kedalam salah satu program pemerintah pusat yang di kenal dengan nama “Program Seribu Tower”. Program ini merupakan salah satu kebijakan strategis yang dianggap tepat karena melihat pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup pesat pertahunnya. Diketahui rata – rata pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 2,5 % per-tahun maka sampai tahun 2025 menurut ahli demografi jumlah penduduk Indonesia akan mencapai dua kalilipat dari jumlah sekarang. Karena itu diperlukan suatu perencanaan jangka panjang kedepan untuk mengantasipasi kebutuhan penduduk akan permukiman atau hunian.Adanya Rusunawa mahasiswa yang dibangun di setiap kampus selain sebagai fasilitas tempat tinggal yang layak dan dekat dengan lingkungan kampus, bagi mahasiswa tahun pertama, juga bisa menjadi wahana pembelajaran bagi mahasiwa tinggal di hunian vertikal. Dengan tinggal di Rusunawa, mahasiswa secara tuntas dapat menyelesaikan masa transisi perkembangan hidup dan mengenal sosio-budaya perguruan tinggi dan masyarakat kampus.Rusunawa selain sebagai rumah tinggal yang nyaman bagi mahasiswa sekaligus sebagai tempat pembinaan mahasiswa sehingga memiliki kualitas intelektual, sosial, emosional, dan spiritual yang memadai.
PERSEPSI INTEGRASI TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN WATERFRONT DEVELOPMENT (Studi Kasus: Kanal Banjir Barat Semarang) Puspitasari, Rizkya Ayu; Setioko, Bambang; Pandelaki, Edward Endrianto
TEKNIK Vol 36, No 1 (2015): (Juli 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.982 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i1.6716

Abstract

Kawasan waterfront merupakan suatu kawasan dinamis yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, sungai, danau, dan badan air lainnya. Kawasan ini memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan melalui suatu waterfront development. Sebagai salah satu kanal besar di Semarang, Kanal Banjir Barat dikembangkan menjadi kawasan waterfront yang diberi nama “Semarang New Waterfront” Kawasan ini direncanakan dengan fungsi recreational and historical waterfront. Untuk fungsi rekreasi sudah cukup terpenuhi, namun sayangnya masih terdapat berbagai kekurangan, salah satunya belum ditunjang oleh fasilitas yang memadai. Kurang beragamnya aktivitas yang tercipta serta tidak adanya karakter yang khas juga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang. Sedangkan untuk fungsi sejarah belum mampu tercipta. Beragam masalah tersebut diyakini memberi pengaruh terhadap keberhasilan kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan “Semarang New Waterfront” development. Metode kuantitatif rasionalistik digunakan dengan pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner, dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan analisis statistik dengan uji regresi menggunakan SPSS 21.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan Semarang New Waterfront development sebesar 42,4%.[Perception of Integrated Land Use in The Area Waterfront Development (Case Study: West Flood Canal Semarang)] A dynamic area which has physical and visual contact with sea, river, lake, and other water’s bodies is called waterfront. This area has a potency to be developed through waterfront development. As one of big canals in Semarang, West Floodway was developed as a waterfront called “Semarang New Waterfront”. It was planned with the function of recreational and historical waterfront. This area can fulfill the recreational function, but unfortunately there are still some shortages, such as the amount of amenities. The lack of the diversity of activities and unique character also influence people interest to come. Meanwhile, the historical function also can’t be sensed yet. Those problems are believed give impact to the success of this waterfront. This research aims to know the influence of land use integration to the success of “Semarang New Waterfront” development. A quantitative rationalistic method is used with data collection by literature study, questionnaires, and field observations. While the method of data analysis use statistical analysis by regression test using SPSS 21.0 for windows. This research shows that there is influence of land use integration to the success of "Semarang New Waterfront" development as amount as 42.4%. 
PENGARUH KARAKTERISTIK KARYA YB. MANGUNWIJAYA TERHADAP KARAKTER VISUAL PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI STUDI KASUS: KAMPUNG CODE UTARA, YOGYAKARTA Puspitasari, Ayu Wandira; Pandelaki, Edward Endrianto; Setioko, Bambang
TEKNIK Volume 34, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.947 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v34i2.5634

Abstract

Settlement of north Kampung Code which located on the riverbanks of Kali Code in Yogyakarta, has a diversevisual character, so that visually appear to be dynamic and irregular.Yusuf Bilyarta Mangunwijaya participatefully in shaping the visual character of the settlement of the north Kampung Code. The aim of this research is toknow the effect of characteristics design of YB. Mangunwijaya on the visual character of settlement riverbank inthe North Kampung Code.Quantitative-rasionalistic method was used in this research, based on the results of respondents answer inobservation the visual character of the north Kampung Code settlement. Testing using the test statistic basedfrom the answer of the respondents to the questionnaire. Quantitatively, the study was determined using outputrating statistics. Then the hypothesis testing was done through a linear regression analysis which serves toidentity that effect. Test conducted on the variable of characteristics design of Mangunwijaya consists of unitedwith nature, local, efficient, honest, detail and creative.The conclusions is a significant effect the characteristics design of YB. Mangunwijay on the visual character ofthe north Kampung Code was shown in this work.Correlation between respondents answer with theoryexplanation. Interpretation of this research was not every factor in forming the visual character can beunderstood properly by the observer.Key words: Visual Character, Characteristics Effect, The North Kampung Code, YB. Mangunwijaya
Analisa Faktor Pembentuk Karakteristik Sebaran Sarana dan Prasararana Permukiman Di Wilayah Perbatasan (Studi Kasus : Kelurahan Sendang Mulyo Kota Semarang) olivia, deasy; Setioko, Bambang; Pandelaki, Edward Endrianto
TEKNIK Vol 39, No. 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.329 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v39i2.12738

Abstract

The urban development occurs through a process of sustainable urbanization. This process cause urban sprawl that spread until the outer part of the city known as the border area. Urban Sprawl encourage the growth of new sub-service facilities, especially in the border area of Semarang city. Sendang Mulyo village is a settlement that located in the border area of Semarang city and Demak region. Sendang Mulyo village has better urban infrastructure than the settlement in Demak. These conditions cause urban infrastructure serve not only the residents itself but also those who live outside of Semarang city. These phenomena is shape the urban infrastructure spreading characteristics in the border area. This article presents research in analysing 15 shaping factors of urban infrastructure spreading characteristics in the border area, in this case Sendang Mulyo Settlements Semarang City. Based on the results of this research which was conducted through positivistic paradigm and quantitative approach shows that the urban infrastructure spreading characteristics in the border area of Semarang city influenced by human aspect of the behaviour setting
KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH KAMPUS JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Fadhilah, Arief; Sugianto, Heri; Hadi, Kuncoro; Firmandhani, Satriya Wahyu; Murtini, Titien Woro; Pandelaki, Edward Endrianto
MODUL Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.466 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.2.2011.%p

Abstract

Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia tetapi bukan kegiatan biologis. Dalam berkegiatan, manusia memproduksi sampah. Karena semakin banyaknya sampah yang dihasilkan manusia perlu melakukan pengelolaan sampah, dengan tujuan mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pembahasan menggunakan metode deskriptif dengan mengambil studi kasus di kampus Jurusan Arsitektur UNDIP. Permasalahan sampah yang ada saat ini adalah mudahnya masyarakat untuk membuang sampah. Sehingga dalam menyikapi sampah, sering kali masyarakat tidak banyak berpikir ke mana sampah–sampah tersebut dibawa dan apa yang akan terjadi pada sampah tersebut.  Ini akan mendorong masyarakat untuk terus menghasilkan lebih banyak sampah. Sehingga untuk mengurangi jumlah sampah, manusia perlu memperhatikan mengenai jumlah sampah yang dihasilkan dan akibat–akibat yang ditimbulkan. Adanya sistem pengelolaan pengurangan, penggunaan kembali, dan pendaurulangan dalam penanganan sampah di Jurusan Arsitektur UNDIP.   Kata kunci : sampah, pengelolaan, dan 3P.
ORIENTASI BANGUNAN RUMAH SUSUN MENUJU HUNIAN VERTIKAL YANG EFISIEN ENERGI Studi Kasus Blok A dan B, Rumah Susun Kudu Semarang Firmandhani, Satriya Wahyu; Pandelaki, Edward Endrianto
MODUL Vol 20, No 01 (2020): MODUL vol 20 nomor 1 tahun 2020 (10 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.236 KB) | DOI: 10.14710/mdl.20.01.2020.37-43

Abstract

This research responded to environmental issues that arise related to green design as the responsibility of architectural actors. A building is now required to have environmentally friendly values, one of that can be reflected in the energy efficiency of the building. Kudu Flats is one of the towers in the city of Semarang which had several blocks with different orientations. Related to these environmental issues, this study aimed to determine the level of energy efficiency in the Kudu flats with consideration of building orientation, openings and shading devices using quantitative methods based on edge design. This study revealed that flats blocks that have smaller openings in the east-west direction are more energy efficient and rotating the building orientation 15 ° from the wind direction will make the building more energy efficient.
Living in Harmony: Acculturation of Balinese and Dayak Ngaju Cultures in Basarang Jaya Village, Central Kalimantan Sutrisno, Herwin; Hardiman, Gagoek; Pandelaki, Edward Endrianto; Susi, Theresia
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 7 No 3 (2019): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.485 KB) | DOI: 10.26811/peuradeun.v7i3.279

Abstract

The transmigrants of Balinese ethnic living in Basarang Jaya Village, Kapuas, Central Kalimantan live harmoniously with the local ethnics (Dayak Ngaju) even though the area ever experienced ethnic riots that took thousands of lives and properties. The objective of this research is to find out the form of the cultural acculturation occurring between Balinese transmigrants with the Dayak Ngaju in Basarang Jaya Village. This research used phenomenology approach. The data were collected through in-depth interviews and participatory observations. The sources of research data are the local chiefs of Balinese and banjar Bali in Basarang Jaya Village and the first group of transmigrants coming to Basarang Jaya Village. The subject of the research was the Balinese transmigrants in Basarang Jaya Village. The object of the research is the way of life, the way of speaking, the food and the religious activities of Bali transmigrants. The research reveals some facts. First, the Balinese transmigrants have made adaptation by imitating how the ethnics of Dayak Ngaju lives. Second, there are changes in the language, way of life, food and religious activities of transmigrants. Third, the harmony between the two ethnics can be maintained by using the religion as the medium of integration.