Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KUPU-KUPU PENGUNJUNG PADA BUNGA SEMANGKA (Citrullus lanatus) (THUNB.) MATSUM & NAKAI DI KATAPIANG UJUANG DAN KARAMBIA AMPEK, BATANG ANAI, KABUPATEN PADANG PARIAMAN, SUMATERA BARAT Sari, Ratna; dahelmi, Dahelmi; mairawita, mairawita
Jurnal Bioconcetta Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.197 KB) | DOI: 10.22202/bc.2016.v2i1.1297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kupu-kupu pengunjung bunga  Citrullus  lanatus    pada  dua  lokasi,  Katapiang  Ujuang  dan  Karambia Ampek Batang Anai Padang Pariaman Sumatera Barat. Pengamatan dilakukan dari April sampai dengan Desember 2015. Metode penelitian yaitu metode observasi atau pengoleksian langsung menggunakan jaring serangga. Sampel diidentifikasi di Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Dalam studi ini, didapatkan hasil yaitu 16 spesies kupu-kupu yang terdiri dari 14 genus, dan 5 famili yaitu dari Hesperiidae (2 spesies), Pieridae (6 spesies), Satyridae (2 spesies), Lycanidae (1 spesies), Nymphalidae (5 spesies) .
EKSPLORASI ASPEK SOSIO-EKOLOGI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL PULAU BELIBIS, SOLOK Muhammad Nazri Janra; Henny Herwina; Mairawita Mairawita; Jabang Nurdin
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 1 No 4.b (2018)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.624 KB)

Abstract

Essential Ecosystem Area (EEA) Belibis Island is located in Solok Regency, West Sumatra Province which renown as the habitat for significant population of Whistling Ducks Dendrocygna javanica (vernacular name: Belibis). In line with the development of tourism sector in this area, through site clearing, the building of recreational facilities and human establishment, seem to have neglected the ecological aspect during the process. The idea to recover the typical characteristic of this area as habitat for the whistling ducks has been recently stated by the Municipal Authority of Solok City. Recalling that this area has been severely impacted by human, hence comprehending its socio-ecological aspects becomes essential to support the development of an environmental-friendly ecotourism activity herein. Therefore, a socio-ecological survey was then conducted to understand the perception and knowledge of local community toward the biodiversity in Belibis Island, especially in its relation to the tourism activity. Eighteen respondents, consisted of visitors and local people, were inquired using socio-ecological questionnaire, which later descriptively analyzed. The result showed that most of the respondents satisfied with the current condition of Belibis Island, with emphasis for further improvement on the management system. There was indication of people willingness to participate in maintaining the environmental condition. Lot of respondents possess knowledge regarding wild plants and animals in Belibis Island, even before the establishment of tourism site in that area; however, the existence of these wildlife not what attracted them to come. These findings indicate the needs to further improve natural biodiversity in Belibis Island as focal point for ecotourism destination. It can be achieved, presumably, through isolating some parts of the area from human interference to help the thriving of natural wildlife, constructing nature-basesd aviary to introduce the whistling ducks or other wild birds, as well as deploying any other way.
DISEMINASI TEKNOLOGI BUDIDAYA ANGGREK PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMAU MANIS PADANG Mairawita Mairawita; Muhammad Nazri Janra; Henny Herwina; Suwirmen Suwirmen
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 1 No 3.b (2018)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.176 KB)

Abstract

Tumbuhan anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga terbesar yang kurang lebih mempunyai 28.000 jenis dari sekitar 763 genera. Sebagai tumbuhan epifit, anggrek telah lama didomestikasi dan dibudidayakan oleh manusia untuk berbagai keperluan, terutama untuk kepentingan estetika dan keindahan. Anggrek juga menduduki salah satu posisi sebagai tumbuhan yang cukup banyak diperjualbelikan secara komersil. Sayangnya, mengingat cara tumbuh dan kebutuhan hidup yang berbeda dibandingkan dengan tumbuhan hias konvensional lainnya, anggrek cenderung dianggap sebagai tumbuhan yang sulit dibudidayakan. Di lain pihak, walaupun mempunyai kondisi lingkungan yang mendukung untuk melakukan budidaya anggrek, Sumatera Barat tidak pernah benar-benar menjadi penghasil anggrek secara komersil. Untuk itulah, kegiatan penyuluhan mengenai teknik budidaya anggrek yang disertai dengan pemberian motivasi untuk menanam anggrek dilakukan pada mitra kegiatan yaitu kaum ibu dan perempuan di Kelurahan Limau Manis Padang pada tanggal 30 November 2018. Metoda kegiatan ini meliputi pemberian penyuluhan tentang teknik budidaya anggrek, demonstrasi dan evaluasi kegiatan menggunakan tanya jawab dan kuisioner. Dari analisis hasil evaluasi, kegiatan ini memberikan peningkatan pengetahuan dan motivasi dalam melakukan budidaya anggrek. Di samping itu, hasil rangkuman dari kuisioner pada peserta kegiatan memberikan gambaran bahwa metoda presentasi dengan menggunakan slide PowerPoint disertai dengan demonstrasi sepenuhnya mampu menjembatani transfer pengetahuan mengenai teknik budidaya anggrek. Lebih jauh lagi, peserta menyatakan minat yang sangat tinggi untuk membudidayakan anggrek pada skala rumah tangga sembari meminta disertai dengan pembinaan lebih lanjut dan berkala.
PENGGUNAAN “ OVITRAP ” DI DAERAH ENDEMIK DEMAM BERDARAH DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT Resti Rahayu; Hasmiwati Hasmiwati; Mairawita Mairawita
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v2i2.248

Abstract

Kota Padang salah satu daerah endemis Demam Berdarah (DB), dimana tidak ada satu kecamatanpun bebas dari demam berdarah. Pada tahun 2014, di Kota Padang terjadi 660 kasus demam berdarah dengan 6 kasus kematian. Satu tahun berikutnya, 2015 terjadi peningkatan kasus DB hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Penyakit ini disebarkan oleh nyamuk dari jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang aktif pada pagi dan siang hari menjelang sore. Jadi kedua nyamuk ini dikenal sebagai vektor penyakit DBD. Terkait dengan hal itu semua, perlu diterapkan pendekatan terpadu terhadap pengendalian nyamuk vektor ini. Salah satunya adalah dengan metoda “Ovitrap”. “OVITRAP” berarti perangkap telur, merupakan metoda sederhana namun standar WHO yang digunakan dalam memantau kepadatan populasi nyamuk. Metoda ini sudah umum digunakan dalam penelitian-penelitian baik nasional maupun internasional. Prinsip metoda ini adalah membuat perangkap agar nyamuk bertelur pada perangkap tersebut, kemudian secara berkala seminggu sekali keberadaan jentik nyamuk kita cek keberadaanya. Supaya telur atau larva nyamuk yang sudah terperangkap tidak menjadi dewasa. Apabila metoda ini dilakukan maka akan mampu menekan populasi nyamuk dan akan berkorelasi dengan resiko penyebaran penyakin demam berdarah.
Potensi serangga pengunjung bunga sebagai vektor penyakit darah bakteri (Ralstonia solanacearum Phylotipe IV) pada pisang di Sumatera Barat Mairawita Mairawita; Trimurti Habazar; Ahsol Hasyim; Nasril Nasir; Suswati Suswati
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 9 No 1 (2012): April
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.715 KB) | DOI: 10.5994/jei.9.1.38

Abstract

Blood diseases caused by Ralstonia solancearum Phylotype IV is a major cause of production loss of banana in Indonesia, particularly for areas in West Sumatera. Currently there is a lack of information on blood diseases. The objective of this study was to obtain data of insect diversity and its potential as a dissemination agent of R. solanacearum Phylotype IV in West Sumatera. This research was conducted with a purposive sampling method in the Tabek Panjang highlands, District of Baso, Agam Regency and Pasar Usang lowland, district of Batang Anai, Pariaman Regency, West Sumatera. The results showed that banana plants infected by R. solanacearum Phylotype IV have a high diversity of flower-visiting insects. The diversity of insects in the lowlands is higher than that in highland and mainly are dominated by Trigona spp. (Hymenoptera: Apidae), Drosophila sp. (Diptera: Drosophilidae). To test the potential of both insect as vector of the blood diseases, isolated and identification of the bacteria using triphenyl tetrazolium medium chlorid (TTC) was used. Result showed that bacteria isolated from both insect are R. solanacearum hence providing evidence of the insect as vector of the blood diseases. Both insects have the potential to be vector of R. solanacearum Phylotype IV in West Sumatera. The identification of the bacteria that causes the disease. The identification of bacteria that is spread by flower visitors insects are R.solanacearum Phylotipe IV.
Analisis Cepat terhadap Budidaya Galo-Galo (Apidae: Meliponini) di Desa Suntur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto Henny Herwina; Muhammad Nazri Janra; Siti Salmah; Mairawita Mairawita; Jasmi Jasmi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v6i3.5168

Abstract

Galo-galo atau lebah madu tanpa sengat adalah kekayaan hayati yang dapat dioptimalkan sebagai penghasil madu dan propolis untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Indonesia diketahui memiliki jenis-jenis lebah madu tanpa sengat yang belum begitu maksimal diternakan untuk menghasilkan madu dan produk meliponikultur lainnya seperti propolis dan bee pollen. Untuk itu telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa peningkatan kesadaran masyarakat di Desa Suntur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa dari Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas bekerjasama dengan dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia pada tanggal 14 Juli 2019. Sebanyak lima peternak lebah tanpa sengat diwawancarai secara mendalam dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan hal-hal kunci terkait dengan peternakan galo-galo di Desa Suntur, Sawahlunto. Kegiatan pengabdian yang dilakukan mengidentifikasi permasalahan berikut dengan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan peternakan galo-galo di desa tersebut. Hal-hal ini kemudian digarisbawahi di dalam paper ini, sedangkan perkembangan peternakan galo-galo Sawahlunto yang dicapai paska kegiatan pengabdian ini juga dijabarkan, termasuk pembinaan kelompok ternak lebah, upaya peternakan terpadu, branding produk madu dan promosi hasil ternak galo-galo.