Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Studi Identitas Visual Desa Semoyo Sebagai Kawasan Sustainable Industry Berbahan Kayu Sri Sulistyo Purnomo; Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara
VISUAL Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v14i2.4505

Abstract

Abstract— Gunung Kidul sebelumnya dikenal sebagai daerah kering yang selalu kekurangan air bersih di musim kemarau. Namun kini keadaan tersebut telah banyak berubah sehingga Desa Semoyo yang menjadi pelopor penghijauan kemudian ditetapkan sebagai Desa Kawasan Konservasi (DKK) oleh Bupati Gunung Kidul, Suharto, pada tahun 2007. Hutan Rakyat di Desa Semoyo yang memiliki luasan 251,38 ha telah dikelola secara lestari (sustainable).Selain menjadi kawasan percontohan untuk kelestarian lingkungan, saat ini kelompok masyarakat desa Semoyo telah mengembangkan industri berbahan kayu, dengan hasil produknya berupa furnitur dan kriya (craft).Dengan menghasilkan produk berbahan kayu, maka harga jual kayu menjadi lebih tinggi dibandingkan harga jual kayu mentah. Meskipun industri tersebut masih tergolong skala industri kecil, namun memiliki potensi besar untuk dikembangkan.Penelitian ini menyoroti potensi yang dimiliki oleh Semoyo sebagai Desa Kawasan Konservasi dengan hutan rakyatnya yang telah dikelola secara legal dan lestari, serta industri kecil berbahan kayu sebagai potensi untuk mengembangkan kawasan tersebut. Data dikumpulkan melalui survey langsung ke lokasi DKK Semoyo dan wawancara terhadap masyarakat setempat, didukung dengan studi pustaka mengenai Desa Semoyo yang terletak di kabupaten Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.Dengan pemetaan potensi kawasan dan analisis kuantitatif maupun kualitatif, penelitian ini ditujukan untuk menemukan identitas kawasan yang diangkat dari potensinya.
Kontras Luminansi Pada Pencahayaan Secondary Skin Studi Kasus: Fasade Mal Taman Anggrek, Jakarta Augustina Ika Widyani
VISUAL Vol 12, No 01 (2016): Visual
Publisher : FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jurnal.v12i01.1526

Abstract

Bangunan komersial Mal Taman Anggrek memiliki secondary skin pencahayaan buatan LED terbesar di dunia. Penelitian ini dilakukan sebagai evaluasi melalui proses observasi, wawancara dan kuesioner, terhadap hasil pencahayaan buatan setelah menggunakan secondary skin sebagai bagian dari konsep city beautification. Secondary skin yang digunakan pada Mal Taman Anggrek memungkinkan terjadinya gangguan dari pencahayaan yang atraktif dan dinamis terhadap pengguna jalan. Penelitian juga ditujukan untuk mengetahui sejauh mana penggaruh pencahayaan yang atraktif dan dinamis dari Mal Taman Anggrek dalam menghasilkan polusi cahaya terhadap pengguna bangunan atau kawasan sekitarnya. Selanjutnya penelitian juga dimaksudkan untuk mendapatkan data fisis atau data terukur luminansi dan distribusi luminansi mengenai tata cahaya kondisi eksisting sebagai awal proses evaluasi yang kemudian dianalisa melalui metode analisis sistemik yang meliputi tahap-tahap penguraian dan penyusunan data, penyimpulan serta rumusan hasil penelitian. Temuan dari penelitian ini disusun sebagai bahan evaluasi yang akan diketahui sejauh mana pengaruh penggunaan pencahayaan buatan pada secondary skin fasade bangunan komersial terhadap persepsi pengguna jalan dan pengaruhnya terhadap kawasan (bangunan sekitar).
Peran Fotografi dalam Promosi Produk : Studi Kasus Kerajinan Kayu, Masyarakat Desa Kawasan Konservasi (DKK) Semoyo Gunungkidul Yogyakarta Budi Darmo; Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara
Journal of Sustainable Community Development (JSCD) Vol 2 No 1 (2020): Journal Of Sustainable Community Development (JSCD)
Publisher : Sekolah Tinggi Manajemen IPMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32924/jscd.v2i1.7

Abstract

Abstrak Masyarakat Desa Kawasan Konservasi (DKK) Semoyo yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogayakarta, telah mengembangkan daerahnya menjadi kawasan industri kayu yang menghasilkan produk furniture kayu yang berkelanjutan dan mandiri. Namun perencanaan pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh masyarakat DKK Semoyo melalui media sosial Instagram belum optimal dikarenakan kualitas foto yang diunggah oleh masyarakat belum menarik. Metode pelaksanaan yang dipakai dalam kegiatan ini dimulai dari tahapan persiapan materi presentasi tentang prinsip-prinsip dasar fotografi dalam pengambilan gambar untuk nantinya dipresentasikan kepada masyarakat, pengambilan foto bersama masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar fotografi dan penggunaan mini box studio di lapangan, serta penggunaan aplikasi rekayasa foto untuk kepentingan bisnis sehingga kualitas foto yang akan diunggah di media sosial dapat menjadi lebih baik sehingga dapat menarik minat calon pembeli. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat DKK Semoyo mengerti dan memahami pentingnya prinsip-prinsip dasar fotografi dalam menentukan kualitas foto yang nantinya dapat digunakan dalam perencanaan promosi di media sosial Instagram. Abstract The Semoyo Conservation Village Community which located in Gunungkidul, Yogyakarta, has developed its area into a wood industry area that produces sustainable and independent wood furniture products. However, marketing and promotion plans carried out by the Semoyo community through their social media Instagram have not been optimal because the quality of photo uploaded has not attractive. The implementation method used in this activity starts from the preparation stage of presentation material about the basic principles of photography in taking pictures to be presented to the community, taking photos with the community by applying the basic principles of photography, the use of mini box studio in the field, and the use of photo engineering applications for business purposes so that the quality of the photos to be uploaded on social media can be better so that they can attract potential buyers. The result of this activity is that the people of Semoyo Conservation Village Community understand and comprehend the importance of the basic principles of photography in determining the quality of photos that can later be used in planning promotions on Instagram social media.
PENERAPAN TEORI NEUROSCIENCE PADA MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MATA KULIAH TEORI Augustina Ika Widyani; Siti Nurannissa P. B.
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1095

Abstract

Teaching in theory classes is challenging for lecturers of Visual Art and Design Faculty because students tent to get boring and sleepy during the course. The purpose of this study is to understand how the brain works to help lecturers planning the theoretical courses, and help students to get maximum learning results and be able to develop information and knowledge received. The method applied in this research is research and development with the results of learning models for theoretical courses in Visual Art and Design Faculty. This research produces learning tools for the Research Methodology course for Department of Visual Communication Design, and learning tools for Aesthetic subjects for Department of Interior Design. From this study it can be concluded that the duration of lecture type theory needs to be divided into 2 (two) segments of the delivery of material, 1 (one) pause segment, and 2 (two) review segments in the form of reflection. In addition, lecturers need to involve student enthusiasm through various stimuli to stimulate the neo-cortex brain, so that information absorption can be optimal.Keywords: Learning, Neuroscience, Theoretical Courses of Visual Art and Design________________________________________________________________ Mengajar di kelas teori bagi dosen FSRD merupakan tantangan tersendiri karena mahasiswa cenderung bosan dan mengantuk mulai di tengah perkuliahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami cara kerja otak sehingga dapat menyusun rencana pembelajaran untuk mata kuliah teori dengan baik, selanjutnya mahasiswa akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal serta mampu mengembangkan informasi dan pengetahuan yang diterima dengan maksimal. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah research and development dengan hasil luaran berupa model pembelajaran untuk mata kuliah teori di Prodi Desain Interior dan Prodi Desain Komunikasi Visual, FSRD Untar. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran untuk mata kuliah Metodologi Penelitian untuk Prodi Desain Komunikasi Visual, dan perangkat pembelajaran untuk mata kuliah Estetika untuk Prodi Desain Interior. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa durasi perkuliahan berjenis teori perlu dibagi menjadi 2 (dua) segmen penyampaian materi, 1 (satu) segmen jeda, dan 2 (dua) segmen ulasan (review) dalam bentuk refleksi. Selain itu dosen perlu melibatkan antusiasme mahasiswa melalui berbagai rangsangan untuk menstimulasi otak bagian neo kortek, sehingga penyerapan informasi dapat optimal.   Kata Kunci: Pembelajaran, Neuroscience, Mata Kuliah Teori Seni Rupa dan Desain
STUDI RUANG KERJA PADA TEMPAT PELATIHAN PROSES BATIK STUDI KASUS: RUMAH BATIK PALBATU, JAKARTA Augustina Ika Widyani; Maitri Widya Mutiara; Muhammad Adi Pribadi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i1.11732.2021

Abstract

Rumah Batik Palbatu is the center of activities for Palbatu community in learning batik which is located in Jakarta. Until now, Rumah Batik Palbatu has been actively carrying out various programs to preserve and revive the image of batik, especially among young people. Rumah Batik Palbatu Jakarta serves every day from 09.00-16.00. With various activities taking place at Rumah Batik Palbatu Jakarta, the manager stated that the activities could not run optimally due to limited space and facilities. Therefore, this research on batik training workspace is intended to give advice for managers so that activities can run optimally. This study uses the Triangulation Method, that is used to review problems from various points of view, several sources of information and several forms of data, as well as several researchers to analyze in a broad perspective, especially those related to space or interior. The spatial arrangement at Rumah Batik Palbatu is based on the activity pattern. Grouping the types of activities is the main consideration to optimize the activities. Thus the activities do not overlap each other, especially in the implementation of training activities as the main activity of Rumah Batik Palbatu. The results of this study are in the form of an alternative workspace idea design for the manager of the Palbatu Batik House, as well as a cafe procurement plan that will be used for users. Rumah Batik Palbatu adalah pusat aktivitas masyarakat Palbatu dalam belajar membatik yang berlokasi di Jakarta. Hingga saat ini Rumah Batik Palbatu telah aktif melakukan berbagai kegiatan untuk melestarikan dan mengangkat kembali citra batik terutama di kalangan anak muda. Rumah Batik Palbatu Jakarta beroperasi setiap hari dari jam 09.00-16.00. Dengan berbagai kegiatan yang berlangsung di Rumah Batik Palbatu Jakarta, pengelola menyatakan bahwa kegiatan belum dapat berjalan optimal karena keterbatasan ruang dan fasilitasnya. Oleh sebab itu penelitian ruang kerja pelatihan membatik ini ditujukan untuk memberikan masukan bagi pengelola agar kegiatan dapat berjalan dengan lebih optimal. Penelitian ini menggunakan Metode Triangulasi yang menerapkan beberapa metode digunakan untuk meninjau permasalahan dari berbagai sudut pandang, beberapa sumber informasi dan beberapa bentuk data, serta beberapa orang peneliti untuk memberikan analisis yang memiliki perspektif luas, terutama terkait studi ruang atau interior. Penataan ruang di Rumah Batik Palbatu disusun berdasarkan pola aktivitasnya. Pengelompokan jenis kegiatan merupakan pertimbangan utama agar setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. Dengan demikian kegiatan tidak saling tumpang tindih, terutama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan sebagai kegiatan utama Rumah Batik Palbatu. Hasil dari penelitian ini adalah berupa alternatif rancangan ide Ruang Kerja bagi pengelola Rumah Batik Palbatu, serta usulan pengadaan kafe yang akan digunakan bagi para pengguna.
PEMBUATAN ALAT BANTU KOMUNIKASI EDUKATIF UNTUK PENYANDANG CEREBRAL PALSY PANTI ASUHAN SAYAP IBU, BINTARO PROTOTYPE: FITTED HEAD POINTING DEVICE Maitri Widya Mutiara; Augustina Ika Widyani; Margaretha Sandi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.10015

Abstract

Communication is the main tool for humans to convey information, especially for people with disabilities, communication is very much needed so that they can comunicate Communication will support educational patterns and people with disabilities will be able to get the ideal education. The Banten branch of the Sayap Ibu Foundation has a Special School which is an institution that is engaged in providing education for neglected children with special needs, especially persons with disabilities with Cerebral Palsy conditions. The contribution of product design procurement in designing user-based tools in providing educational communication aids for Cerebral Palsy children at the Sayap Ibu Orphanage is an effort to realize the design of assistive devices for independent educational patterns so that they can type with motor limitations in moving their fingers. Trials and fundamental research in multidisciplinary child development and special education combined in the contribution of tactical design, this design product was developed by the principal, therapist, and the writing team to be realized into a useful design product for Cerebral Palsy children in supporting communication in education they received. With the trial & error method that has been carried out by partners, it is developed with detailed mapping of respondent activities that will be made on a 1: 1 scale for educational communication tools, namely Prototype: Fitted Head Pointing Device. The typing aid that is placed on the head and hands due to the limitations of the respondents in moving their fingers is considered very effective in helping them to type and express their limited forms of communication.ABSTRAK:Komunikasi adalah alat dan modal utama untuk manusia dapat menyampaikan informasi, terutama untuk penyandang disabilias komunikasi menjadi sangat dibutuhkan untuk mereka dapat menyampaikan informasi dan mendapatkan informasi. Komunikasi akan menunjang pola edukasi dan penyandang disabilitas akan dapat mendapatkan pendidikan yang ideal. Yayasan Sayap Ibu cabang Banten memiliki Sekolah Sayap Ibu yang merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang terlantar khususnya penyandang disabilitas dengan kondisi Cerebral Palsy. Kontribusi pengadaan produk desain dalam perancangan alat bantu berbasis pengguna dalam penyediaan alat bantu komunikasi edukatif untuk anak Cerebral Palsy Panti Asuhan Sayap Ibu ini adalah upaya mewujudkan perancangan alat bantu untuk pola edukasi mandiri agar mereka dapat mengetik dengan keterbatasan motorik dalam menggerakan jemari tangan mereka. Uji coba riset mendasar dalam multidisiplin tumbuh kembang anak dan pendidikan khusus dipadu dalam kontribusi desain taktis produk desain ini dikembangkan oleh kepala sekolah, terapis, dan tim penulis untuk dapat di realisasikan menjadi sebuah produk desain yang bermanfaat untuk anak Cerebral Palsy dalam menunjang komunikasi di pendidikan yang mereka terima. Dengan metode uji coba (trial & eror) yang telah di lakukan pihak mitra di kembangkan dengan pemetaan detail aktivitas responden akan dibuat dalam skala 1:1 alat bantu komunikasi edukatif yaitu Prototype: Fitted Head Pointing Device. Alat bantu mengetik yang di letakan di kepala dan tangan karena keterbatasan responden dalam menggerakan jemari ini dianggap sangat efektif untuk membantu mereka dapat mengetik dan mengekspresikan bentuk komunikasi mereka yang terbatas
MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI REDESAIN KEMASAN UKM CAP CUS DI JAMBI Rodhiah Rodhiah; Augustina Ika Widyani; Septia Winduwati
PRIMA : PORTAL RISET DAN INOVASI PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 1 No. 1 (2021): DECEMBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.457 KB) | DOI: 10.55047/prima.v1i1.10

Abstract

Strategi inovasi dalam kemasan produk merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Melalui strategi inovasi dari kemasan baik dari sisi desain, warna dan bahan yang digunakan akan meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan. Mitra yang menjadi tempat kegiatan merupakan usaha yang bergerak di bidang kuliner CAPCUS yang merupakan makana ringan stik tempoyak. Berlokasi di Jambi. Kegiatan PKM dilakukan dengan melihat permasalahan UKM terutama dalam hal strategi inovasi kemasan produk. Kondisi ini disebabkan lemah nya pengetahuan mitra tentang desain kemasan, ditambah keterbatasan modal yang dimiliki. Mitra belum mampu untuk membuat desain kemasan yang menarik. Kemasan yang digunakan selama ini belum terlihat bagus, baik dari sisi bahan kemasan, desain, maupun warna. Desain kemasan yang ada, belum menunjukkan nilai jual yang tinggi ke konsumen. Untuk itu pemilik usaha berkeinginan mendapatkan bekal pengetahuan dalam meredesain kemasan dari produk yang dihasilkan. Agar dapar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Metode yang ditawarkan dari kegiatan ini adalah pelatihan dalam meredesain kemasan produk mitra. Hasil kegiatan menujukkan mitra mendapatkan bekal pengetahuan dalam melakukan inovasi pada kemasan produk yang dijual.  
REPETISI MOTIF FLORA DAN FAUNA PADA ELEMEN DEKORATIF DINDING FUNCTION HALL KASTUBA RESORT, LEMBANG Celine Rei; Augustina Ika Widyani
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1439.368 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.16391

Abstract

The increasing number of visitors to Bandung becomes the starting point to re-evaluate the area’s accomodation facilities and services. It is important that a vacation space can help provide maximum assistance and comfort for the guests while at the same time are able to leave a good impression. Kastuba Resort is one of the leading mountain resort at Lembang. One way that can be done to fulfill the need is to design the space whilist implementing decorative elements to the chosen area which is Function Hall. Aside from the ability to gain interest from citizens, it can also give a deeper meaning and sense to the visitors of Kastuba Resort. The methods that is taken to achieve the final result are gathering datas, site observation, processing all the collected informations and drawing sketches. The decorative element was mostly inspired by Sundanese culture and tying it with Kastuba Resort image. The design holds on to the concept of natural, exoticness, traditional, open and exclusive. A final result that creates oneness is achieved by combining Sundanese artistic side which is peacock dance and Kastuba Resort logo itself. Resulting in a design that is unique and authentic. Message that wants to be delivered to the audience is the hope that each individual can be reminded to embrace their own uniqueness like how the peacock embraces its beauty in nature. Whilist the Kastuba flower not only used to exentuate Kastuba Resort image, but also as a reminder to appreciate the beauty of nature. Terjadinya peningkatan jumlah pengunjung ke Lembang sebagai salah satu daerah wisata di kota Bandung, menuntut adanya peningkatan fasilitas dan layanan tempat penginapan agar dapat mengakomodir kebutuhan pengunjung secara maksimal. Kastuba Resort merupakan salah satu tempat penginapan pegunungan terbaik yang terletak di Lembang. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kebutuhan adalah dengan perubahan rancangan interior dengan penerapan elemen dekoratif pada ruang terpilih yaitu Function Hall. Penerapan elemen dekoratif selain dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk berkunjung ke tempat penginapan, dapat memperkuat citra penginapan sehingga memberikan kesan mendalam bagi pengunjung Kastuba Resort. Metode yang dilalui sebelum mencapai hasil akhir adalah pengumpulan data kualitatif yang diikuti dengan observasi lokasi, melakukan pengolahan ide-ide serta sketsa-sketsa. Pengolahan motif elemen dekoratif terinspirasi dari kebudayaan Sunda yang merupakan kebudayaan masyarakat setempat Lembang serta mengikatkannya dengan citra Kastuba Resort. Konsep perancangan yang ingin diterapkan adalah natural, eksotis, tradisional, terbuka dan ekslusif. Motif yang mengikat kesenian budaya Sunda yang terinspirasi dari tarian merak Sunda dan logo Kastuba Resort menghasilkan sebuah karya yang unik dan otentik. Makna yang ingin disampaikan adalah agar para individu mengingat bahwa setiap manusia memiliki keunikan mereka masing-masing yang patut dibanggakan, serta adanya logo Kastuba selain untuk menekankan citra Kastuba Resort tetapi juga sebagai upaya untuk menghargai alam sekitar.
POLA GEOMETRIS ULOS PADA ELEMEN DEKORATIF DINDING BACKDROP LOBBY PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Loretta Milleniuty; Augustina Ika Widyani
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.536 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.16395

Abstract

The Medan City Public Library is a facility owned by the North Sumatra regional government which is intended to increase people's interest in reading which is still very lagging behind compared to other countries. The image of the library as an information and education facility is represented in the lobby area interior as the first area that the public encounters in this library. As a public facility owned by the local government of North Sumatra, the Medan City Public Library also has added value by applying concepts that depart from the local cultural values of North Sumatra. The design of decorative elements placed in the lobby area takes the basic idea of the geometric motif of ulos cloth. Ulos cloth is one of the traditional cultural heritages that has a very high historical value and is identical as a traditional cloth for the people of North Sumatra. Currently ulos cloth has lost its popularity among the younger generation. Even Dutch anthropologists say that the Ulos cloth culture is almost extinct. This study aims to examine how ulos cloth is creatively processed to be applied as a decorative element in the lobby area of the Medan City Public Library. The research method used in this research is descriptive qualitative method, by conveying an assessment of the physical data of the library lobby area to secondary data about design theory and about ulos cloth. The results of this study indicate that the application of geometric motifs of ulos cloth can strengthen the image of the lobby area of the Medan City Public Library as a facility owned by the North Sumatra government.Perpustakaan Umum Kota Medan merupakan fasilitas milik pemerintah daerah Sumatera Utara yang ditujukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang masih sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Citra Perpustakaan sebagai fasilitas informasi dan edukasi direpresentasikan pada interior area lobby sebagai area pertama yang ditemui masyarakat di perpustakaan ini. Sebagai fasilitas umum milik pemerintah daerah Sumatera Utara, Perpustakaan Umum Kota Medan juga memiliki nilai lebih dengan penerapan konsep yang berangkat dari nilai-nilai budaya lokal Sumatera Utara. Desain elemen dekoratif yang diletakkan di area lobby mengambil ide dasar dari motif geometris kain ulos. Kain Ulos adalah salah satu peninggalan budaya tradisional yang memiliki nilai kesejarahan yang sangat tinggi dan identik sebagai kain adat bagi masyarakat Sumatera Utara. Saat ini kain ulos telah kehilangan popularitasnya di kalangan generasi muda. Bahkan antropolog Belanda mengatakan bahwa budaya kain Ulos sudah hampir punah. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji bagaimana kain ulos diproses secara kreatif untuk diterapkan sebagai elemen dekoratif di area lobby Perpustakaan Umum Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dengan menyampaikan penilaian terhadap data fisik area lobby perpustakaan terhadap data sekunder tentang teori desain dan tentang kain ulos. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan motif geometris kain ulos dapat memperkuat citra area lobby Perpustakaan Umum Kota Medan sebagai fasilitas milik pemerintah Sumatera Utara. 
PERPADUAN KONSEP LOKAL SUNDA DAN MILENIAL PADA DINDING LOBBY MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Janice Kristin; Augustina Ika Widyani
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.911 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17464

Abstract

Decorative element isa part of the interior with aesthetics value and designed to increase interior value. In addition to adding aesthetic value, it can also fulfill the functional aspects of the interior. The decorative elements that will be placed in the lobby area of the Bandung Geological Museum must be designed properly so that they can represent the image of the museum, the local Sundanese concept according to its nickname as the Bandung History Icon, and adapt to the lifestyle and desires of millennial society. Something new and unique that is placed in the first area which is reached by museum visitors, it will increase the interest and curiosity of every visitor. It can also attract the attention of other people who have not come yet. This article aims to explain how the application of local Sundanese concepts combined with millennial concepts to form a new pattern that is applied to decorative elements in the lobby area of the Bandung Geology Museum. The method consists of 2 stages, analysis - programming and synthesis - schematic design. The analysis process resulted in the formation of a new pattern that adapted the local Sundanese concept, namely TariJaipongan combined with the meaning of Bandung Geological Museum logo, as well as the application of colors adapted to the Bandung Geological Museum logo to strengthen the museum's image. This decorative element is expected to attract more people to visit one of the most famous museums in Bandung.