Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KONDISI DAN MANFAAT LANGSUNG EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DESA PENUNGGUL KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN Sofian, Achmad; Harahab, Nuddin; Marsoedi, Marsoedi
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 2, No 2 (2012): EL-Hayah (Vol 2, No 2, Maret 2012)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v2i2.2208

Abstract

Hutan mangrove memiliki manfaat dan fungsi ekologi dan ekonomi yang sangat strategisbagi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) kondisi hutanmangrove Desa Penunggul dan 2)manfaat langsung dari ekosistem hutan mangrove DesaPenunggul Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Dessember 2011- Januari 2012.Pengumpulan data diperoleh dari pengamatan langsung, wawancara dengan masyarakatdan pemerintah desa dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian hutan mangroveDesa Penunggul merupakan hutan hasil penanaman dan bukti keberhasilan upayapenyelamatan lingkungan pantai oleh masyarakat. Terdapat dua jenis mangrove yaituRhizophora sp and Avicennia sp. Rhizophora sp mendominasi ekosistem mangrove di DesaPenunggul. Manfaat langsung ekosistem hutan mangrove terdiri dari bibit mangrove,perikanan (kerang, kepiting dan rajungan), dan pendidikan dan pariwisata.
Karakteristik Fisiko-Kimia Dan Proses Produksi Pakan Apung Ikan Lele (Clarias sp.) Mohammad Sayuti; Larasati Rama Dewi; Achmad Sofian
PELAGICUS Volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v3i1.10485

Abstract

Salah satu komoditas unggulan pada budidaya ikan air tawar adalah ikan lele. Proses budidaya ikan lele membutuhkan ketersediaan pakan. Kebutuhan pakan masih didominasi pakan komersil dengan harga yang tinggi. Pakan buatan menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pakan budidaya ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan dan kualitas yang terkandung pada pakan apung untuk ikan lele. Penelitian dilaksanakan dari 01 Maret 2021 sampai 30 Mei 2021 di KUB Timoer Mandiri, Jember, Jawa Timur. Observasi langsung dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan pakan. Pengujian pakan apung dilakukan dengan uji proksimat dan uji fisik pakan. Pengujian proksimat pada bahan dan pakan yang diproduksi sesuai standar AOAC 2005. Pengujian fisik pakan meliputi pengujian warna, bau, lama mengapung, kecepatan tenggelam, daya apung dan pengujian stabilitas pakan yang dilakukan tanpa aerator. Proses produksi pakan apung ikan lele meliputi persiapan bahan, penepungan, formulasi pakan, penimbangan, pencampuran, pencetakan, pengeringan, pendinginan, pengepakan dan penyimpanan. Hasil pengujian proksimat bahan baku pakan sudah memenuhi untuk pembuatan pakan. Pakan apung ikan lele memiliki kandungan protein 31.17%, abu 6.86%, lemak 5.29%, serat 6.17%, air 10.35%, BETN 39.76%, gross energy 3.891,43 Kcal/kg pakan dan digestible energy 31.131.419 Kcal/kg pakan. Pakan apung memiliki warna coklat cerah, bau menyengat, lama mengapung 424 menit, kecepatan tenggelam 0.39 cm/detik, daya apung 100% dan pakan hancur di dasar pada menit 480. Pakan apung ikan lele yang dihasilkan memiliki kualitas baik fisik dan kimia yang menyerupai dengan pakan komersial.
Evaluasi Kondisi Ekosistem Mangrove Angke Kapuk Teluk Jakarta dan Konsekuensinya Terhadap Jasa Ekosistem Achmad Sofian; Cecep Kusmana; Akhmad Fauzi; Omo Rusdiana
Jurnal Kelautan Nasional Vol 15, No 1 (2020): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.418 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v15i1.7722

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki sejumlah manfaat dan jasa ekosistem, namun keberadaannya terus memperoleh tantangan dan tekanan akibat aktivitas di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi ekosistem mangrove dan konsekuensinya terhadap jasa ekosistem di kawasan ekosistem Mangrove Angke Kapuk Teluk Jakarta. Kondisi ekosistem dianalisis dengan mengkaji tutupan lahan dan tingkat kekritisan lahan mangrove menggunakan citra SPOT 6 dan Sistem Informasi Geografi, sedangkan konsekuensinya terhadap jasa ekosistem dikaji dengan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan luasan ekosistem Mangrove Angke Kapuk sebesar 291,17 ha dengan tingkat kerapatan 272,79 ha jarang, 16,83 ha sedang dan 1,54 ha lebat. Ekosistem mangrove yang masih terlihat terjaga sebagian besar berada pada kawasan Suaka Marga Satwa Muara Angke dan Hutan Lindung Angke Kapuk, meskipun demikian posisinya sangat dekat dan berada diantara kawasan permukiman dan infrastruktur lainnya. Kondisi kawasan ekosistem Mangrove Angke Kapuk berdasarkan tingkat kekritisan lahan mangrove terkategori rusak 272,79 ha dan 18,38 ha terkategori tidak rusak. Kawasan ekosistem Mangrove Angke Kapuk berpotensi terus mengalami tekanan terutama disebabkan aktivitas dari area terbangun di sekitarnya. Kondisi tersebut juga akan berkonsekuensi terhadap menurunnya jasa ekosistem yang tersedia. Jasa ekosistem mangrove yang sediakala masih dirasakan menjadi semakin berkurang atau bahkan hilang sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kerugian ekonomi dan ancaman bencana. Keberadaan kawasan ekosistem Mangrove Angke Kapuk di pesisir utara Jakarta perlu mendapat perhatian karena masih berkontribusi memberikan jasa ekosistem dan menjaga kelestarian lingkungan.
The Pemberian Keterampilan Budi Daya Ikan dalam Ember (Budikdamber) di Kelurahan Saoka, Tanjung Kasuari, Kota Sorong Agung Setia Abadi; Ernawati Ernawati; Intanurfemi Bacandra; Hismayasari Hismayasari; Mohammad Sayuti; Achmad Sofian; Kadarusman Kadarusman; Achmad Suhermanto; Saidin Saidin
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2022): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.8.2.175-181

Abstract

The Covid-19 pandemic that occurred in Indonesia and even the world caused a decline in people’s income because several work sectors experienced disruption. The aim of providing fish farming skills in buckets (Budikdamber) will be an alternative source of income for the people of Saoka Village, Tanjung Kasuari, Sorong City in the midst of pandemic. A site survey was conducted to determine the place and to find participants in the activity. The service process is carried out in two stages, namely The provision of Budikdamber material is carried out online, while the practice of making Budikdamber is carried out offline. A total of 1200 catfish were stocked in 6 buckets which reselted in a total fish survival rate of 60%. The results obtained by catfish that are kept are able to live and grow even though there is death in the fish. After four months of rearing. The fish can be sold whit a yield of 112 kg whit a selling price of IDR 35,000/kg, whit a total income of IDR 3,920,000. This shows that the tarining is able to provide an alternative source of income for the people of Saoka Village.
The potential of Barringtonia asiatica Biopesticide from Papua to Eradicate Pests in Aquaculture Achmad Suhermanto; Fabian Ardianta; Murtihapsari Murtihapsari; Achmad Sofian
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Sorong Marine and Fisheries Polytechnic, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ja.v11i01.335

Abstract

Saponins are compounds derived from plants that are currently widely used in aquaculture for aquatic pest control. In this study, potential saponin components extracted from fish poison tree (Barringtonia asiatica), which is widely dispersed in tropical areas worldwide, were characterized. Saponin properties were obtained from seeds and leaves by extraction and spectrophotometric methods. To test its properties, four different concentrations of saponin extracts, namely 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, and 40 ppm, were applied in four trials containing 20 tilapias each. An unexpected result was obtained and proved that the saponins extracted from the seeds of the fish poison tree proved to be significantly more effective than the saponins extracted from the peel of its fruit to eradicate pest in pond. The results also revealed that the lethal dose of saponins reached higher level at a concentration of 40 ppm. It can be concluded that fish poison tree as a poisonous tree plays an important role in ensuring the sustainability of saponin stocks. The use of natural materials such as fish poison tree as a biopesticide has the potential to minimize environmental damage and reduce costs for aquaculture.
The potential of Barringtonia asiatica Biopesticide from Papua to Eradicate Pests in Aquaculture Achmad Suhermanto; Fabian Ardianta; Murtihapsari Murtihapsari; Achmad Sofian
Jurnal Airaha Vol 11 No 01: June 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.155 KB) | DOI: 10.15578/ja.v11i01.335

Abstract

Saponins are compounds derived from plants that are currently widely used in aquaculture for aquatic pest control. In this study, potential saponin components extracted from fish poison tree (Barringtonia asiatica), which is widely dispersed in tropical areas worldwide, were characterized. Saponin properties were obtained from seeds and leaves by extraction and spectrophotometric methods. To test its properties, four different concentrations of saponin extracts, namely 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, and 40 ppm, were applied in four trials containing 20 tilapias each. An unexpected result was obtained and proved that the saponins extracted from the seeds of the fish poison tree proved to be significantly more effective than the saponins extracted from the peel of its fruit to eradicate pest in pond. The results also revealed that the lethal dose of saponins reached higher level at a concentration of 40 ppm. It can be concluded that fish poison tree as a poisonous tree plays an important role in ensuring the sustainability of saponin stocks. The use of natural materials such as fish poison tree as a biopesticide has the potential to minimize environmental damage and reduce costs for aquaculture.
EDUKASI PENANGANAN PENYU HIJAU (Chelonia mydas) TERLUKA AKIBAT PENANGKAPAN LIAR OKNUM MASYARAKAT KELURAHAN SUPRAU Mohammad Sayuti; Ferliana Widasari; Ahmad Junaidi; Agung Setia Abadi; Achmad Sofian
Buletin SWIMP Vol 1 No 02: November 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1225.736 KB) | DOI: 10.15578/bs.v1i02.12

Abstract

The number of turtle populations from year to year has decreased. One of the causes is the arrests made by the community for consumption purposes. On April 29, 2021, a green turtle was eaten by the Directorate of Polair, Sorong City, with an injured condition that will be used as food for consumption. The purpose of this activity is to educate the public on the handling of injured turtles and socialize related to turtle conservation. The method of turtle handling activities is direct daily care with medication and turtle feeding programs, while socialization activities are carried out with mini workshops attended by representatives of the Marine and Fisheries Resources Supervisor,  Sorong Marine and Fisheries Polytechnic, Directorate of Polair Sorong City, West Papua Natural Resources Conservation Center, Sorong District Court, Sailing Science Education and Training Center, Sorong City Fisheries Service, Papua Turtle Foundation, Conservation International (CI) and Nusantara Nature Conservation Foundation and public figure. The results of the activities for handling injured turtles, healthy turtles returned with dry wounds so that the turtles could be released into the wild. The socialization activity went smoothly with increasing understanding regarding the importance of turtle conservation by the community by signing a Memorandum of Understanding related to turtle conservation.
Tilapia Aquaculture (Oreochromis niloticus) by Using Minapadi System: Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dengan Menggunakan Sistem Minapadi Indra Kristiana; Ega Aditya Prama; Gusti Nu’man Amir; Muhammad Akbarurrasyid; Achmad Sofian; Wahyu Puji Astiyani; Dinno Sudinno; Vini Taru Febriani Prajayati; Atiek Pietoyo; Rani Rehulina Tarigan; Irvan Firman Syah
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 6 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i6.15253

Abstract

High tilapia production indicates high demand,therefore it is necessary to produce tilapia in a sustainable manner. Sustainable tilapia production can be fulfilled through fish farming activities with various aquaculturemethods and systems. One of the integrated systems of tilapia aquaculturecan becarried out through minapadisystem.This community service activity (PKM) aims to increase the productivity of paddy fields so that they can be utilized for the production of agricultural products and for fish production through the minapadi aquaculturesystem in Karangkamulyan Hamlet, Cintakarya, Parigi, Pangandaran. The stages of this activity include: (i) planning and presentation of tilapia aquacultureusing the minapadi system; (ii) creating a minapadi system that integrates tilapia aquaculturewith rice; (iii) monitoring the growth of cultivated tilapia fish; and (iv) evaluation of activities related to the perceptions of the target community and the results of monitoring the growth of tilapia cultivated using the minapadi system. The results of monitoring fish growth obtained an absolute weight of 65,86 grams, while an absolute length of 7,86 cm and a specific growth rate of 3,84% per day. The results of monitoring water quality during maintenance were obtained, pH value 7 –7,9; temperature (26-34)oC and DO values (3,1 –11,3) mg/l. The results of monitoring and evaluation can be concluded that Cintakarya Village, which is included in the Parigi District, has the potential to develop tilapia aquaculturewith the minapadi system. This is shown by the enthusiasm of the cultivators while participating in PKM activities and being supported by natural resources that are suitable for the aquacultureof the minapadi system
PEMANFAATAN SILASE DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM FORMULASI PAKAN TERHADAP EFISIENSI NUTRIEN DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Muhammad Akbarurrasyid; Vini Taru Febriani Prajayati; Achmad Sofian; Dinno Sudinno; Ega Aditya Prama; Wahyu Puji Astiyani; Indra Kristiana
Jurnal Perikanan Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i2.539

Abstract

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan bahan baku lokal yang memiliki kandungan protein nabati sebesar 21,49% sehingga dapat dijadikan alternatif dalam penyusunan formulasi pakan buatan. Potensi penggunaan daun kelor sebagai bahan baku dalam formulasi pakan dapat dilakukan dalam bentuk silase. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan dan persentase silase daun kelor dalam formulasi pakan terhadap efisiensi nutrient dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilakasana dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Penelitian dilakukan dengan mengindetifiksi potensi silase daun kelor, persiapan pakan perlakuan dan uji biologi terkait efesiensi nutrient dan pertumbuhan ikan nila. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan silase daun kelor memiliki potensi yang sama seperti pakan komersial terhadap efisiensi nutrient dan pertumbuhan ikan nila. Nilai efisiensi nutrient tidak menunjukan perbedaan signifikan antara pakan formulasi silase dan tanpa silase daun terhadap rasio konversi pakan dan retensi energi (P>0.05), sebaliknya mengalami perbedaan signifikan terhadap rasio efisiensi protein (P<0.05). Pertumbuhan ikan nila yang diperoleh tidak menunjukan perbedaan signifikan antara formulasi silase dan tanpa formulasi terhadap pertumbuhan bobot mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) dan tingkat kelangsungan hidup (P>0.05), hal ini menujukan bahwa kualitas pakan formulasi silase sama dengan pakan tanpa formulasi tapi memiliki tingkat rasio efisiensi protein yang rendah.