Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN BALE BANJAR SEBAGAI RUANG KREATIVITAS ANAK MUDA DI KOTA DENPASAR Anak Agung Ngurah Anom Sanjaya; I Nyoman Harry Juliarthana
Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 1 No 1 (2019): Transformasi Ruang Budaya
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/space.v1i1.261

Abstract

Ruang publik merupakan salah satu ruang yang bisa dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas kreatif warga kota.Landry, (1995) berpendapat bahwa ruang publik dapat menjadi salah satu tempat mengakomodasi kreativitas. KotaDenpasar dengan pemanfaatan ruang yang cukup beragam sejatinya banyak memiliki ruang-ruang publik yang belumterpikirkan dan dapat dimanfaatkan fungsinya sebagai wadah aktivitas kreatif warga kotannya. Bale banjar merupakansalah satu ruang publik yang dimiliki di Kota Denpasar selain ruang publik berupa ruang terbuka hijau yang dapatdimanfaatan sebagai wadah aktivitas kreatif warga Kota Denpasar khususnya anak-anak muda. Dilihat dari fenomenayang sudah dijabarkan sebelumnya, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi lebih mendalam mengenai sejauh manaruang di bale banjar bisa dimanfaatkan sebagai ruang kreativitas dan apa saja bentuk kreativitas yang dapat ditampungdi bale banjar serta bagaimana arah pengembangan pemanfaatan ruang di bale banjar sebagai ruang kreatif anak-anakmuda di Kota Denpasar, dan nantinya dapat dilihat juga sejauh mana peranan Banjar sebagai ruang kreativitas dalammenunjang Kota Kreatif di Kota Denpasar. Cakupan amatan penelitian ini nantinya akan difokuskan di beberapa titiktitik kawasaan yang mencakupi beberapa bale banjar yang mengalami fenomena pemanfaatan fungsi ruang banjarsebagai ruang kreativitas sesuai dengan spasial tata guna lahan di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode delphi, dengan mengambil beberapa titik-titikbale banjar yang mencakupi beberapa kawasan berdsarkan spasial tata guna lahan di Kota Denpasar. Teknik analisisdeskriptif kualitatif dan analisis metode delphi dimana pada prinsipnya metode delphi merupakan teknik peramalanintuitif yang digunakan untuk mencapai suatu konsesus dari suatu kelompok ahli (expert). Berdasarkan hasil penelitianditemukan bahwa (1), Dari 9 (sembilan) titik bale banjar yang diteliti menunjukan bahwa keberagaman aktivitas/kegiatan kreatif anak muda sangat beragam hal ini dikarenekan oleh pemanfaatan lahan dan pengaruh aktivitasdilingkungan sekitar kawasan bale banjar, seperti ; Bale banjar di kawasan permukiman, Bale banjar di KawasanPariwisata, Bale banjar di Kawasan Perdagangan Jasa dan Pemerintahan /Perkantoran. (2), Wantilan dan natahmerupakan ruang-ruang yang lebih sering dimanfaatkan sebagai wadah kreativitas anak-anak muda. (3), Bale banjarsangat berperan sebagai wadah aktivitas kreatif anak-anak muda di Kota Denpasar. Dilihat dari banyaknya aktivitasdan proses kreatifitas yang dapat ditampung didalam ruang bale banjar berupa aktivitas-aktivitas kreatif menunjukkanbahwa bale banjar mewadahi dan menyedikan ruang-ruang aktivitas kreatif anak-anak muda di Kota Denpasar
PERAN SUBAK DALAM MENGURANGI ALIH FUNGSI LAHAN DI KELURAHAN PENATIH, KOTA DENPASAR K. Raditya Krisna Dipayana; I Nyoman Harry Juliarthana
Pranatacara Bhumandala: Jurnal Riset Planologi Vol 2 No 2 (2021): Pranatacara Bhumandala: Jurnal Riset Planologi
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.027 KB) | DOI: 10.32795/pranatacara_bhumandala.v2i2.2228

Abstract

Subak is a community organization that functions to regulate the distribution system of irrigation flows that irrigate each plot of rice fields. Based on data from the Denpasar City Agriculture Office, the area of ​​rice fields in 2017 reached 2,464 hectares. Then, in early 2018 it became 2,444 hectares, or shrunk by 20 hectares. Therefore the authors conducted research on; First, identify the role of subak in reducing land use change that occurs in Penatih Village with its 3 subaks included in the government program, namely sustainable subak; Second, investigate what factors can reduce land conversion in Denpasar City, especially in Penatih Village. The purpose of this study was to determine the role of subak in reducing land conversion in Penatih Village and the dominant factors that play a role in reducing the rate of land conversion. Using descriptive qualitative and quantitative methods, this study found that subak has an important role in reducing the rate of land use change. This can be seen from the mindset that Subak already knows what land is and land use change. From the technology of rice fields, it is also currently easier for Subak to manage agricultural land. Now, how can Subak apply the existing and mutually agreed upon awig - awig to reduce land conversion and plan to develop the existing potential so that the income of farmers will increase. The dominant factors that play a role in reducing land use change are the rice field technology factor from the mindset subsystem, the awig - awig factor and subak organization from the social subsystem, and the suitability of land and rice fields from the physical subsystem.