Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FACTORS CAUSING URBAN LIFE DISRUPTIONS Yudha Pracastino Heston; Bakti Setiawan; Deva Fosterharoldas
Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 3 No 2 (2021): Pengembangan Wilayah dan Pariwisata
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/space.v3i2.1742

Abstract

Urbanism happened in the city causes smart urbanism as a result of the development of smart technology applied in the urban areas. Urban hardware, urban software, and urban actors are those three main components that form urbanism. Similarly, platform has spatial, economic, and political service effects. The study was conducted in Yogyakarta. It is quantitative study. Random sampling was applied to select the respondents for the study. The questionnaire was created in googleform and distributed through WhatsApp. There were 64 respondents in this study. The result of the study shows that community members had been involved in planning and implementing program and activities for Covid-19 handling. Community members provide useful information related to Covid-19 handling such as providing information about positive cases and travellers who arrived in their neighbourhood. Community members were also involved in giving opinions and ideas for preventing and handling Covid-19 especially in their neighbourhood.
Peran Stakeholder Pada Placemaking Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi Erna Falina; Bakti Setiawan
REKA RUANG Vol 3 No 2 (2020): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v3i2.2079

Abstract

Ada banyak bermunculan kampung tematik pada berbagai kota di Indonesia dengan tema yang berbeda-beda. Dua diantaranya adalah Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi di Kota Malang yang sebelumnya merupakan permukiman kumuh di bantaran Sungai Brantas. Keduanya merupakan pelopor kampung tematik yang diinisiasi oleh masyarakat. Penerapan konsep placemaking pada kedua kampung tersebut menimbulkan dampak positif bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya yang pada akhirnya menjadikan kedua kampung tersebut sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Malang. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran stakeholder yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran stakeholder tersebut, pada placemaking Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus melalui analisis penjodohan pola dari unit informasi yang diperoleh dengan proposisi yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa stakeholder yang terlibat dalam placemaking Kampung Warna Warni berasal dari berbagai kalangan, antara lain akademisi, pemerintah, swasta, seniman, tokoh masyarakat, komunitas sosial, dan warga setempat. Masing-masing stakeholder mempunyai peran yang berbeda yang dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori, antara lain inisiator, koordinator, fasilitator dan implementer.
IMPLEMENTASI PEMERATAAN PEMBANGUNAN DENGAN HOTEL TENTREM DAN ZEST DALAM PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) Safira Zata Iwana; Bakti Setiawan
JURNAL RISET PEMBANGUNAN Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36087/jrp.v4i1.85

Abstract

Pemerataan telah digaungkan sebagai jargon baru dalam pembangunan, baik pembangunan pusat kota maupun kawasan pinggiran kota. Kota Yogyakarta memenuhi pembangunan perkotaan dengan membuka keran investasi bagi perusahaan yang dapat mendukung kegiatan pariwisata di dalam kota. Salah satunya adalah izin pembangunan hotel. Proses ini tidak terlepas dari keberadaan hotel sebagai perusahaan sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang diharapkan dapat mendukung pemerataan pembangunan di wilayah sekitarnya. CSR itu sendiri harus meningkatkan perekonomian, kualitas lingkungan, dan kualitas sosial masyarakat secara merata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan responden yang dianggap kompeten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelaksanaan program CSR di kedua hotel tersebut. Perbedaan bintang yang dimiliki kedua hotel tidak menjamin pemerataan pembangunan; penyebab internal dan eksternal lainnya mempengaruhinya. Sebagian besar program yang dihasilkan merupakan program jangka pendek dan bukan program pemberdayaan masyarakat, sehingga proses pemerataan pembangunan melalui program CSR belum tercapai.
PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KALIWLINGI KABUPATEN BREBES Kiki Luqmanul Hakim; Bakti Setiawan; Gunung Radjiman
Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol 4 No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manfaat ekosistem hutan mangrove (ekonomis dan ekologis) sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masyarakat (khsusunya masyarakat pesisir), sedangkan di pihak lain ekosistem hutan mangrove bersifat rentan (fragile) terhadap gangguan dan cukup sulit untuk merehabilitasi kerusakannya (Mahmud (2002) dalam Harahab (2010)). Namun, upaya rehabilitasi kerusakan ekosistem hutan mangrove di Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes berakhir dengan keberhasilan. Keberhasilan pengelolaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes ditunjukan dengan indikator meningkatnya luas dan kerapatan hutan mangrove serta meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan hutan mangrove, mengetahui partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove dan mengkaji keberlanjutan pengelolaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang secara langsung berperan sebagai pelaku dalam memanfaatkan kawasan mangrove sebagai mata pencahariannya, responden dilakukan secara purposive sampling. Sedangkan teknik analisis yang digunakan yaitu, analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi hutan mangrove di Desa Kaliwlingi mengalami peningkatan luas sebanyak tiga kali lipat dari sebelum adanya upaya rehabilitasi dari masyarakat dengan kerapatan tinggi. Tingkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi pada kategori tinggi (citizen power), yaitu kontrol penuh oleh masyarakat di setiap tahapan pengelolaan hutan mangrove (perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pemantauan/evaluasi). Jenis partisipasi yang disumbangkan masyarakat dalam bentuk pikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyrakat dalam pengelolaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi terbagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor internal individu, faktor internal kelompok dan faktor eksternal. Faktor internal individu terdiri dari pekerjaan, pengetahuan/pengalaman dan manfaat yang diperoleh; faktor internal kelompok terdiri dari solidaritas antar anggota kelompok dan kepemimpinan ketua kelompok; serta faktor eksternal terdiri dari program pemerintah dan komunikasi yang baik antar stakeholder.
Impact of slum upgrading to river water quality in Yogyakarta city, Indonesia Endar Rohmadi; Masahiko Sekine; Bakti Setiawan
Jurnal Teknosains Vol 12, No 1 (2022): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/teknosains.78952

Abstract

Due to a lack of proper sanitation services, the disposal of residential wastewater from slum areas has become one of the river pollution contributors. In Yogyakarta slums were concentrated along the riverbanks of the Winongo, Code and Gajahwong rivers. Due to slum upgrading, slums have declined from 264.5 ha to 114.72 ha between 2016 and 2020. This research aims to determine the correlation between slum upgrading and river water quality. The data was acquired from the Government of Yogyakarta City, Indonesia, and examined using ten water parameters from 2013 to 2021. Using Pearson Correlation Coefficient and Spearman Rank, it was found that population density positively correlated with Total Coliform and Fecal Coliform (p<0.05). It was also seen that the slum ratio showed a positive correlation with BOD, COD, TSS, pH, and NH3-N (p<0.05). The number of WWTP had a positive correlation with PO4-P (p= 0.037), whereas the number of connected houses to WWTP reported a positive correlation with P04-P (p=0.028). In addition, a significant decrease in BOD, COD, NH3-N, pH, and TSS were found using the Paired t-test and the Wilcoxon Signed-Rank test. (p<0.05). Slum upgrading notably reduced organic pollutants and suspended solids. However, the performance of WWTP did not perform a maximal contribution to reducing PO4-P and Coliform; therefore, it is necessary to improve the performance. This study might be used to enhance the river and urban management in Yogyakarta City.
Pengaruh Program KOTAKU terhadap Pengentasan Kemiskinan di Kelurahan Selumit Pantai Fadhilah Fadhilah; Bakti Setiawan
TATALOKA Vol 24, No 2 (2022): Volume 24 No. 2, May 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.24.2.84-100

Abstract

Permukiman kumuh dan kemiskinan merupakan masalah perkotaan yang muncul akibat laju pertumbuhan penduduk perkotaan yang tumbuh pesat. Keduanya berkaitan dan berkorelasi positif. Disisi lain, pemerintah Indonesia telah mencanangkan program penanganan permukiman kumuh sejak tahun 1969 yang ternyata belum tuntas hingga saat ini. Padahal kemiskinan Indonesia telah memiliki tren menurun selama 15 tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi capaian Program KOTAKU di Kelurahan Selumit Pantai dan pengaruhnya terhadap pengentasan kemiskinan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deduktif. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei instansional, wawancara mendalam, dan pengamatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian Program KOTAKU di Kelurahan Selumit Pantai secara umum sangat baik. Aspek yang memiliki capaian tertinggi adalah aspek infrastruktur dasar sebesar 35,2%. Selanjutnya secara berurutan yaitu aset 25,35%, kualitas bangunan rumah 15,5%, pengeluaran 12,67%, dan pendapatan 11,26%. Capaian program bertujuan untuk menjembatani pengaruh program terhadap kemiskinan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Program KOTAKU memiliki pengaruh yang tidak langsung terhadap pengentasan kemiskinan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah peran ketua RT, partisipasi masyarakat, sosial/keluarga, kesadaran warga, keterbatasan lahan, bencana kebakaran, dan tipologi wilayah.
Co-citation Analysis on Popular References Regarding Cross-Border Tourism Elvis Salouw; Bakti Setiawan; Ahmad Sarwadi
Khizanah al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Vol 11 No 1 (2023): June
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/kah.v11i1a1

Abstract

Cross-border tourism (CBT) is a new discourse that attracts the attention of researchers from various scientific fields. Along with the development of CBT research, it is necessary to map and trace references related to CBT so that it becomes a reference in research. To that end, using bibliometric analysis by analyzing 334 articles, the study aimed to answer the question; Who is the most influential author in the CBT study? What are the most cited references in studies on CBT? In the Scopus database, what are the most cited journals? Specifically, the study used co-citation analysis to map important references, as well as journals that have a broad influence on CBT topics. Data visualization in this study used VOSViewers as well as content analysis of several related documents. The results of the study showed that the most widely used reference in publications related to CBT is D. J. Timothy's book. The study also emphasizes that Timothy is the most popular author in the discourse on CBT. In addition, in CBT publications, the most influential journal is Tourism Management. This study has implications for researchers who want to conduct studies on CBT in determining references and determining destination journals.
KONSEP PENGGUNAAN RUANG DI KAWASAN ULEE LHEUE KOTA BANDA ACEH SEBAGAI RECREATIONAL WATERFRONT Maulana Rahmat; Bakti Setiawan; Atrida Hadianti
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Vol 3 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu (LP3) ITERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jppk.v3i1.1163

Abstract

One of the areas that are planning and developing this public space is the Ulee Lheue Beach area. This can be seen from the infrastructure development that the government is trying to make use of the area. This study aims to see the conceptual success of the use of regional space. This research uses the descriptive quantitative deductive method. The scope location of the research object is the Ulee Lheue seaside area. The data obtained for research are questionnaires, interviews, and secondary data. The sample used in this research is a proportional random sampling method. The principle of coastal urban planning is the basis for urban or regional planning, which includes various considerations and planning components for the success of a good city or region. The principle regarding the concept of a recreational waterfront area by the beach of Ulee Lheue which is very successful relates to the interest of the people of Banda Aceh City towards the area by the beach of Ulee Lheue, namely the uniqueness of the area. And what works relates to natural resources, in the form of water quality in the area. While those that are not successful relate to inter-regional integrity within the area.
Pola Perilaku Wisatawan di Pulau Kecil, Studi Kasus: Gili Trawangan, Lombok Maulina Nur Fitria; Bakti Setiawan
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7670

Abstract

Gili Trawangan dengan luas 340 ha merupakan kawasan pariwisata memiliki potensi wisata utama yaitu pariwisata alam perairan yang didalamnya terdapat berbagai aktifitas air sebagai atraksi utama. Pertumbuhan penduduk menghasilkan tekanan baik dari proses alam dan aktifitas manusia dengan batasan dan seting ruang yang tersedia dapat mengatur perilaku dan memunculkan kemudahan interaksi sebagai salah satu daya tarik kebudayaan setempat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pola perilaku wisatawan di Gili Trawangan dilihat dari pergerakan dan aktifitas yang dilakukan di kawasan pulau yang sesuai dengan waktu dan tempat berlangsungnya kegiatan di kawasan pulau. Metode penelitian menggunakan metode pemetaan perilaku (behaviour mapping) yang dilakukan dengan observasi lapangan berdasarkan person centered maps, place centered maps dan time budget. Hasil pemetaan ditemukan pola perilaku dan rangkaian aktifitas berkembang secara sentralisasi di sepanjang pesisir pantai area pelabuhan dengan perkembangan faasilitas atraksi dan amenitas berpusat di area tersebut disebabkan akomodasi wisata yang cenderung strategis, lengkap serta memiliki aksesibilitas yang mudah dalam menuju antar berbagai fasilitas.