Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HERBAL DARI TANAMAN GAHARU DI KELURAHAN LAMBUNG BUKIK KOTA PADANG Benni Satria; Nilla Kristina; Afrima Sari; Indra Dwipa; Armansyah Armansyah; Syahyana Raesi; Ferry Lismanto Syaiful; Trizelia Trizelia
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 3 No 3 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v3i3.427

Abstract

The majority of Lambung Bukik Village people, Pauh Subdistrict, Padang City, make a living from farming horticultural crops, secondary crops, forest plants (Sungkai and gaharu) and raising cattle and chickens. The Sungkai Permai Farmer Group has a 2-5-year-old gaharu tree, the seeds obtained through the Elok Nagari CSR activities of PT Semen Padang. Currently, the agarwood tree has good potential through the inoculation of fungal pathogens on the agarwood tree to form economically valuable sapwood and the use of its leaves as a health drink. This activity aims to: 1). the community knows how to cultivate agarwood plants, know its benefits, and know-how to process parts of the agarwood tree, such as sapwood and leaves, into raw materials for tea drinks, 2). provide special skills for farmer groups members so that they are expected to be used as independent businesses; 3). They empower the community in utilizing empty land through the cropping pattern of aloes agroforestry with plantation crops, 4). as a form of community activity from Andalas University, especially the Faculty of Agriculture. This activity was carried out in the Sungkai Permai Farmer Group, Lambung Bukik Village, Padang City. The Sungkai Permai farmer group has acquired knowledge about gaharu cultivation and tea use through participatory methods and training in the form of demonstrations and demonstration plots by planting approximately 150 gaharu seeds as raw material for tea through an agroforestry pattern. The Sungkai Permai farmer group has acquired knowledge of using the part of gaharu to become aloe tea as a drink and health medicine from the leaves and sap of aloes. The Sungkai Permai farmer group can manage raw materials for gaharu leaves and sap derived from gaharu trees around farmers' land in Limau Manis sub-district, or other areas. They can be a productive business opportunity as tea and medicine in health drinks to improve the community's economy.
Penguatan Industri Pangan Lokal dengan Perbaikan Fasilitas Produksi dan Kemasan untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kemampuan Bersaing Rini Hakimi; Daddy Budiman; Syahyana Raesi
Jurnal Pengabdian Warta Andalas Vol 24 No 2 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

usaha lele asap Sinagri dan usaha lele asap Harsa Agri. Pembinaan dan pendampingan aspek produksi dilakukan dengan memperbaiki tata letak fasilitas/peralatan produksi di ruangan produksi yang disertai dengan pengadaan peralatan produksi berupa alat pengering yang dapat berfungsi juga sebagai pengasap, bak pencucian lele, freezer (lemari pendingin), baskom, sendok penjepit dan sealer. Perbaikan tata letak peralatan belum optimal karena keterbatasan ruangan produksi. Kegiatan pembinaan dan pendampingan aspek produksi yang disertai dengan pengadaan peralatan ini telah mampu meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan produktivitas usaha menjadi 150-180%. Pembinaan dan pendampingan aspek pemasaran melalui perbaikan kemasan yang disertai dengan pembuatan label telah dapat meningkatkan kualitas produk dan memperluas lokasi pemasaran ke beberapa toko, bahkan sudah mencoba untuk memasarkan ke luar provinsi Sumatera Barat. Pembinaan dan pendampingan terkait manajemen usaha telah memberikan pengetahuan tentang perencanaan usaha, mengorganisasikan tenaga kerja, melakukan pencatatan keuangan serta diversifikasi produk. Evaluasi dari kegiatan memperlihatkan bahwa produktivitas usaha mitra meningkat dengan kualitas yang lebih baik dan lokasi pemasaran yang lebih luas. Namun belum seluruh aktivitas transaksi usaha yang dicatat oleh industri.
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN NON JAJAR LEGOWO DI NAGARI KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Syahyana Raesi; Wahyuni Diana Sari; Yusmarni Yusmarni
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research objectives are to compare the cultivation technique of the Jajar Legowo and non-Jajar Legowo rice planting systems and compare the income and profits of both rice planting systems in Nagari Kambang Timur, Lengayang Pesisir Selatan District. This research uses a survey method. This study's results indicate differences in implementing Jajar Legowo and non-Jajar Legowo farming systems. The differences are in the planting system, spacing, the number of seeds used, the use of seeds, the use of fertilizers, and the amount of labor. The production of the Jajar Legowo planting system was 5.435,27 kg, higher than the non- Jajar Legowo planting system of 4.646,32 kg. The income obtained by the Jajar Legowo farmers is Rp.18.329.968,39/Ha/MT higher than the non-Jajar Legowo farmers of Rp. 15.505.373,42/Ha/MT. The profit of the Jajar Legowo rice farming system is higher than the non- Jajar Legowo. The average profit of the Jajar Legowo farming system is Rp. 11.903.093,63/ha/MT, while the profit of the non- Jajar Legowo farming system is Rp. 9.947.382,92/ha/MT. For the R/C ratio, both are equally profitable and feasible to run. The R/C Ratio value of rice farming Jajar Legowo planting system is 1.78, which is higher than the non-Jajar Legowo planting system, which is 1.75. Statistical tests show significant differences between the production, income, and profits of the Jajar Legowo farming system and the non-Jajar Legowo farming system. Therefore,  farmers of the non-Jajar Legowo should consider switching to the Jajar Legowo system.INTISARITujuan penelitian ini adalah membandingkan kultur teknis sistem tanam padi jajar legowo dan non jajar legowo dan membandingkan pendapatan dan keuntungan usahatani padi sistem tanam jajar legowo dan non jajar legowo di Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survey. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan pelaksanaan usahatani sistem tanam jajar legowo dengan non jajar legowo. Perbedaannya dilihat pada sistem tanam, jarak tanam, jumlah penggunaan benih penggunaan bibit, penggunaan pupuk dan jumlah tenaga kerja. Produksi yang dihasilkan sistem tanam jajar legowo 5.435,27 kg lebih tinggi dibandingkan sistem tanam non jajar legowo 4.646,32 kg. Pendapatan yang diperoleh sistem tanam jajar legowo sebesar Rp 18.329.968,39/ha/MT lebih tinggi dibandingkan sistem tanam non jajar legowo sebesar Rp 15.505.373,42/ha/MT. Keuntungan usahatani padi sistem tanam jajar legowo lebih tinggi daripada keuntungan usahatani non jajar legowo. Rata-rata keuntungan usahatani sistem tanam jajar legowo adalah Rp 11.903.093,63/ Ha/MT, sedangkan keuntungan usahatani padi sistem non jajar legowo adalah Rp 9.947.382,92/Ha/MT. Untuk R/C rationya kedua-duanya sama-sama menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Nilai R/C Rationya usahatani padi sistem tanam jajar legowo sebesar 1,78 lebih tinggi dari sistem tanam non jajar legowo yaitu 1,75. Berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani sistem tanam jajar legowo dengan usahatani sistem non jajar legowo, sehingga diharapkan petani padi sistem tanam non jajar legowo mempertimbangkan untuk beralih ke sistem tanam jajar legowo
Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Jagung Manis (Studi Kasus: Usaha F1 Aina Nagari Batu Hampa Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota ) Elva Rahmi Fitri; Zednita Azriani; Syahyana Raesi
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 4 No. 1 (2021): March
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.6 KB) | DOI: 10.32530/jace.v4i1.218

Abstract

The aims of this research were to describe the processing of sweet corn, to analyze the value-added and distribution of value-added becomes peas,corn on the cob,  donuts, grits, and  bakwan  on the business F1 Aina Batu Hampa. This study was conducted  from  March to  April 2016.  The study employed a  case study method.  The study used  Hayami method  in analyzing the value added. The results of this  study showed that the value added generated by Aina F1  was high. It can be seen through the ratio of value added that  is  greater than 40 percent  and varied among products where; 71.76 percents for corn peas, 58.65 percents for corn on the cob, 71.71percents for donuts, 74.40 percents for the grits, and 63,49 percents for bakwan. The product of Sweet corn that generate the highest value added is grits. The ratio of value added can be seen through the margin value distributed in production factors. The highest  of  portion  of value-added received by  the company and the smallest portion  value-added received by the labor.   The largest distribution margin is for the profit of the company. The company's biggest profits come from corn on the cob, followed by grits, peas, donuts, and bakwan. The largest distribution of other input contributions is bakwan, followed by donuts, peas, grits, and  corn of the cob. The distribution of margins received by workers is the smallest part compared to the margins for other input contributions and company profits. The largest distribution is for bakwan , followed by donuts, peas, grits, and corn of the cob.
CHARACTERISTICS OF SOCIAL CAPITAL AGRIBUSINESS MICRO FINANCIAL INSTITUTIONS OF AGRIBUSINESS (MFIA) IN PADANG CITY Devi Analia; Cipta Budiman; Syahyana Raesi; Rika Hariance
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 7, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v7i2.16764

Abstract

The role of social capital in micro-small businesses is very important, especially in Agribusiness Micro Finance Institutions (MFIA). The presence of this LKMA can help small businesses to gain access to better financial services with easier requirements. This study aims to describe how the characteristics of social capital contained in Microfinance Institution of Agribusiness (MFIA). The research was conducted at LKMA in Padang City. The sampling technique used is purposive sampling, namely MFIA whose status is active, legally incorporated and Financial Services Authority (OJK). Data were obtained from two MFIA, namely MFIA Saiyo Sakato in Padang Besi District and MFIA Mutiara Sejati in Koto Tangah District. The research method used was descriptive qualitative by using scoring on aspects of social capital. The results show that the social capital contained in MFIA were aspects of trust, network and norms. The existence and sustainability of LKMA was based on the strength of trust that was built between the management of MFIA and members of MFIA The aspect of network strength that supports the development of MFIA was that its members were scattered in every kelurahan in Padang City. The aspect of social norms that support the sustainability of the MFIA. From the results of this study it is hoped that the power of social capital has a good impact on the sustainability of the agribusiness microfinance institution (MFIA).
Analisis Pengelolaan Air Dalam Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Yang Areal Airnya Melimpah Dengan Areal Airnya Kurang Di Kelurahan Kuranji Kota Padang Intan Widia Astuti; Mahdi Mahdi; Syahyana Raesi
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 1, No 2 (2019): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v1i2.140

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  pengelolaan air terhadapa usahatani padi pada areal airnya melimpah dan areal airnya kurang dengan melihat perbandingan pendapatan dan keuntungan petani. Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  tanggal  15  Maret-14  April  2019.  Metode  yang  digunakan  dalam penelitian ini adalah metode survey. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan responden langsung dilapangan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara sensus, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 66 orang. Teknik dianalisis data yaitu untuk tujuan pertama dan kedua   dengan deskriptif kualitatif, untuk tujuan ketiga  dianalisis dengan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan air pada petani areal airnya kurang lebih efesien dibandingkan dengan pengelolaan air petani padi yang melimpah. Pendapatan yang diperoleh petani  areal  airnya  melimpah  sebesar  Rp.  6.892.500  dan  petani  areal  airnya  kurang  memperoleh pendapatan sebesar Rp. 9.517.854.  Sedangkan keuntungan yang diperoleh petani areal airnya melimpah sebesar Rp. 1.470.124 dan petani areal airnya kurang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.770.391. Hasil penelitian menunjukan bahwa petani padi areal airnya kurang lebih menguntungkan dibandingkan petani padi areal airnya melimpah. Dari hasil Uji T dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan keuntungan antara petani Lapau Munggu dan Kayu Bajak. Saran untuk Petani Lapau Munggu lebih memperhatikan lagi pengelolaan air terhadap usahatani, sehingga hasil produksi pada usahatani padi meningkat.Kata kunci : Usahatani padi, Pengelolaan air, pendapatan, keuntunganThis study aims to analyze water management on rice farming in abundant water areas and lack of water area by looking at the comparison of farmers' income and profits. This research was conducted on March 15-April 14 2019. The method used in this study was the survey method. The data used are primary data and secondary data. Data collection is done through interviews with respondents directly in the field using questionnaires as a data collection tool. Sampling in this study was conducted by census, the sample used in this study amounted to 66 people. The data were analyzed for the first and second objectives with qualitative descriptive, for the third purpose analyzed by quantitative. The results showed that water management for farmers in the area of water was less efficient compared to the abundant management of rice farmers. The income obtained by farmers in the area of abundant water is Rp. 6,892,500 and farmers in the water area received less than Rp. 9,517,854. While the benefits obtained by farmers in the area of abundant water is Rp. 1,470,124 and farmers in the water area have not received a profit of Rp. 3,770,391. The results showed that rice farmers in the area of water were more or less profitable than rice farmers in the area of abundant water. From the results of the T Test, it can be concluded that there are significant differences between income and profits between Lapau Munggu and Kayu Bajak farmers. Suggestions for Farmers in Lapau Munggu pay more attention to water management for farming, so that production on rice farming increases. Keywords: Rice farming, Water management, income, profits
Analisis Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sayuran Hidroponik di Kota Padang Cindy Paloma; Syahyana Raesi; Yusmarni Yusmarni
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 6 No. 2 (2023): September
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jace.v6i2.681

Abstract

Hidroponik merupakan sayuran yang mendukung pola hidup sehat masyarakat perkotaan. Supermarket modern menjual produk sayuran hidroponik dari berbagai produsen dengan harga yang bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumen terhadap pengambilan keputusan pembelian sayuran hidroponik di Kota Padang. Penelitian dilakukan bulan April-Mei 2023 di 4 supermarket di Kota Padang, kepada 100 konsumen. Variabel yang digunakan adalah  tahapan proses pengambilan keputusan yang dianalisis dengan statistik deskriptif dari tabulasi distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik konsumen adalah 37% berada pada rentang umur 20-30 tahun, 85% perempuan, berpendidikan dan berpenghasilan tinggi. Perilaku konsumen sayuran hidroponik, dalam pengambilan keputusan dimulai dari tahapan pengenalan kebutuhan, yang mementingkan pola makanan sehat. Tahapan kedua, pencairan informasi dilakukan secara aktif dengan mengunjungi supermarket modern yang ada di kota Padang, karena pentingnya kepedulian konsumen terhadap konsumsi sayuran hidroponik dan keyakinan keaslian produk hidroponik. Tahapan ketiga pada evaluasi alternatif  yaitu alasan tujuan pembelian  menunjang pola hidup  sehat masyarakat perkotaan, tahapan keempat keputusan pembelian sayuran hidroponik frekuensinya lebih dari 3 kali selama satu bulan, dan memilih supermarket modern karena nyaman untuk dikunjungi dan jam operasional supermarket lebih lama. Tahapan kelima perilaku pasca pembelian, konsumen sangat puas terhadap sayuran hidroponik yang ada di supermarket dan 82 persen akan melakukan pembelian secara rutin. Pola hidup sehat pada masyarakat perkotaan melalui konsumsi sayuran hidroponik, mendatangkan manfaat bisnis bagi produsen dan pemasok (supermarket).
Analisis Nilai Tambah Pengolahan Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb) Menjadi Teh Gambir Pada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Sambal di Nagari Talang Maur Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota Febrisa Reflia Putri; Rahmat Syahni; Syahyana Raesi
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 4, No 2 (2022): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v4i2.440

Abstract

n
Analisis Usahatani Bawang Daun (Allium fistulosum L.) di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat Dwi Ayi Fortuna; Syahyana Raesi; Yusmarni Yusmarni
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v4i1.436

Abstract

Petani dalam melakukan suatu kegiatan berusahatani haruslah bekerja secara efisien dan penuh persiapan agar hasil usahatani yang mereka usahakan dapat mendatangkan keuntungan. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kultur teknis dan permasalahan yang dihadapi dalam usahatani bawang daun di Kota Padang Panjang dan menganalisis besarnya pendapatan dan keuntungan dari usahatani bawang daun di Kota Padang Panjang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui tingkat pendapatan, keuntungan, analisa R/C selama satu kali musim tanam. Hasil analisis usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani sampel didapatkan bahwa biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh petani yaitu biaya pembelian mulsa plastik dan pupuk. Pendapatan yang didapatkan petani setiap musim tanamnya adalah sebesar Rp 12.718.622,63 per hektar usahatani sedangkan keuntungan yang didapatkan adalah sebesar Rp 9.044.931,73 per hektar usahatani dengan R/C senilai 1,55. Biaya total dari keseluruhan kegiatan usahatani per musim tanam mencakup biaya yang dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan yaitu sebesar Rp 16.465.439 per hektar usahatani. Permasalahan pada usahatani bawang daun yang dilakukan oleh petani sampel yaitu dari berbagai faktor yaitu faktor iklim yang tidak menentu dengan curah hujan yang cukup tinggi, faktor harga yang tidak tetap, faktor budidaya yang tidak sesuai dengan buku ataupun panduan yang ada yang menyebabkan hasil produksi yang tidak maksimal, faktor kompetisi pemasaran, dan bantuan dari pemerintah setempat.
Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L) Di Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar Wulan Permata; Rina Sari; Syahyana Raesi
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v5i1.456

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar dan terdapat 2 usaha pengolahan daun serai wangi yaitu usaha Bapak Mukhyar dan usaha Bapak Arinal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan daun serai wangi menjadi minyak serai wangi dan menganalisis besarnya nilai tambah serta distribusi nilai tambah dari kegiatan usaha pengolaham daun serai. Metode yang digunakan adalah metode survei. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis besarnya nilai tambah menggunakan metode nilai tambah Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kegiatan pengolahan serai wangi ini memberikan nilai tambah sebesar Rp. 371,35/Kg dengan rasio nilai tambah 27% untuk usaha penyulingan Bapak Mukhyar, dan nilai tambah sebesar Rp. 363,07/Kg dengan rasio nilai tambah 25% untuk usaha penyulingan Bapak Arinal, yang dikategorikan termasuk rasio nilai tambah sedang karena memiliki persentase 15 %-40%. Rendemen usaha Bapak Mukhyar memiliki rendemen 0.85% sedangkan untuk usaha Bapak Arinal 0.88%. Distribusi nilai tambah  pada usaha penyulingan Bapak Mukhyar dan Bapak Arinal yang terbesar diperoleh sumbangan input lain sebesar 37,12% untuk usaha Bapak Mukhyar, sedangkan usaha Bapak Arinal sebesar 42,02%. Untuk keuntungan perusahaan yakni sebesar 36,42% untuk usaha Bapak Mukhyar sedangkan usaha penyulingan Bapak Arinal sebesar 42,01%. Distribusi nilai tambah terkecil terdapat pada pendapatan  tenaga kerja 26,46% untuk usaha Bapak Mukhyar, 15,97% untuk usaha penyulingan Bapak Arinal, sehingga diharapkan agar perusahaan dapat lebih memperhatikan pendistribusian nilai tambah tenaga kerja dengan menyesuaikan upah dan jumlah jam kerja sesuai dengan standar yang ada. Pemerintah juga diharapkan untuk menjaga kestabilan harga minyak serai wangi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang berimbas kepada para pekerja dalam usaha pengolahan serai wangi tersebut.