This Author published in this journals
All Journal Verbum Christi
Jack Kawira
International Reformed Evangelical Seminary

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PANDANGAN ESKATOLOGI INJIL MATIUS 27:51-54 Jack Kawira
VERBUM CHRISTI JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI Vol 2 No 1 (2015): Verbum Christi
Publisher : STTRII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.562 KB) | DOI: 10.51688/vc2.1.2015.art4

Abstract

Matius 27:51-54 memberitahukan kepada kita beberapa peristiwa luar biasa yang terjadi ketika Yesus mati di atas kayu salib. Beberapa teolog mengatakan bahwa kita tidak dapat melihat peristiwa- peristiwa yang dicatat di dalam perikop tersebut benar-benar terjadi secara literal melainkan hanya sebagai konsep teologis yang dinyatakan di dalam peristiwa. Mereka mengatakan karena Matius sebenarnya telah dipengaruhi oleh budaya Helenistik yang kemudian menggunakan perangkat puisi Helenistik untuk menekankan bahwa Raja yang besar telah mati. Tetapi tentu saja pengertian semacam ini akan sangat menjadi ancaman bagi iman Kristen, khususnya mengenai kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus sebagai peristiwa yang terjadi secara literal. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti bagian tersebut sebagai peristiwa yang terjadi secara literal. Kemudian kita akan melihat signifikansi kuasa kematian Tuhan Yesus Kristus yang bahkan memicu kebangkitan dari para orang kudus dan disisi lain bagian ini menjadi fitur baru yang dibawa oleh Matius ke dalam tradisi Sinoptik.
Tinjauan Kristis Pandangan Harfiah Hari Penciptaan Jack Kawira
VERBUM CHRISTI JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI Vol 3 No 1 (2016): Verbum Christi
Publisher : STTRII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.1 KB) | DOI: 10.51688/vc3.1.2016.art1

Abstract

Pemahaman terhadap hari penciptaan di dalam Kejadian 1:1-2:3 telah menuai begitu banyak perdebatan dan argumentasi. Oleh karena itu, studi narasi penciptaan di dalam Kejadian 1:1-2:3 menjadi hal yang sangat penting untuk dapat melihat kembali kekonsistenan penafsiran harfiah terhadap narasi penciptaan di dalam Alkitab. Penafsiran harfiah yang dimaksud adalah penafsiran yang melihat bahwa penciptaan benar-benar terjadi dalam durasi waktu 6 hari normal dengan mengikuti urutan kronologis yang dinyatakan dalam narasi penciptaan mulai dari hari pertama hingga hari keenam, dimana pada hari ketujuh Tuhan memberkati dan menguduskannya, dan yang menjadikan hari ketujuh memiliki aspek harfiah dan tidak harfiah. Selain itu, dengan menyadari banyaknya tantangan dan kritik terhadap penafsiran harfiah, baik dari pendekatan penafsiran tidak harfiah maupun pendekatan ilmu pengetahuan modern, maka pembahasan akan tantangan dan kritik tersebut menjadi sangat penting agar pembahasan penafsiran harfiah menjadi kian limpah.
THE PARADISE IN WILDERNESS: AN EXEGETICAL APPROACH ON MARK 1:9-13 AND ITS SIGNIFICANCE IN CONTEMPORARY SOCIETIES Jack Kawira
VERBUM CHRISTI JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI Vol 3 No 2 (2016): Verbum Christi
Publisher : STTRII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.027 KB) | DOI: 10.51688/vc3.2.2016.art3

Abstract

Adam brings humanity from paradise to wilderness by his disobedience toward God. Since then, humanity endures countless sufferings in this world and eternal damnation because of sin. But Christ as the second Adam brings himself from paradise to wilderness in order to bring his people from wilderness to paradise by his perfect obedience. Since then, his people not only have the assurance of eternal salvation but also have the possibilities to exercise paradise in the wilderness with Him. Even more, by the power of the Holy Spirit, his people will accomplish their calling as disciples by witnessing paradise in the wilderness contemporary societies to point them to Christ. An exegetical approach on Mark 1:9-13 gives us a strong foundation to discuss the nature of wilderness and its challenges, followed by the Paradise motive which is exclusive to Mark. The significance of the discussion will bring light to explain why so many prophets and apostles exercise real joy in the face of great suffering and tribulation. And of course, from the discussion it is also true for his people in the present and future to exercise or even more to bring paradise into the wilderness by the grace of God.
NOMMENSEN'S DIALOGICAL APPROACH: THE APPROPRIATION OF THE BIBLICAL CONCEPT OF "LOVE YOUR GOD AND LOVE YOUR NEIGHBORS" IN BATAK TOBA COMMUNITIES Jack Kawira
VERBUM CHRISTI JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI Vol 5 No 1 (2018): Verbum Christi
Publisher : STTRII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.264 KB) | DOI: 10.51688/vc5.1.2018.art5

Abstract

Nommensen's missionary work is an outstanding act of intercultural and dialogical evangelism. His eagerness to learn Batak Toba people's culture and language shaped his cultural sensitivity in evangelism and made his missionary work successful. The biblical concept of "love your God and love your neighbor" in Nommensen will be examined and compared with Batak Toba people's understanding in four dimensions of belief, sense of belonging, behavior, and experience. Afterwards, how Nommensen's dialogical approach appropriates this concept in Batak Toba communities who constantly live at war will be examined.KEYWORDS: dialogical; appropriation; love; evangelization; culture.