Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI REPRODUKSI PADA PROGRAM UPSUS SIWAB DI KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Tinda Afriani; Yurnalis Yurnalis; Dino Eka Putra; Firda Arlina
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v2i1.241

Abstract

Program UPSUS SIWAB adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting yang merupakan keberlanjutan proram pemerintah dari program swasembada daging. Tujuan dari kegiatan ini untukmengetahui implementasi teknologi reproduksi melalui program UPSUS SIWAB dan ruang lingkup berbagai aspekterhadap pemberdayaan masyarakatdi Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan atau sosialisasi, survey dengan hasil wawancara langsung, dan kuisioner dengan masyarakat berbagai kalangan, dan peternak. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Kegiatan ini di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelaksanaan program UPSUS SIWAB tahun 2018 di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan belum 100% terlaksana, namun informasi program UPSUS SIWAB ini diketahui peternak sebanyak 80% dari penyuluhan Dinas Peternakan dan 20% lainnya dari sesama peternak. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum menjangkau semua peternak yang ada di Kecamatan Bayang. Sementara itu, ruang lingup berbagai aspek di Kecamatan Bayang ini, sudah cukup baik pasca pelaksanaan beberapa pemberdayaan terhadap masyarakat. Diharapkan pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian dari program UPSUS SIWAB. Selain itu, perlu kesadaran dari masyarakat terhadap keberlanjutan dalam berbagai aspek, sehingga dapat berjalan dengan baik.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI SELEKSI GALUR MURNI DAN BUDIDAYA ITIK KAMANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL SEBAGAI DASAR PENETAPAN RUMPUN DAN KONSERVASI PLASMA NUTFAH ITIK LOKAL DI KECAMATAN TILATANG KAMANG Firda Arlina; Sabrina Sabrina
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 1 No 3 (2018)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.967 KB) | DOI: 10.25077/buletin ilmiah nagari membangun.v1i3.26

Abstract

Kamang duck is a local poultry germ plasm of West Sumatra originating from Tilatang Kamang District. The number of 31 students from various faculties held in this program. This activity aims to provide a technology package of mating systems and management of hatcheries to improve the productivity of Kamang duck. in addition it also provides training for the processing of eggs and un productive Kamang duck to become innovation product like rendang egg and rendang suir, and feed processing technologies base on locally sourced. The final goal was to increase productivity, and efficiency of processing livestock feed costs for the development and preservation of germplasm Kamang duck well as an increase in the income of livestock in Koto Kanagarian Tangah District of Tilatang Kamang. The method used in this service program is counseling, demonstration, training, coaching and the provision of technological packages, as well as observation and evaluation and data collection to measure the parameters of the success of the programs. The implementation of KKN PPM starts from pre-KKN, survey and implementation in the field for 40 days, starting from 14th July until 14th August 2017. The result of activity got very positive response from society, government and related offices. KKN-PPM program activity was conducted on four region in Koto Tangah village Tilatang Kamang, Agam District of West Sumatra, namely "jorong Aua, jorong Baringin, Jorong Pandan dan Luak Tunggang Giriang-Giriang". Community service activities are carried out in farmer groups of got a good response from the village government and farmers in this village. Perternak urgently need practical knowledge that can support their farm businesses, such as hatcheries, processing of livestock products to increase the income of farmers. Hatchability of Kamang duck eggs about 75%, knowledge of selecting and hatching in Aur Mekar and Svarbnabhumi Livestock Group in Nagari Tilatang Kamang is needed because this group has the potential for producing livestock breed of Kamang duck if it can apply good farming techniques appropriate to the local environment.
IPTEKS BAGI MASYARAKAT PADA KELOMPOK PETERNAK AYAM KUKUAK BALENGGEK, PLASMA NUTFAH ASAL SUMATERA BARAT DI DERAH INSITU DAN EXSITU Husmaini Husmaini; Firda Arlina; Endang Purwati
Warta Pengabdian Andalas Vol 24 No 1 (2017): Warta Pengabdian Andalas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Program IbM ini dilaksanakan pada dua kelompok ternak Ayam Kukuak Balenggek (AKB) di daerah insitu di Kenagarian Rangkian Luluih Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok dan DI daerah exsitu pada Kelompok Peternak AKB Kinantan Bagombak di Ampang Kualo Kota Solok. Khalayak sasaran program IbM adalah masyarakat peternak AKB dan masyarakat yang berminat untuk menjadi peternak AKB baik di daerah insitu maupun exsitu.. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan paket teknologi song learning, perbaikan sistem perkawinan inbreeding terkendali dan manajemen pemeliharaan khususnya pemberian creep feeding pada periode anak (starting period) demi meningkatkan produktifitas, mengurangi angka kematian dan pelestarian AKB. Teknologi untuk memproduksi pakan ayam yang diberikan berbasis pakan lokal dan sumber protein yang murah dan mudah dijangkau sebagai pengganti pakan komersial. Muara akhir dari kegiatan ini adalah peningkatan populasi AKB yang berkualitas dan penyediaan bibit AKB di daerah insitu dan exsitu, peningkatan produktifitas, dan efisiensi biaya pakan dalam rangka pengembangan dan pelestarian plasma nutfah Ayam Kukuak Balenggek di Kelompok Peternak AKB di Kanagarian Batu Bajanjang Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok (insitu) dan di kelompok peternak AKB Kinantan Bagombak di Kota Solok (eksitu). Metode yang digunakan dalam program pengabdian ini yaitu penyuluhan,peragaan, pelatihan, pembinaan dan pemberian paket teknologi, sekaligus pengamatan dan evaluasi dan pengambilan data untuk mengukur parameter keberhasilan dari program yang dijalankan.
Keragaman Fenotipe Kualitatif dan Kuantitatif Itik Sikumbang Jonti sebagai Plasma Nutfah di Sumatera Barat: Qualitative and Quantitative Phenotypic Diversity of Sikumbang Jonti Duck as Germplasm in West Sumatra Firda Arlina; Sabrina Husmaini; R. Rhoudha; W. R. Sardi; T. Rafian
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.173

Abstract

Abstract This research was aimed to identifiaty qualitative and quantitative phenotypic polymorphism of Sikumbang Jonti Duck in Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh Sumatera Barat. This research used 206 Sikumbang Jonti duck that were sexual maturity (22-48 weeks), divided of 50 males and 156 females. The qualitative traits observeted were head color, neck color, breaks color, back color, primary wings color, tail color, thigh color, bill color, and shank color. The quantitative traits observed were body weight (kg), beak width (cm), beak length (cm), neck length (cm), wing length (cm), femur length (cm), tibia length (cm), shank length (cm), back length (cm), number of primary wing feathers (strands), number of secondary wing feathers (strands), pelvic width (cm), and chest circumference (cm). The result showed that color of Sikumbang Jonti duck was dominated by white. Male Sikumbang Jonti duck had color head was white-black, and female had color head was white. In addition, the Sikumbang Jonti duck had green primary wing feathers like a beetle. The coefficient of diversity of the Sikumbang Jonti duck was low for beak width, tibia length (female), number of primary wing feathers, and number of secondary wing feathers, moderate value for body weight, beak length, neck length, wing length, femur length (female), length tibia (male), shank length, back length, perlvis width (females), and chest circumference (males), and high value for femur length (males). Keywords: Duck morphometric; Germplasm; Pattern color; Payakumbuh; Sumatera barat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi keragaman fenotipe kualitatif dan kuantitatif itik Sikumbang Jonti di Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan 206 ekor itik Sikumbang Jonti yang sudah dewasa kelamin (22 – 48 minggu), terdiri dari 50 ekor jantan dan 156 ekor betina. Sifat kualitatif yang diamati adalah warna bulu head, warna bulu neck, warna bulu breaks, warna back, warna primary wings, warna tail, warna thigh, warna bill, dan warna shank. Sifat kuantitatif yang diamati adalah bobot badan (kg), lebar paruh (cm), panjang paruh (cm), panjang leher (cm), panjang sayap (cm), panjang femur (cm), panjang tibia (cm), panjang shank (cm), panjang punggung (cm), jumlah bulu sayap primer (helai), jumlah bulu sayap sekunder(helai), lebar pelvis (cm), dan lingkar dada (cm). Hasil menunjukkan warna bulu itik Sikumbang Jonti didominasi dengan warna bulu putih. Warna bulu kepala itik Sikumbang Jonti jantan berwarna putih-hitam, sedangkan itik Sikumbang Jonti betina berwarna putih. Selain itu, itik Sikumbang Jonti memiliki warna bulu sayap primer berwarna hijau seperti kumbang. Koefisien keragaman itik Sikumbang Jonti bernilai rendah untuk lebar paruh, panjang tibia (betina), jumlah bulu sayap primer, dan jumlah bulu sayap sekunder, bernilai sedang untuk bobot badan, panjang paruh, panjang leher, panjang sayap, panajng femur (betina), panjang tibia (jantan), panjang shank, panjang punggung, lebar perlvis (betina), dan lingkar dada (jantan), dan bernilai tinggi untuk panjang femur (jantan). Keragaman fenotipe kualitatif dan kuantitatif pada itik Sikumbang Jonti relatif seragam, kecuali pada fenotipe kuantitatif panjang femur pada itik Sikumbang Jonti jantan memiliki keragaman tinggi. Kata kunci: Morfometrik itik; Payakumbuh; Plasma nutfah; Sumatera barat; Warna bulu
Polymorphism of Sikumbang Jonti ducks Growth Hormone (GH) Gene using PCR-RFLP Methods Teguh Rafian; Yurnalis Yurnalis; Husmaini Husmaini; Firda Arlina
AGRITROPICA : Journal of Agricultural Sciences Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agritropica.6.1.8-13

Abstract

This research aimed to identify polymorphism of the GH gene in Sikumbang Jonti ducks using the PCR-RFLP (polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism) method as a candidate for genetic marker selection. This research used 123 blood samples of male and female Sikumbang Jonti ducks. The ducks were eight weeks old and kept intensively at the UPT Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Blood samples of Sikumbang Jonti ducks were taken through the brachial vein as much as ± 2 mL. The Genomic DNA Purification Kit (Promega) protocol isolated DNA from blood samples. A pair of primers F amplified the total DNA: 5'-GGA CAG CCT GAG GAA AGA GT-3 'and R: 5'-GTG GAA GGT GGG GAG ACT TC-3', which produced a fragment region of the GH gene exon 3 with a cut region of part intron two and part intron 3 with a primary length of 833 bp. The amplified product was restricted by the enzyme TasI which recognizes the cutting site (↓AATT). Based on the restriction results, two (2) genotypes were obtained, namely homozygous (-/-) as many as four (4) and homozygous (+/+) as many as 119. The analysis of restriction products included the allele frequency, namely the allele (+) of 0.98 and the allele (-) of 0.02, and genotypes frequency of homozygous (-/-) of 0.03 and homozygous genotypes (+/+) of 0.97. The diversity of the GH gene is in the Hardy-Weinberg equilibrium. Based on the research results, it can be concluded that there is diversity in the GH gene of the Sikumbang Jonti duck, and it is in the Hardy-Weinberg equilibrium, so it can be used as a candidate for the genetic marker of ducks.
Keragaman Karakter Kualitatif dan Morfometrik Itik Bayang sebagai Plasma Nuftah Ternak Unggas Sumatera Barat Firda Arlina; Sabrina Sabrina; Tinda Afriani
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 25, No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.25.2.214-221.2023

Abstract

Itik Bayang merupakan salah satu plasma nutfah ternak unggas Sumatera barat yang telah ditetapkan berdasarkan Kepmentan 2012, No 2835/Ktsp/Lb. 430. Penelitian ini dilakukan untuk mengindetifikasi keragaman karakter kualitatif dan morfometrik itik Bayang sebagai dasar untuk pengembanngan dan pelestariannya. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini untuk morfometrik 130 itik Bayang yang sudah dewasa kelamin yang terdiri dari 100 ekor itik betina dan 30 ekor itik jantan. Sedangkan untuk karakter kualitatif sebanyak 617 ekor itik Bayang dewasa kelamin yang terdiri dari 576 ekor itik betina dan 41 ekor itik jantan. Data penelitian diambil dari 19 peternak di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Peubah yang diamati untuk karakter kualitatif yang sesuai dengan Kepmentan dan morfometrik. Analisis data yang dilakukan adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman dan persentase. Hasil penelitian menunujjan karakter kualitatif itik Bayang memiliki persentase fenotipe berkisar antara 43,90-93,23%. Karakter kualitatif yang dapat di klasifikasikan sesuai dengan Kepmentan 2012 adalah pada itik jantan warna bulu bagian kepala, warna bulu dada dan warna bulu punggung coklat tua. Itik Bayang betina memiliki frekuensi fenotipe kualitatif yang sesuai >75%. Keragaman morfometrik itik Bayang berkisar antara rendah dan tinggi Koefisien keragaman yang tertinggi pada bobot badan itik betina sebesar 15,17%. Sedangkan itik Bayang jantan panjang punggung sebesar 14,12 %.
PERAN CAHAYA MONOKROMATIK PADA PROFIL DARAH ITIK PITALAH DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN YANG DIBERI KUNYIT (CURCUMA LONGA L.) SEBAGAI FEED ADITIF Ulvira Rifni; Sabrina Sabrina; Kusnadidi Subekti; Rusfidra Rusfidra; Firda Arlina
Wahana Peternakan Vol. 7 No. 2 (2023): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v7i2.1015

Abstract

This study aims to determine to what extent, the role of monochromatic light then being fed turmeric additives has an impact on the blood profile and body weight gain of Pitalah ducks. The material used was 100 Pitalah ducklings. The method used was an experiment with the Split Plot method arranged in a Randomized Block Design (RBD). The treatment started on day 15 and the duration of the study was 10 weeks. The treatment given is the main plot factor is monochromatic lighting consisting of yellow light as a control, blue, red, green. Subplot factor, namely turmeric consisting of B1: 18 gr and B2: 16 gr. The experimental results showed that the interaction between factor A (light) and factor B (turmeric) had no significant effect (P>0.05) on blood profile and body weight gain in Pitalah ducks. The conclusion of this study is that the administration of monochromatic light (yellow, blue, red, green) with turmeric levels (18 gr and 16 gr) has no interaction on blood profile (leukocytes & erythrocytes) and body weight gain in pitalah ducks. In this condition, leukocyte values ​​ranged from 18.39 to 73.51 (103 /mm-3 ) and erythrocyte values ​​from 18.39 to 73.5 (103 /mm-3 ), both of these values ​​were in a less normal range so that it can be indicated that the health condition of the ducks is not prime. Subsequently, body weight gain was obtained 63.58 - 78.16 grams/tails/week. Keywords: Monochromatic light, turmeric, blood profile, body weight gain and Pitalah ducks
FERRTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR ITIK BAYANG YANG DIPELIHARA PADA SISTEM PEMELIHARAAN EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF Firda Arlina; Sabrina Sabrina; Sri Devi Angraini
Jurnal Peternakan Borneo Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Peternakan Borneo
Publisher : Politala Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jpb.v2i1.8

Abstract

Itik Bayang merupakan salah satu plasma nutfah ternak unggas yang dikembangkan di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ternak itik ini sudah dimasukkan dalam rumpun ternak melalui Keputusan Menteri Pertanian No.2835/Kpts/Lb,430. Sulitnya memeproleh bibit merupakan kendala dalam pengembangan itik Bayang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pemeliharaan ekstensif dan semi intensif terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang. Total 960 butir telur itik Bayang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split plot dengan 3 x 2 dengan 4 ulangan. Penetasan menggunakan tiga mesin tetas (A1, A2, A3) sebagai main plot dan 2 kelompok system pemeliharaan (B1, B2). Uji lanjut yang digunakan adalah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Peubah yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa system pemeliharaan ekstensif dan semi intensif memberikan pengaruh yang sangay nyata (P<0.01) terhadap fertilitas dan daya tetas telur itik Bayang, namun tidak menununjukkan pengaruh (P>0.05) terhadap bobot tetas dan daya hidup selama satu minggu. Pada pemeliharaan ekstensif fertilitas telur itik Bayang 88.33%, daya tetas berdasarkan telur yang masuk 48.80% dan berdasarkan telur yang fertil 54.82%. Rataan bobot tetas DOD dan daya hidup selama satu minggu pada kedua sistem pemeliharaan adalah 42.17 gr dan 96.60%.