Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

High parity and hormonal contraception use as risk factors for cervical cancer in East Kalimantan Paramita, Swandari; Soewarto, Soetomo; Widodo, M. Aris A.; Sumitro, Sutiman B.
Medical Journal of Indonesia Vol 19, No 4 (2010): November
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.845 KB) | DOI: 10.13181/mji.v19i4.414

Abstract

Aim: To find risk factors associated with cervical cancer.Methods: This a case-control study conducted in A.W. Sjahranie County General Hospital at Samarinda East Kalimantan from January until July 2009. There were 58 patients for each case and control group. Variables in this study were age, menarche, menopause, age of first marriage, parity, spouse’s smoking status, hormonal contraception use, type of hormonal contraception, duration of hormonal contraception, IUD (intra uterine device) contraception use and duration of IUD contraception.Results: final data analysis shows that parity and duration of hormonal contraception use increased the risk of cervical cancer. Women who had 5-12 children than 0-4 children had 2.6-folds increased risk to be cervical cancer. Compared to women never use of hormonal contraception, those who ever had hormonal contraception for 1-4 years and 5-25 years had two time and 4.5 times increased risk to be cervical cancer respectively.Conclusion: Cervical cancer screening recommended to be focused on high-risk groups, among others, women with the number of children born more than fi ve people or women in particular users of hormonal contraception methods with a range of use more than fi ve years. (Med J Indones 2010; 19:268-72)Keywords: Cervical cancer, hormonal contraception, menarche, parity
Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman pada Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus Ismail, Sjarif; Paramita, Swandari; Aminyoto, Meiliati; Kosala, Khemasili; Bakhtiar, Rahmat
Jurnal SOLMA Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v7i2.2119

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) telah dilaksanakan di Universitas Mulawarman dengan dibentuk Layanan Komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Tujuan kegiatan PPUPIK ini adalah diversifikasi usaha di Klinik Universitas Mulawarman untuk meningkatkan perolehan pendapatan secara mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat, serta memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada  mahasiswa dengan memberikan layanan komplementer di Klinik Universitas Mulawarman. Sebelum dibukanya layanan komplementer dilakukan analisis SWOT untuk mendapatkan gambaran keberhasilan, dan hasil analisis disimpulkan layak untuk dibuka. Layanan komplementer meliputi akupunktur (tusuk jarum) dan jamu (herbal), resmi dibuka tanggal 02 Mei 2018. Jumlah kunjungan sampai akhir bulan Agustus adalah 110 dan jumlah pasien yang berobat 47 orang dengan total pendapatan sebesar Rp. 3.777.900,-. Karakterisik pasien yang berobat perempuan (88,2%) dan pria (11,8%), sebagian besar berhubungan dengan kelainan muskuloskeletal diikuti obesitas, dan dispepsia, hampir semua menyukai jamu dan lebih dari 50% mendapat terapi jamu. Pada pasien yang kontrol ulang telah merasakan manfaat dari pengobatan komplementer yang didapatkan baik yang mendapat pengobatan jamu, akupunktur dan gabungan akupunktur dan jamu. Mahasiswa Fakultas Kedokteran juga telah dilibatkan untuk membantu pelayanan dalam hal pemeriksaan fisik tekanan darah. Luaran PPUPIK yang telah dicapai adalah jasa layanan komplementer di Universitas Mulawarman telah diterapkan dan menghasilkan pendapatan, publikasi di jurnal nasional (accepted) dan buku pedoman pengobatan herbal (draf), dua paten sederhana telah didaftarkan dan satu granted paten hasil mediasi.
Pathological Q wave as an indicator of left ventricular ejection fraction in acute myocardial infarction Tiyantara, Muhammad S.; Furqon, Muhammad; Paramita, Swandari
Medical Journal of Indonesia Vol 25, No 2 (2016): June
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.066 KB) | DOI: 10.13181/mji.v25i2.1274

Abstract

Background: Q-wave myocardial infarction (QMI) has higher mortality and lower myocardial viability than non-Q-wave myocardial infarction (NQMI), suggesting the existence of pathological Q waves reflects the worse ventricular function. The aim of the study is to determine difference in left ventricular ejection fraction (LVEF) between QMI and NQMI.Methods: The study design was cross-sectional analysis conducted in patients with AMI that were hospitalized and undergone echocardiography in Abdul Wahab Sjahranie County General Hospital Samarinda during February 2014 to March 2015. Standard 12-lead electrocardiograms (ECG) were recorded at presentation, 1 day and 2 days after the onset of AMI as well as using the classical criteria for pathological Q wave. LVEF assessment was performed using echocardiography after the second day since the onset of AMI. Independent-T test was used to determine difference in LVEF using PSPPIRE 0.8.4.Results: There were 34 subjects comprising 16 QMI patients and 18 NQMI patients.  QMI had a lower LVEF (42±13%) compared to NQMI (60±11%, p<0.001). The presence of pathological Q waves was associated with LVEF ≤40% (p=0.002).Conclusion: QMI had a lower LVEF than NQMI, provides information about the role of pathological Q wave as an indicator of LVEF.
OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA LOA KUMBAR, KECAMATAN SUNGAI KUNJANG, KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Paramita, Swandari; Ismail, Sjarif; Nuryanto, M. Khairul; Putro, Trijono Patono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : LPPM UBT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2888.991 KB) | DOI: 10.35334/jpmb.v3i1.792

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM atau Penyakit Tidak Menular. PTM merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM juga merupakan masalah utama di Samarinda, ibukota propinsi Kalimantan Timur. Walaupun berstatus ibukota propinsi, namun masih ada daerah yang terisolir selama puluhan tahun di Samarinda, yaitu Desa Loa Kumbar di Kecamatan Sungai Kunjang. Warga yang ingin menjangkau daerah lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, harus menggunakan jalur sungai. Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Hasil program yang telah dilakukan adalah mitra dalam hal ini pihak Puskesmas telah memulai pembentukan Posbindu PTM melalui sosialisasi program, serta melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda terkait kegiatan Posbindu PTM. Luaran pengabdian masyarakat yang telah tercapai adalah telah mulai dilakukan penerapan iptek kepada masyarakat, terutama penggunaan alat kesehatan untuk skrining faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya tekanan darah tinggi dan kencing manis.
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU PENDERITA HIV/AIDS YANG MELAHIRKAN BAYI DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Sholihatuz Zahro, Abidah; Pasaribu, Marihot; Paramita, Swandari; Sinaga, Tumpak; Yasir, Yadi
Jurnal Kebidanan Mutiara Mahakam Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Mahakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1732.531 KB)

Abstract

Penelitian mengenai " Gambaran Karakteristik Ibu Penderita HIV/AIDS yang Melahirkan Bayi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda", telah dilakukan untuk periode Desember 2015 sampai dengan Maret 2016. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif terhadap ibu penderita HIV/AIDS yang melahirkan bayi. Penelitian bertujuan mengetahui usia, asal kabupaten/kota, pekerjaan, risiko tinggi, pengobatan ARV, terjadinya AIDS dan status bayi dari penderita HIV/AIDS di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan usia terbanyak ibu penderita HIV/AIDS yang melahirkan bayi terdapat pada rentang usia 30-34 tahun, Asal kabupaten/kota terbanyak berasal dari Samarinda, pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga, risiko tinggi terbanyak adalah pasangan risti. Pederita lebih banyak yang sudah mendapatkan pengobatan ARV dan belum masuk ke tahap AIDS, status bayi terbanyak adalah belum diperiksa.
Polimorfisme Gen CYP1A1 (3801 T/C dan Ile462Val) pada Pasien Kanker Serviks Paramita, Swandari; Soewarto, Soetomo; Aris, Mohammad; Bambang, Sutiman
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.783 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.5

Abstract

ABSTRAKKanker serviks menempati peringkat pertama kanker di Indonesia dengan faktor risiko merokok, paritas tinggi dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Sitokrom P450 1A1 (CYP1A1) memegang peran dalam metabolism karsinogen pada kanker servik yaitu Benzo[a]pyrene dan estrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi frekuensi dan distribusi polimosfisme gen CYP1A1 (3801 T/C and LLe462Val) pada kanker servik. Polimorfirme gen CYP1A1 dianalisis dengan menggunakan metode PCR-RFLP. Pada polimorfisme gen CYP1A1 (3801TC) ditemukan 36.1% dengan tipe wild-types T/T, 37.9% heterozigot T/C dan 25.9% homozigot C/C. Pada polimorfisme gen CYP1A1 (Ile 462Val) didapatkan 56.9% tipe wild-types Ile/Ile, 37.9% heterozigot Ile/Val dan 5.2% homozigot Val/Val. Gambaran polimorfisme tersebut sama dengan penelitian lain di Asia.Kata Kunci:  CYP1A1 gene polymorphisms, kanker servik
Work readiness during COVID-19 among taxibike online drivers in Samarinda, Indonesia Dina Lusiana Setyowati; Swandari Paramita; Riza Hayati Ifroh; Tanti Asrianti; Efi Fitriani; Wahnadita Rahman
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 3: September 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i3.20870

Abstract

COVID-19 caused a pandemic around the world, including in Indonesia. This greatly affected the informal business sector, such as online taxibike drivers. The success of this program to control the spread of COVID-19 is greatly influenced by knowledge, attitudes, and actions in the community. The purpose of this study was to identify behavioral factors during the pandemic. An online survey was conducted with 100 online taxibike drivers using a structured questionnaire and Google Forms. Data were analyzed using the Spearman rank test with CI of 95%. Although most online taxibike drivers have sufficient knowledge about COVID-19, some drivers had important misconceptions about COVID-19, namely that COVID-19 is not contagious, weak immune resistance may cause them to contract COVID-19, and it is highly unlikely that they will contract COVID-19 when leaving the house without wearing a mask, and believing that handwashing with soap and using hand sanitizer will not prevent COVID-19. To address these misconceptions, interventions should be targeted to online taxibike drivers to increase their health education and literacy regarding the urgency of preventing COVID-19. It is also important to consider incorporating both interpersonal approaches and conventional and digital-based groups when encouraging changes in their attitudes and practices towards COVID-19.
KAJIAN TERAPI KOMPLEMENTER MANIPULASI TANGAN SECARA MANDIRI TERHADAP NYERI KEPALA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN Nazilla Nazilla; Sjarif Ismail; Swandari Paramita; Sri Hastati; Iskandar Muda
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 8, No 3 (2021): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v8i3.6852

Abstract

Nyeri kepala adalah semua rasa sakit dan nyeri yang terletak di kepala. Nyeri kepala dapat ditangani baik secara terapi farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalah manipulasi tangan dengan metode Su Jok. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh terapi komplementer manipulasi tangan terhadap nyeri kepala pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan metode one group pretest posttest design. Jumlah subjek penelitian adalah 30 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Data diperoleh dari data primer dalam bentuk kuesioner, pretest, dan posttest. Uji statistik yang digunakan adalah Paired Samples t-test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata penurunan skala nyeri (1,5 ± 0,2) dan p < 0,001. Hasil penelitian diperoleh terdapat pengaruh terapi komplementer manipulasi tangan secara mandiri terhadap nyeri kepala.
OPTIMALISASI POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DESA LOA KUMBAR, KECAMATAN SUNGAI KUNJANG, KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Swandari Paramita; Sjarif Ismail; M. Khairul Nuryanto; Trijono Patono Putro
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v3i1.792

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus PTM atau Penyakit Tidak Menular. PTM merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM juga merupakan masalah utama di Samarinda, ibukota propinsi Kalimantan Timur. Walaupun berstatus ibukota propinsi, namun masih ada daerah yang terisolir selama puluhan tahun di Samarinda, yaitu Desa Loa Kumbar di Kecamatan Sungai Kunjang. Warga yang ingin menjangkau daerah lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, harus menggunakan jalur sungai. Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Hasil program yang telah dilakukan adalah mitra dalam hal ini pihak Puskesmas telah memulai pembentukan Posbindu PTM melalui sosialisasi program, serta melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda terkait kegiatan Posbindu PTM. Luaran pengabdian masyarakat yang telah tercapai adalah telah mulai dilakukan penerapan iptek kepada masyarakat, terutama penggunaan alat kesehatan untuk skrining faktor risiko penyakit tidak menular, khususnya tekanan darah tinggi dan kencing manis.
Comparison of Adherence to the Use of Herbal Medicine with Conventional Medicine in Hypertensive Patients at Lempake Public Health Center, Samarinda City Swandari Paramita; Evi Fitriany; M. Surya Tiyantara; Aditiya Setyorini; Trikortea E. Cahyasit
Health Science Journal of Indonesia Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v9i2.1080

Abstract

Latar belakang: Hipertensi adalah masalah kesehatan utama di dunia, termasuk Indonesia. Penggunaan obat bahan alam untuk hipertensi telah meningkat dalam dekade terakhir. Biaya penggunaan obat bahan alam dianggap lebih murah dengan efek samping yang lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien hipertensi yang berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Metode: Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Lempake Kota Samarinda pada bulan Juli hingga Agustus 2017.Responden penelitian adalah 63 pasien hipertensi yang datang berobat dan memenuhi kriteria penelitian. Pasien hipertensi selanjutnya diwawancarai menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale). Hasil: Sebanyak 56% pasien hipertensi juga menggunakan obat bahan alam selain obat konvensional untukhipertensi. Daun sirsak (Annona muricata), daun salam (Syzygium polyanthum), dan buah mentimun (Cucumissativus) adalah bahan alam yang paling banyak digunakan oleh pasien hipertensi. Rerata tekanan darah sistolik(p=0,004; 95% CI -19,8 – -3,8) dan diastolik (p=0,038; 95% CI -9,6 – -0,29) untuk pengguna bahan alam lebihrendah jika dibandingkan dengan pengguna obat konvensional. Rerata MMAS untuk pengguna bahan alam lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengguna obat konvensional (p=0,004; 95% CI 0,31 – 1,6). Hal ini menunjukkan bahwa pasien lebih patuh menggunakan obat bahan alam dibandingkan obat konvensional untuk hipertensi. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan perlunya edukasi pengobatan hipertensi ke komunitas, baik itu obat bahan alam maupun konvensional. Hasil penelitian juga menunjukkan kepatuhan yang lebih baik pada penggunaan obat bahan alam dibandingkan obat konvensional untuk hipertensi. Hal ini menunjukkan potensi menjanjikan penggunaan obat bahan alam untuk hipertensi di masa depan. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):82-6) Kata kunci: Kepatuhan, obat bahan alam, hipertensi, Puskesmas Lempake Kota Samarinda Abstract Background: Hypertension is major health problem worldwide, including Indonesia. The use of herbal medicines for hypertension has increased in the past decade. The price of herbal medicines considered cheaper with fewer side effects. This study tried to see the level of adherence to the use of medicine by hypertensive patients in community health center at Samarinda City, East Kalimantan. Methods: This study conducted at Lempake Community Health Center in Samarinda City from July until August2017. The subjects of this study are 63 hypertensive patients and meet the sample criteria set by the researchers. The study interviewing hypertensive patients with MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) questionnaire. Results: The results showed 56% of hypertensive patients also use herbal other than conventional medicine. Soursop (Annona muricata) leaves, salam (Syzygium polyanthum) leaves, and cucumber (Cucumis sativus) fruit were the most frequent herbal medicines used by hypertensive patients. The mean blood pressure of herbal medicine users was significantly lower when compared with conventional medicine users for systolic (p=0.004; 95% CI -19.8 – -3.8) and diastolic blood pressure (p=0.038; 95% CI -9.6 – -0.29). The mean score of MMAS in herbal medicine users was significantly higher when compared with conventional medicine users (p=0.004; 95% CI 0.31 – 1.6). This suggests that patients are more adherent in using herbal than the conventional medicine for hypertension. Conclusion: The result of the study shows the need for herbal and conventional medicine education forhypertension in the community. The result also shows better patient adherence to herbal medicine compared to conventional medicine, as the promising future of herbal medicine for hypertension. (Health Science Journal of Indonesia 2018;9(2):82-6) Keywords: Adherence, herbal medicine, hypertension, Lempake Public Health Center Samarinda City
Co-Authors Abdillah Iskandar Abdul Mu’ti Abdul Mu’ti Aditiya Setyorini Agustina Rahayu Magdaleni Alif Bareizy Aminyoto, Meiliati Andre Kusuma Ruslim Ariyanto Ariyanto Ariyanto Asrianti, Tanti Bakhtiar, Rahmat Bara Al-Ayubi W Cicih B. Purnamasari Danial Danial Desy Merindasari Devina RS. Pardosi Devina Ruth Sheylen Pardosi Dewi Guntar Rachmawatiningtyas Dina Lusiana Setyowati Djoen Herdianto Efi Fitriani Emil Bachtiar Moerad Enos T. Arung Enos Tangke Arung Evi Fitriany Fauziah Bahar Fenny Yunita Hary Nugroho Ibnu Sina Ifroh, Riza Hayati Irawiraman, Hadi Iskandar Muda Isnuwardana, Ronny Joshua Gaza Dirgantara Tandirogang Juliansyah Roy Kevin Sanjaya Khemasili Kosala Lasmito Lasmito Lasmito Lilies A. Astuti Lilis A. Astuti M. Aris A. Widodo M. Khairul Nuryanto M. Surya Tiyantara Marihot Pasaribu Masyhudi Amir Masyhudi Masyhudi Meiliati Aminyoto Mita Ellyana Ashadi Mohammad Aris Mona Zubaidah Moriko Pratiningrum Mu'ti, Abdul Muhammad Furqon Muhammad Khairul Nuryanto Muhammad Rizqan Khalidi Muhammad Surya Tiyantara Muhammad Yusuf Aditya Prawira Nataniel Tandirogang Nazilla Nazilla Noor Hijriyanti Shofiana Al Rasyid Noverita Febriani Nuryanto, M. Khairul Olga F Tantiwi Nurdin Prilandy Jayastri Putro, Trijono Patono Rachmad Mulyadi Raharjo Ari Suwasono Rahmat Bakhtiar Ruth Djalung Safira Dhia Rahmawaty Setyasih, Iya Sholihatuz Zahro, Abidah Silvia Anitasari Sinaga, Tumpak Sjarif Ismail Soetomo Soewarto Soleha Adipinasthika Putri Sri Hastati Sutiman B. Sumitro Syella Chintya Dewi Tiyantara, Muhammad S. Trijono Patono Putro Trikortea E. Cahyasit Wahnadita Rahman Yadi Yasir Yadi Yasir Yung Kang Shen Yuniati Yuniati Yustye Yustye Zainal Abidin