I Wayan Pardi
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah

Eksistensi Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli (Kajian Tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah) Pardi, I Wayan
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v1i3.1020

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui sejarah keberadaan punden berundak di Pura Candi di Desa Pekraman Selulung, Kintamani, Bangli. (2) Mengetahui alasan punden berundak di Pura Candi di Desa Pekraman Selulung, Kintamani, Bangli masih tetap eksis di tengah perkembangan jaman. (3) Mengetahui aspek yang terdapat di punden berundak yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Heuristik (Pengumpulan Data), (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi, (4) Historiografi (Penulisan Sejarah). Penelitian ini menghasilkan temuan, antara lain: (1) Punden Berundak di Pura Candi merupakan bangunan yang bercorak megalitik dan memiliki bentuk yang bertingkat-tingkat, makin ke atas tingkatan bentuknya akan semakin mengecil dan pada bagian puncaknya terdapat batu tegak (menhir). Sejarah keberadaan punden berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung adalah kemungkinan dibangun pada masa transisi antara masa prasejarah dengan masa Hindu, yaitu antara abad ke 1-4 masehi. (2) Alasan pemertahanan Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung meliputi: (a) Alasan keyakinan, (b) Alasan melawan pengaruh modernisasi, (c) Alasan melawan pengaruh globalisasi, dan (d) Alasan Historis. (3) Aspek yang terdapat di punden berundak yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah antara lain, (a) Aspek bentuk fisik bangunan, (b) Aspek historis, (c) Aspek gotong royong dan kebersamaan, dan (d) Aspek religius.
Eksistensi Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli (Kajian Tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah) I Wayan Pardi
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 1 No. 3 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v1i3.1020

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui sejarah keberadaan punden berundak di Pura Candi di Desa Pekraman Selulung, Kintamani, Bangli. (2) Mengetahui alasan punden berundak di Pura Candi di Desa Pekraman Selulung, Kintamani, Bangli masih tetap eksis di tengah perkembangan jaman. (3) Mengetahui aspek yang terdapat di punden berundak yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Heuristik (Pengumpulan Data), (2) Kritik Sumber, (3) Interpretasi, (4) Historiografi (Penulisan Sejarah). Penelitian ini menghasilkan temuan, antara lain: (1) Punden Berundak di Pura Candi merupakan bangunan yang bercorak megalitik dan memiliki bentuk yang bertingkat-tingkat, makin ke atas tingkatan bentuknya akan semakin mengecil dan pada bagian puncaknya terdapat batu tegak (menhir). Sejarah keberadaan punden berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung adalah kemungkinan dibangun pada masa transisi antara masa prasejarah dengan masa Hindu, yaitu antara abad ke 1-4 masehi. (2) Alasan pemertahanan Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung meliputi: (a) Alasan keyakinan, (b) Alasan melawan pengaruh modernisasi, (c) Alasan melawan pengaruh globalisasi, dan (d) Alasan Historis. (3) Aspek yang terdapat di punden berundak yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar sejarah antara lain, (a) Aspek bentuk fisik bangunan, (b) Aspek historis, (c) Aspek gotong royong dan kebersamaan, dan (d) Aspek religius.