Lily Nurulia
Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Sikap Bahasa dan Motivasi Berbahasa Guru Bahasa Inggris MTs Peserta Diklat di Balai Diklat Keagamaan Semarang Tahun 2016 Lily Nurulia
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 5 No 2 (2017): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.731 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sikap bahasa dan motivasi berbahasa guru bahasa Inggris MTs terhadap Bahasa Inggris dan pembelajaran bahasa yang menjadi tugas dan fungsi pokoknya guna sebagai dasar evaluasi dan penentuan program pengembangan kompetensi guru oleh semua unsur yang terkait. Sejumlah 30 guru bahasa Inggris peserta Diklat Teknis Fungsional Tenaga Kependidikan Guru Muda Bahasa Inggris Tingkat MTs Tahun 2016 diteliti dengan menggunakan kuesioner skala likert untuk mengetahui motivasi dan sikap bahasa, yang meliputi 1) kesetiaan berbahasa (language loyalty), 2) kebanggaan berbahasa (language pride), 3) kesadaran akan norma bahasa (awareness of the norm), dan 4) motivasi berbahasa. Data dianalisis secara statistik deskriptif. Berdasarkan hasil kuesioner, para guru Bahasa Inggris MTs, yang bukan merupakan penutur asli bahasa Inggris, memiliki sikap bahasa yang sangat tinggi terhadap bahasa Inggris dan pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan dari data bahwa hasil angket a) nilai rerata kesetiaan bahasa tinggi (81.42), b) nilai rerata kebanggaan berbahasa tinggi (84,50) dan c) nilai rerata kesadaran akan norma bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia tinggi (81.5). Rata-rata ketiga aspek sikap bahasa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki sikap positif terhadap bahasa Inggris. Menariknya, sikap bahasa yang tinggi ini kontradiktif dengan motivasi berbahasa guru, yang meskipun motivasi berbahasanya tinggi sebesar 85, namun didominasi oleh motivasi instrumental, yaitu kecenderungan karena motif pelaksanaan tugas dan kepentingan karirnya, yakni sebesar 70%.