Harisman Harisman
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MAKNA DOKUMENTASI FOTO PERNIKAHAN BAGI PENGANTIN DI KOTA PADANG Sofia Yosse; Rosta Minawati; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.577 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.52

Abstract

ABSTRAK Kemajuan teknologi digital dalam dunia fotografi telah menjadikan proses fotografi semakin mudah dan murah, namun juga pada penggunaan teknologi tersebut mengakibatkan pengaburan fungsi fotografi sebagai bukti sejarah karena kemungkinan untuk menghilangkan atau menambahkan elemen gambar pada sebuah data foto dengan teknologi digital sangat lah mudah. Sehingga jika dilihat dari sisi fotografi murni sebagai sebuah upaya melukis dengan cahaya yang melalui sebuah lensa menjadi tidak tepat lagi karena adanya rekayasa citra digital. Hal ini juga mengakibatkan penggunaan jasa fotografer untuk mendokumentasikan pernikahan dalam masyarakat Kota Padang pada awalnya hanya digunakan untuk mendapatkan makna histori atau sebagai bukti sejarah semata, namun pada saat ini dokumentasi foto pernikahan telah menjadi sebuah media untuk meningkatkan citra diri pasangan pengantin di mata masyarakat dan juga sebagai salah satu "jembatan" untuk berkomunikasi dengan para teman melalui jejaring sosial. Sehingga dokumentasi foto pernikahan tidak hanya sekedar kebutuhan untuk mengabadikan sebuah peristiwa, tapi juga menjadi bagian dari pemenuhan terhadap gaya hidup.  Kata kunci: dekonstruksi, dokumentasi foto, fotografi, semiotika, Kota Padang       ABSTRACT Development of digital technology has made photography process easier and cheaper. On the other hands, the use of technology has also resulted in blurring photography function as the historical evidence due to the feasibilty for omitting or adding picture element by using digital technology. Therefore, the meaning of photography as the process of producing images of objects on sensitizied surfaces by the chemical action of light, is no longer appropriate because of manipulated digital image. The results show that Padang community use wedding photographer services to document their wedding is previously aimed as the historical meaning or purely as the historical evidence. Whereas, recently wedding photo documentation also serve as media to boost self-image of the wedding couple in their society. Moreover, it also serves as the "bridge" to communicate with their friends in social media. Thus, wedding photo documentation not only serve as the needs to memorize an important moment, but also part of their lifestyle. Better-off wedding couple use photographer services to maintain their social status, while the lower middle class wedding couple use photographer services to increase their self-image and gain more recognition from the public on their actual social status. Key words: deconstruction, photo documentation, photography, semiotics, Padang City
ANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN DAN FIGUR BUNDO KANDUANG MINANGKABAU Nofriadi Nofriadi; Martion Martion; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 1 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.076 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i1.42

Abstract

ABSTRAKTulisan ini memuat estetika mamangan adat yang merefleksikan kecantikan perempuan Minangkabau. Adat Minangkabau yang berlandaskan pada adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah dan berguru kepada alam telah menuntun hidup dan kehidupan masyarakat Minangkabau.  Ia telah melahirkan budaya yang diwarisi secara turun temurun, termasuk di dalamnya kehadiran dan keberadaan bundo kanduang dalam masyarakat.  Perempuan dan bundo kanduang merupakan sosok yang memiliki kecantikan terutama dalam sikap dan tingkah laku serta kecerdasan yang memunculkan kharisma dan keanggunan.  Sebagai bagian alam dan budaya Minangkabau kebaradaan dan kecantikan perempuan dan bundo kanduang tidak luput dari bahasan dalam untaian kata, petatah petitih, gurindam dan mamangan adat.  Gurindam, mamangan, serta pepatah-petitih yang bernilai estetika tinggi terutama tentang perempuan dan bundo kanduang tersebut  patut diamalkan dan dijaga nilainya oleh masyarakat Minangkabau.  Kata kunci:  Estetika, mamangan adat, perempuan Minangkabau          ABSTRACT This paper contains customary mamangan aesthetic that reflects the beauty of women Minangkabau . Minangkabau tradition based on the indigenous basandi syarak , syarak basandi kitabbullah and learning from nature has led life and the lives of Minangkabau society . It has spawned a culture that is inherited from generation to generation , including the presence and existence of bundo kanduang in society . Women and bundo kanduang is a figure that has beauty , especially in the attitudes and behavior as well as the intelligence that led to the charisma and elegance . As part of nature and culture and beauty kebaradaan Minangkabau women and bundo kanduang not escape from the discussion in the string of words , petatah proverb , couplets and custom mamangan . Couplets , mamangan , as well as valuable proverb proverb - high aesthetics , especially on women and the kanduang bundo be practiced and maintained its value by Minangkabau society . Keywords : Aesthetics , mamangan custom , women Minangkabau
FENOMENA SOSIAL: VISUALISASI EKSPRESI WAJAH NEGATIF MELALUI SENI LUKIS Hatmi negria Taruan; Ahmad Akmal; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.311 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.48

Abstract

ABSTRAKFenomena sosial adalah bagian dari prilaku suatu masyarakat yang terjadi pada saat ini, fenomena tersebut lebih kepada perbuatan yang melanggar hukum seperti: korupsi, demo, perang saudara, dampak dari itu timbullah beberapa masalah fenomena sosial yang tidak diinginkan di negeri Indonesia ini. Wajah menekankan pada identitas diri bangsa atau ciri pribadi dan karakter bangsa atau ekspresi rakyat indonesia, identitas inilah yang diharapkan dan diinginkan agar diterima orang lain. Identitas diri bangsa mencakup suatu keadaan, perbuatan yang baik dan buruk. Identitas diri bangsa bersifat interaksi dengan bangsa lain. Ekspresi Wajah Negatif sebagai bentuk subjek, yang selalu meracuni perenungan dan melahirkan ide-ide, dengan penggambaran ekspresi wajah-wajah manusia. Bahasa visual abstrak, merupakan pemahaman suatu bentuk visual, dengan proses esplorasi atau eksperimen yang tak terikat dalam pilihan visual, atau seniman bebas dalam bereksperimen dengan teknik dalam penciptaa. Bentuk karya ini lebih tepatnya adalah suatu bentuk dari informasi dari bahasa visual yaitu abstraksi simbolik, dari bentuk ekspresi wajah manusia yang ditrasformasikan dengan kecendrungan bentuk yang ekspresionisme. Dalam artian proses kerjanya menghilangkan atau menyederhanakan bentuk-bentuk objeknya.  Kata Kunci: Ekspresi Wajah Negatif, Ekspresionisme, Abstrak Simbolik         ABSTRACT Social phenomena are part of a community behavior that occurs at this time, the phenomenon is more to the unlawful act such as: corruption, demonstrations, civil war, the impact of some of the problems that arises undesirable social phenomenon in the country of Indonesia. Faces emphasis on national identity or personal traits and character of the people of Indonesian nation or expression, identity is what is expected and desired to be acceptable to others. Nation identity includes a state, the good and bad deeds. Identity of the nation is the interaction with other nations. Negative Facial Expressions as a form of the subject, who always poisons reflection and lead to new ideas, with depictions of the human faces expressions. Abstract visual language, an understanding of a visual form, with esplorasi process or experiment that is not bound in a visual choice, or free artists in experimenting with the technique in penciptaa. The form of this work is rather a form of information from the visual language of symbolic abstraction, from the shape of human facial expressions with a tendency transformation form expressionism. In terms of eliminating or simplifying the work process forms the object. Key words: Negative Facial Expression, Expressionism, Abstract Symbolic