Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGGUNAAN BATANG ECENG GONDOK TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON Priyatno, Gunawan; Srie GunartI, Anita Setyowati; Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 5 No 1 (2017): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.748 KB)

Abstract

Tanaman Eceng Gondok yang tumbuh sangat cepat berdampak negatif bagi fungsisungai, rawa dan danau dimana akar tanaman yang menggantung ini menyerap oksigenyang berada disekitarnya. Aliran air sungai jadi terhambat karena penuh oleh tanamanEceng Gondok, oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan Eceng Gondok yang positifseperti sebagai bahan tambah campuran beton.Pengujian laboratorium dilaksanakan dengan menambahkan serat batang EcengGondok pada beton. Penambahan serat sebesar 0,25 %, 0,50 % dan 0,75 % subtitusiterhadap agregat halus. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan uji kuat tarikbeton dengan mutu K-225.Hasil penelitian menunjukan penurunan kuat tekan beton sebesar 7,54 % terhadapbeton normal pada komposisi serat Eceng Gondok 0,25 %. Begitu juga dengan nilai kuattarik beton terjadi penurunan sebesar 7,57 % terhadap beton normal pada komposisi seratEceng Gondok 0,25 %. Seiring dengan pertambahan kadar serat Eceng Gondok, nilai kuattarik dan tekan semakin menurun.
UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 2 No 2 (2014): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.396 KB)

Abstract

Perkembangan konstruksi yang sangat pesat, namun harga material bangunan juga semakin mahal, sehingga diperlukan material alternatif yang murah dan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi seperti sabut kelapa sebagai bahan untuk membuat papan serat semen. Papan serat semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai perekatnya sedangkan bahan bakunya berupa serat-serat. Papan serat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari semen, sabut kelapa dan air dengan variasi 25%,50%,75% terhadap berat semen. Pengujian dilakukan setelah papan serat berusia 28 hari. Adapun jenis pengujiannya terdiri dari; Pengujian kuat tarik sabut kelapa, penyerapan air kerapatan, kadar air, pemuaian dan pengembangan tebal serta Keteguhan Lentur Modulus Patah (KLMP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa papan serat tergolong dalam papan serat proses basah dengan kuat tarik sabut kelapa rata-rata 17.20 kg/cm2, termasuk papan serat tipe 1 20, jenis PSKT ( Papan Serat Kerapatan Tinggi) dan tidak terjadi pemuaian pada papan sehingga layak digunakan sebagai bahan konstruksi. Kata Kunci : Papan Serat, Kuat Tarik Sabut Kelapa, Penyerapan Air, Kerapatan, Keteguhan Lentur Modulus Patah
VALUE ENGINEERING UNTUK BANGUNAN GUDANG Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 3 No 1 (2015): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.817 KB)

Abstract

Value engineering sangat diperlukan dalam perencanaan proyek karena seringkali terdapat biaya yang tidak diperlukan terdapat dalam perencanaan proyek. Untuk itu dalam suatu proyek penting sekali untuk melakukan penerapan value engineering agar dapat memunculkan alternative - alternatif pengganti item pekerjaan lama sebagai rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait, yang memberikan keuntungan berupa cost saving/penghematan biaya. Pada penelitian ini mengambil studi kasus pada pembangunan Proyek Gudang yang berlokasi di Jalan Tanjung Api-Api, Palembang, Sumatra Selatan dengan tujuan mendapatkan alternaif pengganti yang dapat dipilih dalam melakukan penghematan biaya dengan kualitas/mutu yang hamper sama. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi: Data-Data Proyek diperoleh dari kontraktor, yaitu berupa gambar bangunan, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Daftar harga. Dari hasil value engineering diperoleh hasil yang dapat direkomendasikan yaitu menggunakan alternative sebagai berikut: Gording dapat menggunakan CNP 125.50.20.2,3, Rafter dapat menggunakan UNP100.50.6 + Besi Beton φ 12 mm, Kolom dapat menggunakan UNP120.55.6 + Siku 40.40.4, Urugan dapat menggunakan krokos t. 20 cm + Pemadatan tanah dasar, dengan penghematan sebesar 5.2% dari total biaya proyek atau Rp. 200.959.000,- Kata Kunci: Value Engineering, Gudang, RAB
KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SERBUK BESI DAN BAJA Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 3 No 1 (2015): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.535 KB)

Abstract

Di Indonesia, serbuk besi dan baja hasil kegiatan penggergajian besi dan baja jarang dimanfaatkan, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Dalam penelitian yang dilakukan Ninik Paryati pada tahun 2001, serbuk besi dan baja digunakan sebagai bahan tambah dalam pembuatan beton sebagai usaha pemecahan masalah limbah tersebut, dengan cara meneliti seberapa jauh pemanfaatan limbah berupa serbuk besi dan baja dapat digunakan sebagai bahan tambah dalam campuran beton dengan presentase 0%, 25%, 50%, 75% ditinjau dari kuat tekannya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan benda uji berupa kubus 15cmx15cmx15cm yang ditekan pada umur 28 hari. Setiap variasi penambahan berjumlah 6 benda uji dengan perbandingan berat antara semen : agregat halus : agregat kasar adalah 1: 3 : 5, sehingga keseluruhan benda uji berjumlah 24 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan karakteristik beton pada variasi penambahan 0%, serbuk besi dan baja σk = 125,4894 kg/cm2, 25% serbuk besi dan baja σk = 121,9823 kg/cm2,50% serbuk besi dan baja σk = 118,063 kg/cm2, 75% serbuk besi dan baja σk = 80,3928 kg/cm2.Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar penambahan, maka kuat tekan beton yang dicapai semakin menurun. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lainadalah adanya kesalahan pemilihan permukaan yang ditekan, adanya korosi antar butir, adanya segregasi dan timbulnya gelembung air serta proses pencampuran baha-bahan penyusun beton yang tidak sempurna. Kata Kunci : KUAT TEKAN BETON, BESI, BAJA
PENGARUH MUTU BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON PASCA BAKAR Freedrick, Freedrick; Rahmawati, Budi; Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 4 No 1 (2016): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.872 KB)

Abstract

Pengaruh mutu beton terhadap daya dukung pasca kebakaran memberikan kontribusi yang sangat penting akibat perubahan temperatur yang eksterm, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat degradasi beton dan kerugian yang diakibatkan dari bangunan pasca kebakaran adalah rusaknya bangunan tersebut dan masih bisa digunakan atau tidak kontruksi tersebut. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kuat tekan dari beton yang dibakar selama 4 jam. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Pengembangan Teknologi Beton PT. Adhimix Precast Indonesia. Penelitian mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ASTM (American Society for Testing Materials). Mutu beton yang direncanakan f’c 20, f’c 30 dan f’c 40 dengan masing-masing jumlah benda uji untuk tiap mutu 12 buah. Benda uji kemudian di bakar di tempat pembakaran batu bata merah dengan suhu 5750C, tempat pembakaran batu kapur dengan suhu 7500C dan beton normal dengan suhu pengetesan 300C, kemudian dilakukan pengujian hammer test dan compressive strength. Hasil pengujian beton pasca bakar didapat dari kuat tekan beton berumur 48 hari. Pada pengujian compressive strenght terjadi penurunan kuat tekan pada suhu 5750C dengan mutu f’c 20 sebesar 33,26%, f’c 30 sebesar 26,23% dan f’c 40 sebesar 25,05% sedangkan pada suhu 7500C penurunan yang terjadi pada mutu f’c 20 sebesar 34,06%, f’c 30 sebesar 29,65% dan f’c 40 sebesar 27,63%. Kata kunci: mutu beton, hammer test dan compressive strenght
ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR PADA PROYEK PERUMAHAN PERTAMINA CIBUBUR Fikri, ZA; Rahmawati, Budi; Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 4 No 1 (2016): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.594 KB)

Abstract

Ketepatan dalam dalam memilih alat berat sangat mempengaruhi produktifitas alat berat tersebut. Maka dipilih alat berat yang dianggap cocok untuk galian yaitu excavator. Tujuan penelitian adalah mengetahui efisiensi kerja excavator berproduksi per-jam, jumlah kubikasi material tanah, kecepatan dan biaya yang diperlukan pada proyek. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi di lapangan dan studi literatur dengan mengacu pada data primer dan data sekunder yang telah ada. Berdasarkan penelitian maka diketahui kapasitas excavatror pada galian adalah 167 m3/jam, jumlah volume pekerjaan pada galian tanah adalah sebesar 21.070 m3, waktu yang diperlukan untuk pekerjaan galian tanah adalah 16 hari, biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah 21.070 m3 adalah Rp. 47.472.000,-. . Kata kunci: kapasitas produksi, excavator, galian tanah
Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Bappeda Kota Bekasi Taufan, Acep Ali; Paryati, Ninik; Yulius, Elma
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 6 No 1 (2018): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.489 KB) | DOI: 10.33558/bentang.v6i1.538

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suatu proyek untuk dapat diketahui dan diantisipasi terjadinya keterlambatan progress proyek. Dalam proses evaluasi proyek ini dilakukan identifikasi mendalam terhadap aspek - aspek yang mempengaruhi keterlambatan progress proyek, seperti aspek teknis, sumber daya manusia dan keuangan. Dilakukan survey/investigasi ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan menganalisis data-data untuk mengidentifikasi adanya indikasi keterlambatan progress atau kerugian proyek secara dini. Untuk dapat mengetahui kinerja suatu proyek yang harus selalu sesuai dengan target - target rencana, metode yang dipakai adalah metode Earned Value Method (EVM) dengan indikator - indikator : Actual Cost of Work Perform (ACWP), Budgeted Cost of Work Perform (BCWP), Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS). Hasil perhitungan Earned Value Method (EVM) ini di dapat nilai ACWP sebesar Rp. 430.164.472 sebagai biaya aktual yang harus dibayarkan pada minggu ke-15 dengan keterlambatan -22,385%, nilai BCWP didapat sebesar Rp. 452.804.707,- sampai minggu ke-15 untuk biaya pelaksanaan dan untuk perhitungan BCWS pada minggu ke-15 dengan progress pekerjaan mencapai 36,478% di butuhkan budget sebesar Rp.1.172.029.385,-. Maka dalam penelitian ini proyek mengalami keterlambatan sampai dengan minggu ke-15 sebesar -22,385% dan di perkirakan akan mengalami kerugian sebesar Rp. 946.370.216,- Kata kunci: earned value method, evaluasi proyek, kurva S, optimalisasi.
Bambu Sebagai Tulangan Pada Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Jalan Raya Darma, Eko; Gunarti, Anita Setyowati Srie; Yulius, Elma; Nuryati, Sri; Paryati, Ninik
Creative Research Journal Vol 3, No 01 (2017)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.717 KB)

Abstract

Bambu mempunyai sifat mekanik yang baik karena hampir menyerupai sifat mekanik baja. Oleh karena itu penggunaan bambu dapat digunakan pada konstruksi bangunan sipil lainnya sebagai material alternatif pengganti baja seperti  perkerasan kaku (rigid pavement) jalan raya. Pada perkerasan kaku jalan raya baja digunakan sebagai tulangan yang berfungsi untuk menahan retak susut akibat suhu dan menambah kapasitas beban jalan.Penelitian ini menggunakan bambu untuk tulangan perkerasan kaku jalan raya. Spesimen yang dibuat adalah meshing (jaringan) tulangan bambu dan tulangan baja dengan panjang 5 m dan lebar 3,5 m, diameter 12 mm dan tiap tulangan dipasang pada jarak setiap 100 mm. Meshing tersebut masing-masing dipasang pada tiap segmen jalan yang berukuran panjang x lebar x tinggi yaitu 3,5 m x 5 m x 0,3 m pada kedalaman 20 cm dari permukaan jalan dan mutu beton K–300. Uji dilakukan dengan menggunakan beban kendaraan yang divariasikan  mulai dari 1000 Kg sampai dengan mendekati 14000 Kg dan diamati respon dari perkerasan kaku seperti defleksi, regangan dan tegangan.Defleksi terbesar pada perkerasan rigid pavement  tulangan bambu adalah 0,6 mm pada beban 9323 Kg. Tegangan maksimum yang dihasilkan pada tulangan baja memanjang dan melintang adalah 1062,6 Kg/cm2 dan 686,7 Kg/cm2 dengan nilai E baja 2100000 Kg/cm2, sedangkan pada bambu tegangan terbesar yang dihasilkan adalah 118,62 Kg/ cm2 dan 86,87 Kg/ cm2 dengan nilai E bambu 313810 Kg/cm2 pada kondisi ini tegangan yang terjadi masih dalam batas elastis. Hasil penelitian menunjukkan bambu layak  dipakai sebagai tulangan pada rigid pavement jalan raya.
Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Ahmad Yani dengan Jalan M.Hasibuan – Jalan KH. Noer Ali Kota Bekasi Maarif, Rizal; Nuryati, Sri; Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 7 No 1 (2019): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.105 KB) | DOI: 10.33558/bentang.v7i1.1598

Abstract

Material construction resources are very limited, but the demand for these materials tends to increase. Therefore, it is necessary to search for alternative materials such as utilizing used goods (garbage) as construction materials. An alternative material used in this study was iron shavings waste as an additional material in the concrete brick mixture to replace sand. Therefore, it can minimize the use of sand and reduce iron shavings. The study was conducted by changing the standard size of the brick according to SNI to a size of 10 x 10 x 10 cm. The results showed that the addition of iron shavings in the concrete mixture was able to increase compressive strength value. The percentage increases in compressive strength of normal concrete blocks were: 14.87%, 24.79%, 45.45%, and 71.90%. The compressive strength of ordinary concrete brick of age 7 days is 41,374 KN, and after iron shaving addition the strength improve by 47,529 KN, 51,632 KN, 60,18 KN and 71,123 KN with the percentage of iron shaving of 2.5%, 5% , 7.5% and 10% respectively. These improve value was also categorized as quality I, II and III according to SNI 03-0349-1989 requirement.
Investigasi Keruntuhan Geser Balok Tinggi Beton Bertulang dan Beton Fiber Dengan Metode Eksperimental, Metode Numerik dan Metode Strut and Tie Darma, Eko; Paryati, Ninik
BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 7 No 2 (2019): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.949 KB) | DOI: 10.33558/bentang.v7i2.1749

Abstract

One reinforced beam element that experiences a shear failure is a high beam; a beam that follows a requirement based on SNI-2847-2013 standard that have the proportion of sliding span (l) and the effective height (d) not more than three. The type of collapse in high beams generally is shear failure in which the crack appears from the area around the placement, propagates and reaching the maximum value at the point of loading. Observation of crack patterns and ultimate loads can be done by several methods based on both non-linearity and linearity of materials. Two specimens consisted of one high beam conventional reinforced concrete and one high beam concrete fiber with a dimension of 170 mm x 420 mm x 850 mm were prepared. Fiber from machine turning waste was used as coarse aggregate substitution with 100% composition in fiber concrete. Both specimens were tested in the laboratory and observed for crack patterns analysis and ultimate load achievement. The experimental test results were then compared with the numerical test results for the non-linearity properties of the material and the Strut and Tie method for the linearity properties of the material. The ultimate high beam of conventional reinforced concrete when experiencing shear failure in the experimental method, numeric method, and strut and tie method were 310 KN, 290 KN, and 236.917 KN respectively, whereas in the high beam fiber concrete, the ultimate load in the experimental method, numeric method, and in the strut and tie method were 280 KN, 260 KN, and 263,917 KN respectively. The biggest ratio of test results were obtained from the comparison between the numerical and the experimental methods in conventional concrete which was equal to 0.94. This showed the similarity of non-linearity properties of the material to produce adjacent test results.