Kusnandar Anggadiredja
Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Ketergantungan Mahasiswa Terhadap Konsumsi Minuman Berenergi Kusnandar Anggadiredja; Triantri Kartika Putri; Sophi Damayanti
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2021.6.1.6

Abstract

Minuman berenergi merupakan suplemen makanan yang terdiri dari multivitamin, makronutrien, taurin, kafein dengan tambahan herbal seperti ginseng dan jahe dengan bentuk sediaan cairan dalam kemasan botol, serbuk dan tablet yang dilarutkan menjadi minuman, yang dalam setiap kemasannya mengandung energi minimal 100 kkal. Penggunaannya adalah untuk menambah tenaga, stimulasi metabolisme, memelihara kesehatan dan stamina, yang diminum saat bekerja keras atau setelah olahraga. Konsumsi minuman berenergi meningkat sejak merk minuman berenergi terkenal mulai diperdagangkan tahun 1997. Penelitian di Amerika menunjukkan, 51% mahasiswa dari 496 mahasiswa yang diteliti mengonsumsi minuman berenergi lebih dari satu kali dalam sebulan. Dilihat dari kepopuleran minuman berenergi pada mahasiswa, diperlukan adanya ukuran untuk menilai potensi ketergantungannya. Penelitian ini bertujuan mempelajari mengenai potensi ketergantungan mahasiswa terhadap minuman berenergi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data berdasarkan pengisian kuesioner yang diisi oleh responden pada Maret 2017 sampai Juli 2017. Data dianalisis dan untuk memperoleh informasi derajat ketergantungan tiap responden menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder V (DSM V). Jumlah total responden adalah 184 responden. Hasil menunjukkan 58% responden adalah perempuan dan 42% responden adalah laki-laki. Dari 6 merk minuman berenergi, merk E adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi. Dua puluh tujuh persen responden mengonsumsi minuman berenergi satu kali dalam sebulan. Berdasarkan kriteria DSM V, 53% responden tidak mengalami ketergantungan, 30% mengalami ketergantungan ringan, 10% mengalami ketergantungan sedang dan 7% mengalami ketergantungan berat. Walaupun lebih dari setengah jumlah responden tidak mengalami ketergantungan, namun ketergantungan minuman berenergi pada mahasiswa tetap harus diperhatikan karena terdapat 47% potensi ketergantungan minuman berenergi pada mahasiswa yang diteliti.
Evaluasi Persepsi Interprofessional Education dan Efektivitasnya Pada Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang KB Oral dan Suntik di Kota Bandung Ikhwan Yuda Kusuma; Kusnandar Anggadiredja
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.642 KB) | DOI: 10.20961/jpscr.v5i1.39270

Abstract

Pembangunan di bidang kesehatan dipengaruhi pertumbuhan penduduk. Provinsi Jawa Barat memiliki populasi penduduk terbanyak di Indonesia. Upaya pemerintah menekan laju pertumbuhan penduduk ialah melalui optimalisasi penggunaan kontrasepsi pada program Keluarga Berencana (KB). Metode kontrasepsi terbanyak di Jawa Barat, khususnya Kota Bandung dengan KB oral dan KB suntik. Optimalisasi kinerja tenaga kesehatan diperlukan agar mampu memberikan informasi yang relevan kepada akseptor KB untuk meningkatkan kepatuhan. Interprofessional Education (IPE) merupakan satu upaya mewujudkan program pelayanan KB yang berkualitas, melalui peningkatan kompetensi pelayanan KB. Kolaborasi interprofesi diharapkan mampu memberikan peningkatan kompetensi, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerjasama secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan tenaga kesehatan (apoteker, asisten apoteker, dokter, perawat, bidan, dan Sarjana Kesehatan Masyarakat) di Puskesmas yang bertanggungjawab dan berkaitan langsung dalam pelayanan KB dan Petugas Lapangan KB (PLKB) penanggungjawab di tingkat kecamatan terkait obat kontrasepsi oral dan suntik serta mengevaluasi persepsi tenaga kesehatan terhadap IPE di kota Bandung. Metode penelitian ini adalah eksperimental tipe one group pre-post test design. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan tenaga kesehatan, sebanyak 5 orang mengalami penurunan, 152 orang mengalami peningkatan dan 4 orang tidak mengalami perubahan. Sedangkan hasil analisis mengenai persepsi tenaga kesehatan terhadap IPE, sebanyak 22 orang mengalami penurunan, 114 orang mengalami peningkatan, dan 25 orang tidak mengalami perubahan. Kesimpulan penelitian ini ialah IPE Focus Group Discussion secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang KB oral dan suntik serta secara signifikan meningkatkan persepsi untuk berkolaborasi antar profesi.