Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penumbuhan Lapisan Tipis Material Sensor Giant Magnetoresistance Berstruktur Sandwich dengan Metode Sputtering Ramli Ramli; Mitra Djamal; Freddy Haryanto; Khairurrijal Khairurrijal
Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi Vol 3 No 2 (2011): Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi
Publisher : Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi (PTIO) Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/joki.2011.3.2.5

Abstract

Material giant magnetoresistance (GMR) menjanjikan untuk diterapkan dalam bidang teknologi penting, salah satunya sebagai sensor medan magnet lemah. Sensor GMR memiliki kelebihan, yakni ukuran yang kecil, daya dan harga yang relatif rendah dibandingkan sensor-sensor magnetik lainnya serta sifat-sifat magnetik dan elektriknya dapat divariasikan dalam rentangan yang sangat lebar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek giant magnetoresistance dari lapisan tipis sandwich NiCoFe/Cu/NiCoFe yang ditumbuhkan di atas substrat Si (100) dengan metoda dc-Opposed Target Magnetron Sputtering (dc-OTMS). Parameter penumbuhan yakni; suhu 1000C, laju aliran gas argon sebesar 100 sccm, tekanan 0,52 mTorr, dan tegangan dc 600 volt. Dalam paper ini, akan dibahas pengaruh ketebalan lapisan feromagnetik (NiCoFe) dan ketebalan lapisan non magnetik (Cu) terhadap sifat giant magnetoresistance dari sandwich NiCoFe/Cu/NiCoFe. Hasil pengukuran rasio magnetoresistance memperlihatkan bahwa ketebalan lapisan NiCoFe mempengaruhi nilai rasio GMR, serta makin tebal lapisan NiCoFe, makin kecil medan saturasi, yang ditandai dengan kurva rasio GMR yang makin runcing. Dalam struktur sandwich, kecilnya nilai rasio GMR saat ketebalan NiCoFe rendah, kemungkinan disebabkan oleh hamburan pada permukaan luar seperti antarmuka substrat-film atau buffer layer. Hamburan ini mempengaruhi nilai GMR saat ketebalan lapisan feromagnet lebih kecil dibanding panjang lintasan bebas rata-rata yang berhubungan dengan elektron ber-spin ke atas dan spin ke bawah. Demikian pula halnya dengan ketebalan lapisan non magnetik Cu juga mempengaruhi rasio GMR, dimana rasio GMR semakin berkurang dengan bertambahnya ketebalan lapisan Cu. Hal ini kemungkinan terjadi akibat peningkatan hamburan elektron konduksi yang melintasi lapisan pemisah non magnetik, yang mengurangi aliran elektron diantara lapisan-lapisan feromagnetik dan meningkatkan arus shunting, sehingga mengurangi nilai rasio GMR.  Keywords: feromagnetik; giant magnetoresistance; lapisan tipis; NiCoFe,non magnetik, sensor GMR.
Analisis pengaruh nilai kVp dan filter terhadap kualitas citra dari fantom ACR pada digital mamografi Nadya Anggraini; Freddy Haryanto; Adiwasono Matheus Budi Setiawan
Journal of Medical Physics and Biophysics Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Physicists in Medicine (AIPM/AFISMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deteksi dini pada kanker payudara dengan mammografi merupakan langkah efektifuntuk mengetahui lebih dini, sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. Hal inidiharapkan dapat meningkatkan probabilitas kesembuhan. Oleh karena itu,penerapan QC (Quality Control) dan QA (Quality Assurance) dari fasilitaspencitraan Rumah Sakit terkhusus mammografi sangat diperlukan. Penelitian inibertujuan untuk melihat kualitas citra pada mammografi dengan memvariasikanparameter pada alat dan memanfaatkan fantom standar ACR (American College of Radiology) sebagai alat uji.Metode yang dilakukan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukanpenyinaran mammografi pada fantom ACR dengan menggunakan filterMolybdenum (Mo)/Molybdenum (Mo) dan Molybdenum (Mo)/Rhodium (Rh)dengan nilai kilovoltage (kVp) masing-masing 23, 26, 28, 30, 32, dan 35.Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung. Analisisyang dilakukan adalah dengan menghitung nilai massa, mikrokalsifikasi, dan serat.Kemudian menganalisis nilai CNR (Contrast to Noise Ratio) dan SNR (Signal toNoise Ratio) untuk melihat contrast, noise dan blurring dari gambar yangdihasilkan menggunakan softwere ImageJ. Hasil penelitian menunjukan bahwapada beda tegangan 28 kV merupakan hasil yang paling baik dengan jumlah darimassa, mikroklasifikasi dan serat pada secara berurutan 4, 4,5 dan 3,5 untuk filterMo/Mo serta 4, 4,5 dan 2,5 untuk filter Mo/Rh. Nilai CNR pada beda tegangan 28kV sebesar 2,02 untuk filter Mo/Mo dan 2,00 untuk filter Mo/Rh, hal inimenggambarkan kualitas contrast paling baik. Sedangkan untuk nilai SNR belumada yang memenuhi syarat batas yaitu ≥ 40,0, sehingga kualitasn noise yang dihasilkan rendah. Profil nilai piksel dengan melihat puncak Gray Valuemenunjukkan bahwa kualitas blurring pada filter Mo/Mo lebih baik dibandingkanfilter Mo/Rh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kVp dan material filter dapatmemengaruhi kualitas berkas citra mammografi yang diuji dengan fantom ACR.