Bambang Piscesa
Civil Engineering Department, Faculty Of Civil, Environmental And Geo Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Numerical Investigation of Reinforced Concrete Beam Due to Shear Failure Piscesa, Bambang; Alrasyid, Harun; Prasetya, Dwi; Iranata, Data
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 31, No 3 (2020)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v31i3.7385

Abstract

This paper investigates the possibility of using a multi-surface plasticity model to predict shear failure in reinforced concrete beams. The analysis is carried out using the in-house software called 3D-NLFEA. The constitutive model for the concrete material is based on the plasticity-fracture model, which had previously developed to simulate the behavior of concrete cover spalling in reinforced concrete columns. To obtain the asymmetric shear failure pattern, random material properties imperfection for each meshed element is used. Two beams available in the literature are investigated and compared with the analysis results using 3D-NLFEA. From the comparisons, excellent agreement between the analysis and the test result was obtained. 3D-NLFEA can predict the peak load accurately. The peak load prediction only varies 2.19% for beam OA1 and 3.28 % for beam OA2, and it was lower than the test results. The failure crack patterns also show a typical diagonal crack extension from the support to the loading steel plate.
Desain Modifikasi Perancangan Struktur Gedung The Alton Apartment Semarang Menggunakan Metode Pracetak Muhammad Aziz Mubarok; Bambang Piscesa; Faimun Faimun
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58094

Abstract

Gedung The Alton Apartment Semarang merupakan bangunan tipe hunian yang memiliki 30 lantai dan 2 basement, dengan ketinggian bangunan 96 meter, menggunakan metode cor ditempat. Sehingga memerlukan waktu pelaksanaan relatif lama, juga hasil yang kurang presisi. Dalam perkembangan teknologi, menuntut adanya efisiensi dari segi kecepatan, mutu dan biaya. Salah satu alternatif menggunakan metode pracetak. Beton pracetak memiliki beberapa keunggulan. Antara lain, kemudahan dalam pengerjaan, kecepatan dalam pelaksanaan, dan kontrol kualitas yang baik. Sehingga dalam tugas akhir ini, dilakukan modifikasi gedung The Alton Apartment Semarang menjadi 20 lantai dan 1 basement menggunakan metode beton pracetak yang diterapkan pada balok, plat, dan kolom. Metode pracetak memiliki perhatian khusus pada sambungan, karena sambungan pada beton pracetak tidak semonolit beton cast in situ. Dalam Tugas Akhir ini, perencanaan struktur gedung The Alton Apartment Semarang mengacu pada peraturan SNI 2847:2019, PCI Handbook 6th Edition dan SNI 1726:2019. Untuk menyambung setiap tulanganya, menggunakan reinforcement splice technology berupa spiral confined yang terbuat dari tulangan polos, yang telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2014. Gedung The Alton Apartment berlokasi di kabupaten Semarang, memiliki Kategori Desain Seismik (KDS) D, direncanakan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus serta dinding struktural.
Evaluasi Perancangan Jembatan Longspan Cililitan Proyek LRT Jabodebek Menggunakan Balanced Cantilever Precast Post-Tensioned Box Girder Muhammad Rifky Trisnawardhana; Bambang Piscesa; Priyo Suprobo
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i1.59804

Abstract

Dalam perencanaan proyek Longspan Cililitan Proyek LRT Jabodebek mengacu pada Perpres No 65 Tahun 2016, Kementrian Perhubungan selaku owner membawahi supervising consultant dan Project Government Auditor menunjuk PT Adhi Karya (Persero), Tbk. selaku design and built contractor dan PT. Kereta Api Indonesia sebagai operator. Kontraktor harus mememiliki beberapa konsultan yang tertera dalam kontrak sebagai syarat wajib dalam perencanaan proyek tersebut. Yang pertama adalah konsultan untuk membuat Detail Engineering Design (DED). Yang merencanakan detail dimensi dari proyek jembatan bentang panjang. Tetapi penyiapan dokumen Detail Engineering Design oleh konsultan perencana atau kontraktor belumlah cukup untuk meyakinkan dan menjamin kehandalan produk engineering dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Oleh karena itu diperlukannya pemeriksaan pembuktian oleh pihak ketiga seperti konsultan Independent Proof Checker (IPC) sebagai dasar pertimbangan dan memberikan masukan atau saran sebelum akhirnya desain yang digunakan dinyatakan layak untuk dilanjutkan ke tahap konstruksi. Dalam tugas akhir ini, penulis akan merencanakan ulang Jembatan Longspan LRT Cililitan dengan menggunakan precast posttensioned box girder sepanjang 198 meter yang terdiri dari 3 bentang, masing masing 54 m, 90 m dan 54 m. Struktur jembatan yang direncanakan untuk double track. Dengan menggunakan metode balanced cantilever. Perencanaan harus memperhatikan stabilitas struktur dalam tiap tahap pengerjaannya. Dalam perencanaannya dilakukan perhitungan sebagai Independent Proof Checker (IPC) yang diharapkan dapat menjadi pembanding dari perhitungan Detail Engineering Design (DED) yang sudah ada.
Penggunaan Cable untuk Modifikasi Atap Stadion Utama Palaran Samarinda Lina Febrianty; Endah Wahyuni; Bambang Piscesa
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2277.202 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.4176

Abstract

“Pendapatan terbesar stadion didapat dari penjualan tiket tanpa tambahan fasilitas lain”. Untuk itu diperlukan sistem struktur yang dapat meningkatkan kapasitas penonton namun tidak mengurangi nilai estetis stadion tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem kabel. Sistem kabel merupakan sebuah sistem struktur yang terdiri dari dek orthotropic dan girder menerus yang diikat oleh incline cable dan didistribusikan ke menara yang terletak pada pilar utama. Pada tugas akhir ini dilakukan modifikasi atap Stadion Utama Palaran Samarinda, yang semula menggunakan struktur atap rangka batang konvensional menjadi struktur atap dengan menggunakan sistem kabel. Perencanaan stadion ini dibantu dengan menggunakan program komputer SAP2000 14.00 untuk menganalisa struktur utama maupun struktur sekunder. Struktur utama yang terdiri dari steel box, rangka atap melintang dan cable. Struktur sekunder terdiri dari rangka memanjang dan ikatan angin. Hasil dari perencanaan ini adalah didapatkan dimensi struktur rangka atap, steel box, kabel, serta tumpuan pada box dan kolom dengan menggunakan acuan peraturan SNI 2847-2002, PPIUG 1989 , dan SNI 03-1729-2002.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Twin Tower Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan Menggunakan Sistem Ganda dan Balok Pratekan pada Lantai Atap Wisnu Priambodo; Endah Wahyuni; Bambang Piscesa
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.786 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35215

Abstract

Gedung Twin Tower Universitas negeri sunan ampel Surabaya merupakan gedung yang difungsikan sebagai rektorat yang memiliki 9 lantai ditambah lantai atap. Struktur gedung Twin Tower merupakan struktur beton bertulang biasa. Pada lantai 9 merupakan ruang serba guna sehingga tidak ada kolom ditengah ruangan. Dan pada lantai atap terdapat balok bentang panjang yang memiliki dimensi 60 x 120 cm. Penggunaan balok bentang panjang dengan beton bertulang biasa akan menghasilkan dimensi yang besar dan juga tulangan yang banyak. Selain itu, dalam penerapannya beton bertulang biasa dinilai kurang efektif baik dalam segi bahan maupun materialnya, sebagai langkah efektif maka dilakukan perubahan struktur pada lantai atap menggunakan sistem beton pratekan. Dalam perencanaannya, struktur Gedung Twin Tower UINSA Surabaya ini menggunakan Sistem Ganda. Sistem Ganda (dual system) adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul sepenuhnya oleh rangka utama, sedangkan beban lateralnya dipikul bersama oleh rangka utama dan dinding struktur. Rangka utama dan dinding struktur didesain sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Dinding Struktur Beton Khusus (DSBK) Berdasarkan hasil analisa didapatkan dimensi balok pratekan 50 x 75 cm dengan bentang 15 m dan tebal shearwall 350 mm. Dari perhitungan di dapatkan Shearwall menahan beban gaya gempa arah x 73% dan arah y 70%, sedangkan rangka pemikul momen menahan beban gempa arah x 27% dan arah y 30%. Kemudian di dapat gaya pratekan awal sebesar 1300 KN dengan jumlah tendon 1 dan berisi 12 strand. Selanjutnya di dapat kehilangan pratekan sebesar 23,4% serta prestressing partial ratio (PPR) 24,46 %.
Desain Modifikasi Struktur Gedung Asrama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat Menggunakan Srpmk Dan Balok Prategang Pada Lantai Atap Muhammad Satrya Ageta; Endah Wahyuni; Bambang Piscesa
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.144 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35996

Abstract

Kompleks Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) berlokasi di Kota Padang. Kebutuhan akan ruang dan kurangnya lahan pada komplek LPMP merupakan tantangan yang harus diatasi dalam pembangunan. Bangunan bertingkat banyak adalah salah satu solusi pembangunan terhadap kurangnya lahan dan ruang. Perencanaan gedung asrama LPMP setinggi 10 lantai (± 40 m) dirancang menggunakan beton bertulang pada keseluruhan lantai, serta menggunakan beton prategang pada balok lantai atap. Lantai atap tersebut akan didesain sebagai ruang ballroom tanpa ada struktur kolom ditengah ruangan. Sehingga, ruang ballroom menjadi lebih nyaman dan luas dibandingkan jika menggunakan balok nonprategang yang dapat menghasilkan dimensi lebih besar. Pada era modern ini beton prategang merupakan salah satu teknologi struktur yang dikembangkan dan sering digunakan untuk pembangunan gedung bertingkat yang memiliki balok dengan bentang yang cukup panjang tanpa ada kolom ditengah bentang. Balok beton prategang pada gedung bertingkat memiliki kendala dari sifat beton prategang yang getas. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan khusus dalam desain balok beton prategang agar dapat bersifat daktail yang cukup untuk menahan beban gempa yaitu berupa metode pelaksanaan pekerjaan balok beton prategang dengan metode penarikan posttension dan cast in situ, sehingga hubungan balok prategang dan kolom monolit. Struktur gedung LPMP menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Dimana sistem ini dirancang untuk daerah rawan gempa sesuai peraturan SNI 1726:2012, untuk pembebanan sesuai peraturan SNI 2847:2013, dan analisa struktur menggunakan program bantu SAP2000.
Modifikasi Perencanaan Struktur Atas Jembatan Suramadu Menggunakan Konstruksi Jembatan Gantung dengan Side Span Suspended Dyah Sukma Putri Andini; Hidayat Soegihardjo Masiran; Bambang Piscesa
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.768 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.45445

Abstract

Jembatan Suramadu merupakan jembatan yang melintas di selat madura yang menghubungkan Kota Surabaya dan Pulau Madura. Jembatan ini menjadi jalur alternatif untuk meningkatkan laju perekonomian, pembangunan infrastruktur serta kegiatan pariwisata untuk Pulau Madura. Kondisi eksisting jembatan merupakan konstruksi jembatan cable stayed dengan bentang utama sepanjang 818 meter serta lebar jalan 30 meter. Dalam perencanaan ini Jembatan Suramadu didesain menggunakan konstruksi jembatan gantung dengan tipe side span suspended. Jembatan ini direncanakan dengan bentang utama 1200 meter yang terdiri dari bentang tengah 800 meter dan bentang samping 200 m di setiap sisinya, serta lebar lantai kendaraan 30 meter. Material yang menyusun lantai kendaraan berupa material baja dengan tipe orthotropic steel box girder. Struktur pylon dari beton bertulang yang terletak pada kedua sisi bentang tengah jembatan. Dari hasil perencanaan diperoleh dimensi struktur sekunder yang terdiri atas railing dengan profil rectangular hollow 200.200.8 dan circular hollow D3,5”. Sedangkan untuk struktur utama, pada lantai kendaraan direncanakan menggunakna orthotropic plate tebal 16 mm, closed ribs bentuk trapezoidal dimensi 300.250.150.8, floor beam profil T dimensi 700.300.15.28, pelat dinding box girder samping tebal 24 mm dan rangka batang dimensi 2L 150.150.15.15. Sambungan yang digunakan adalah las fillet dan baut M24 dan M30. Struktur kabel tersusun atas 7-wire strand dengan diameter kabel utama 550 mm tersusun dari 7 kabel strand 187 dan kabel penggantung 140 mm tersusun dari strand 109. Pada kolom pylon didesain dengan dimensi 5000 x 7000 mm dan balok kolom dimensi 5000 x 5000 mm dengan rongga didalamnya. Dalam desain struktur jembatan gantung ini digunakan program bantu MIDAS Civil 2011 v2.1 pada analisa struktur utama sekaligus tahapan metode pelaksanaan dan SAP2000 untuk menganalisa struktur sekunder. Hasil analisa juga digunakan untuk analisa stabilitas aerodinamis yang meliputi kontrol frekuensi alami, efek flutter dan vortex shedding. Desain dilakukan dengan mengacu SNI 1725 2016, Peraturan PU No. 08/SE/M/2015, RSNI 2833 2016, SNI 2847 2013.
Strength Reduction Factor of Square Reinforced Concrete Column Using Monte Carlo Simulation Wahyuniarsih Sutrisno; Bambang Piscesa; Mudji Irmawan
Journal of Civil Engineering Vol 35, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20861206.v35i2.8657

Abstract

This paper investigates the strength reduction factor (f) of reinforced concrete (RC) columns using Monte-Carlo simulation (MCS). The main objective of this paper is to evaluate the strength reduction factor of the RC using the authors' developed code. This code is important for further research to check other important effects when high-strength materials are used. The investigated RC column concrete compressive strengths (fc) are 40 and 60 MPa while the rebar strengths (fy) are set to 320, 400, and 500 MPa. Fiber-based cross-sectional analysis is used to compute the axial-moment interaction capacity of the RC column. The concrete compressive block is used to model the concrete contribution and the bilinear stress-strain model is adopted for the rebar. These simplifications can reduce the difficulties when solving the equilibrium of the forces in the sectional analysis. The parameters used in the sensitivity analysis of the strength reduction factor (f) are the concrete compressive strength (fc), the rebar yield strength (fy), the longitudinal rebar ratio (r), and the column size (b,h). The effect of the coefficient of variations for each material on the resistance variation coefficient of the RC is also investigated. From the analysis, it can be concluded that when the RC column falls in the tension-controlled region, the obtained strength reduction factor is 0.93 which is slightly higher than the value of f in ACI 318-19. On the other hand, when the RC column falls in the compression-controlled region, the obtained strength reduction factor is 0.6 which is lower than the value of f in ACI 318-19 which is 0.65.
Non-linear finite element analysis of reinforced concrete deep beam with web opening Ferry Alius; Bambang Piscesa; Faimun Faimun; Harun Alrasyid; Data Iranata
Journal of Civil Engineering Vol 35, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20861206.v35i1.7480

Abstract

The use of Reinforced Concrete (RC) deep beams in building may requires web openings or holes for electrical and mechanical utilities passage. This web opening will change the behavior of RC deep beam and may resulted in early cracks even at service load. Hence, it is important to use a suitable tool to predict the full response of RC deep beam with opening. For that purpose, nonlinear finite element method using 3D-NLFEA software package which utilize a plasticity-fracture model is used to predict the behavior of RC deep beam. One deep beam specimen available in the literature is investigated. To study the effect of using structured and unstructured mesh, as well as different element types on the load deflection curve, hexahedral and tetrahedral solid element was used. From the comparisons, it was observed that the crack pattern between two different meshes was not similar. Structured mesh often has straighter crack propagation compared to the unstructured mesh. The load deflection curve for both models are similar and both models were performed satisfactorily in predicting the peak load of the deep beam.
3D non-linear finite element analysis of concentrically loaded high strength reinforced concrete column with GFRP bar Adhi Dharma Prasetyo; Bambang Piscesa; Harun Al Rasyid; Dwi Prasetya
Journal of Civil Engineering Vol 35, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20861206.v35i1.7750

Abstract

The use of High Strength Concrete (HSC) material in Reinforced Concrete (RC) column has become widely used. HSC was found to be durable, strong in compression, but it has low ductility. This low ductility of HSC can be improved by providing confinement. However, for HSC with concrete strength higher than 70 MPa, additional clause for confinement in ACI 318-19 generates denser arrangement of transverse bars and eventually creates weak planes between the concrete core and the cover. These weak planes can trigger early cover spalling. To reduce the utilization of confining bars, high-strength Glass Fiber Reinforce Polymer (GFRP) bar can be used. However, the performance of GFRP bar varies significantly from their uniaxial behavior in tension or compression to the real performance when it is used as the main reinforcement. For that reason, this paper tries to investigate the behavior of HSC RC column with bars made of conventional steel rebar and with GFRP bars. Due to limited data on the strain gauge reading on the GFRP bars from the available test result, an inverse analysis is carried out to determine the best stress-strain curve for GFRP bars used as the main reinforcement. For that purpose, an inhouse finite element package called 3D-NLFEA is used. From the comparisons, it was found out that the peak load, softening behavior, and the concrete core enhancement prediction agrees well with the test result. From the inverse analysis, only 25% and 45% of the GFRP bar yield strength can be deployed when loaded under compression and tension, respectively.