Nurul Fadilla
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI MASA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pada Perpustakaan Uin Suka Yogyakarta, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Dan Uin Sunan Ampel Surabaya) Nurul Fadilla; Gina Agustina; Arsyad Nuzul Hikmat
Publication Library and Information Science Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : UPT. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/pls.v4i2.3105

Abstract

Era pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda berbagai belahan dunia, telah membuat  berbagai sektor lembaga mengalami kecemasan. Hal ini menimbulkan berbagai kekhawatiran yang diperkuat pula dengan berbagai berita yang hadir silih berganti. Beberapa cara menghindari pandemi Covid-19 ini dengan menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menggunakan handsanitizier, dan melakukan jaga jarak atau social distancing. Selain hal tersebut, work from home turut menjadi salah satu acuan yang diterapkan pemerintah agar para pegawai bekerja dari rumah. work from home pada akhirnya sampai kepada perpustakaan, yang mana pustakawan tidak dapat datang secara langsung ke perpustakaan untuk bertatap muka, melayani pemustaka secara offline, dan lain sebagainya. Akibat hal ini, perpustakaan harus membuat suatu inovasi layanan dalam rangka tetap melakukan penyebaran informasi dan pelayanan yang biasa dilakukan secara offline. Terlebih pada perpustakaan perguruan tinggi yang melayani berbagai macam mahasiswa, dosen dan lain sebagainya. Layanan yang semula bersifat offline, kini mulai berubah menjadi layanan daring sehingga perpustakaan tetap dapat melayani para pemustaka tanpa perlu bertatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi layanan apa saja yang diberikan perpustakaan perguruan tinggi selama era pandemi Covid-19 ini berlangsung, terutama pada perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga perpustakaan perguruan tinggi ini melakukan inovasi layanan agar dapat digunakan secara daring oleh para pemustaka. sehingga mareka dapat mengakses koleksi perpustakaan kapan dan dimana saja.  Memanfaatkan media sosial seperti Instagram perpustakaan memberikan informasi-informasi mengenai layanan mereka kepada pemustaka sehingga pemustaka tidak perlu khawatir ketinggalan informasi. Mereka hanya perlu untuk melihat feed yang diberikan oleh perpustakaan secara Up To Date.
Pendayagunaan Arsip Film Melalui Kegiatan Pemutaran Film Keragaman Lokal Konten Sebagai Pelestarian Nilai Sejarah dan Budaya Jawa Nurul Fadilla; Sri Rohyanti Zulaikha
JPUA: Jurnal Perpustakaan Universitas Airlangga: Media Informasi dan Komunikasi Kepustakawanan Vol. 10 No. 2 (2020): JULI - DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.131 KB) | DOI: 10.20473/jpua.v10i2.2020.128-137

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendayagunaan arsip film melalui kegiatan pemutaran film keragaman lokal konten budaya Jawa DIY yang dilakukan oleh Grhatama Pustaka Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan studi kepustakaan (library research). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan arsip film melalui kegiatan pemutaran film keragaman lokal konten budaya Jawa DIY pada Grhatama Pustaka memberikan pengaruh positif dalam melestarikan nilai budaya dan sejarah melalui film, perkenalan budaya dan sejarah dilakukan dengan cara yang cukup berbeda yaitu dari adanya film dokumenter. Hal itu tercermin dari sikap dan perilaku pemustaka yang memberikan feedback secara langsung, baik dari segi film yang menambah wawasan, pengetahuan baru perihal budaya, sejarah  serta pariwisata yang telah terjadi yang mungkin belum familiar bagi para pemustaka, dan adanya komentar terkait durasi film yang dirasa singkat sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi pemustaka untuk ingin menonton film dokumenter lainnya serta statistik pengunjung yang menyaksikan pemutaran film dokumenter kian naik dan bertambah. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan lebih memperbanyak koleksi film dokumenter lainnya, sehingga film lama tidak hanya sekedar menjadi arsip saja tapi dapat didayagunakan kembali sehingga kebermanfaatannya terasa, dan diharapkan untuk lebih mempromosikan, memperkenalkan kegiatan pemutaran film, semakin memperluas jaringan kerjasama agar dapat menjalin hubungan dengan pihak-pihak tertentu terkait pemutaran film dokumenter, agar karya yang dihasilkan jangka waktu penggunaan atau pemanfaatannya dapat dirasakan lebih lama dan dijangkau oleh lebih banyak orang lagi terutama generasi berikutnya di masa depan.
KOMPARASI PEMIKIRAN BERWICK SAYERS DAN MARY MORTIMER TENTANG SISTEM KLASIFIKASI PERPUSTAKAAN Nurul Fadilla
Jurnal Pustaka Ilmiah Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Pustaka Ilmiah
Publisher : Central Library of Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpi.v6i2.46421

Abstract

This paper focuses on a good library classification system based on the thoughts of Berwick Sayers and Mary Mortimer. It compares and looks at the relevance of these thoughts. This study applied a qualitative approach and comparative descriptive analysis. Both Berwick Sayers and Mary Mortimer have been famous for their works including the library classification system. Based on the results of a comparison between their thoughts, the study found four fundamental differences. The differences cover 1) A good form of classification is easy to use as explicitly proposed by Mary Mortimer because a ‘good version’ for the librarian is not necessarily a ‘good version’ for the library user. Thus, the result will be different. However, if it is easy to use for the user, then it is certainly a good classification form. Meanwhile, Berwick Sayers does not provide an assertive statement but only explains about a good classification; 2) Simple notation versus specific notation; 3) Fitted with a geographical table; 4) Alphabetical versus systematical. Further, the study found four similarities between those thoughts, such as 1) Cover all fields of science; 2) Accommodate new scientific subjects and notations; 3) Develop new science, and 4) Have a supervisory board. Explicitly, the idea that can be implemented in the current library is Mary Mortimer’s thought, Dewey Decimal Classification.
Strategi Pengelolaan Dan Preservasi Arsip Media Baru Sebagai Memori Kolektif Dan Nilai Guna Sejarah Pada Dpad Diy Nurul Fadilla
Al Maktabah : Jurnal Kajian Ilmu dan Perpustakaan Vol 5, No 2 (2020): Desember
Publisher : Pusat Perpustakaan IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mkt.v5i2.3637

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengelolaan dan preservasi arsip media baru sebagai memori kolektif dan nilai guna kesejarahan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung, wawancara secara mendalam, dan studi kepustakaan (library research). Pada teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif kemudian dilakukan pengecekan dan verifikasi atas data yang ada secara langsung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengelolaan dan preservasi arsip media baru sebagai memori kolektif dan nilai guna kesejarahan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY dikatakan sangat baik dan memiliki strategi serta proses yang signifikan berjalan sesuai dengan alur yang telah ditetapkan, terbukti dengan arsip media baru yang dimiliki tertata rapi baik pada data secara soft maupun hard dan selalu dilakukan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan terhadap arsip media baru yang dimiliki dengan melakukan preservasi preventif. Selain itu tahapan dalam melakukan pengelolaan dan preservasi arsip media baru dilakukan dengan 1) Proses penyerahan dari pencipta atau pemilik arsip, 2) Proses akuisisi, 3) Proses penyeleksian dan penilaian, 4) Proses pendeskripsian arsip, 5) Proses penyusunan skema arsip, 6) Proses pengelompokkan arsip, 7) Proses penomoran definitif, 8) Proses entri data, 9) Proses penyimpanan, Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam menjalankan strategi preservasi arsip yaitu kartu deskripsi, daftar koleksi, amplop, kertas minyak, silica gel, scanner, kotak arsip, rak arsip, dan almari arsip.