Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI PERKOTAAN DI METROPOLITAN MAMMINASATA PROVINSI SULAWESI SELATAN Kusbimanto, Ignatius Wing; Sitorus, Santun R.P.; -, Machfud; Poerwo, I.F. Poernomosidhi; Yani, Mohamad
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17889.202 KB)

Abstract

ABSTRAKMetropolitan Mamminasata yang terdiri dari Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar merupakan salah satu dari delapan Kawasan Metropolitan si Indonesia. Permasalahan prasarana transportasi perkotaan saat ini adalah kemacetan pada waktu jam sibuk, kesemerawutan lalu lintas, tingginya angka kecelakaan, kebisingan dan polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi maslah transportasi namun belum efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi eksisting sistem jaringan prasarana transportasi perkotaan dan status berkelanjutannya serta mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang berpengaruh dalam rangka menghasilkan arah kebijakan pengembangan prasarana transportasi perkotaan berkelanjutan Metropolitan Mamminasata. ruang lingkup penelitian terbatas pada jaringan jalan nasional. Data primer diperoleh dari survei perhitungan lalu lintas dan wawancara dengan responden secara purposiv sampling. berdasarkan data lalu lintas tahun 2009 volume lalu lintas rata-rata adalah 2.299 smp/jam dan pada tahun 2013 meningkat menjadin 3.520 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan mengalami peningkatan dari 0,43 pada tahun 2009 menjadi 0,66 pada tahun 2013. Tingkat Layanan (LOS) kategori C dimana aliran jaringa jalan stabil mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi. Multi Dimensional Scaling (MDS) digunakan untuk menganalisis empat dimensi yang terdiri dari 59 atribut. MDS menggunakan RAPTransport untuk mendapatkan Indeks Keberlanjutan. Nilai dimensi lingkungan adalah 51,87%, ekonomi dimensi 53,23%, dimensi sosial 49,19%, dan 51,68% dimensi keteknikkan. Status keberlanjutan cukup berkielanjutn yang ditunjukkan dengan nilai indeks keberlanjutan multi dimensi adalah 50,18. MDS, analisis kebutuhan dan ISM digunakan untuk untuk mendapatkan faktor kunci utama. Pemerintah dan pemerintah daerah dalam menetapkan arahan kebijakan dengan melakukan interfensi kebijakan dengan cara meningkatkan faktor-faktor kunci yang sensitif dalam upaya meningkatkan status berkelanjutan. Kata kunci :  prasarana transportasi perkotaan, keberlanjutan, tingkat pelayanan, teknik dan faktor kunci
Growth of Makassar City as metropolitan have been increasing urban economic growth and social community change, however, it caused problems non-bus public passenger transport management policy not integrated with urban spatial planning policy as one unity.  Research objectives are aimed to design model of sustainable transportation management for non-bus public passenger transport integrated with urban spatial planning, to evaluate existing route pattern performance and to identify and to manage Umar Mansyur; Santun R.P. Sitorus; Marimin .; Lilik Budi Prasetyo; I.F. Poernomosidhi Poerwo
Forum Pasca Sarjana Vol. 32 No. 4 (2009): Forum Pascasarjana
Publisher : Forum Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Growth of Makassar City as metropolitan have been increasing urban economic growth and social community change, however, it caused problems non-bus public passenger transport management policy not integrated with urban spatial planning policy as one unity.  Research objectives are aimed to design model of sustainable transportation management for non-bus public passenger transport integrated with urban spatial planning, to evaluate existing route pattern performance and to identify and to manage potentially polluted corridor from emission gas.  Research methods consist of three phases namely valuating of route performance with descriptive analysis, identifying gas emission and zoning management with level of services, hierarchy analytical process (AHP), and designing priority policy model with geographic information system (GIS) and exponential comparative method (MPE).  The results are: (i) the road level of services performance with the bigger traffic composition are motorcycle and non-bus public passenger transport and densities of primary roads as compared to secondary roads with level of services of C, B, and A for variation between collector and artery roads; (ii) vehicle emission as standard of very small as compared to step over standard and gas ambient by CO are sedan/jeep, kijang, pick-up, bus, non-bus public passenger transport and mini bus, and mini truck on the artery road, (iii) the priority alternatives on zoning arrangement are first for environmental facility improvement, vehicle arrangement, location decision, and institutions arrangement; (iv) model of sustainable transportation management with GIS is spatial database and transportation maps of selected route and zoning arrangement whereas policy priorities are regarding management aspect improving level of service which consider road capacity, real speed, and volume ratio and regarding policy aspect ascertaining spatial plan as a dominant factor for zoning arrangement in relation to vehicle pollution.   Key words: non-bus public passenger transport, sustainable, spatial, route, emission