Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PANDANGAN GEREJA ADVENT DALAM PENGGUNAAN ALAT MUSIK DRUM BERDASARKAN ALKITAB DAN TULISAN ROH NUBUAT Janes Sinaga; Jimmy Allen Sakul; Rolyana Ferinia; Juita Lusiana Sinambela
DA'AT : Jurnal Teologi Kristen Vol. 3 No. 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Program Studi Teologi, Fakultas Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.044 KB) | DOI: 10.51667/djtk.v3i1.705

Abstract

Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap kegiatan ibadah dan penggunaan Alat musik dapat menjadi berkat bagi yang mendengarkannya namun dapat menjadi kutuk apabila tidak digunakan dengan baik. Penggunaan alat musik dalam ibadah gereja sering menjadi perdebatan antara yang boleh digunakan dengan tidak boleh digunakan di kalangan Gereja Kristen dan secara khusus menurut pemahaman Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Melalui penelitian ini penulis menjelaskan secara kualitatif melalui pengalaman pelayanan sebagai gembala jemaat di sebuah Gereja Advent di DKI Jakarta dan menggali dari sumber buku Pustaka, media online serta menyimpulkannya secara utuh. Adapaun hasil penelitian ini menyatakan pengunaan musik drum tidak relevan penggunannya untuk mengiringi lagu pujian maupun instrument musik untuk Tuhan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menurut Alkitab dan Roh Nubuat. Kiranya melalui tulisan ini dapat digunakan untuk referensi penggunaan alat musik dalam ibadah Gereja sehingga menghindari perbedaan pendapat sehingga musik dapat menjadi berkat dalam sebuah ibadah Gereja.
Pentingnya Keterlibatan Anggota Jemaat Sebagai Seorang Kristen Dalam Penginjilan Terhadap Pertumbuhan Gereja Janes Sinaga; Juita Lusiana Sinambela; Rolyana Ferinia Sibuea; Stimson Hutagalung
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.261 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah memaparkan pemahaman pentingnya keterlibatan anggota jemaat sebagai seorang Kristen yang telah percaya dan diselamatkan oleh Yesus Kristus sebagai bentuk tanggungjawab menjalankan perintah Tuhan Yesus dan menyambut panggilan yang paling agung yang pernah diberikan Allah kepada manusia. Melalui keterlibatan semua anggota jemaat maka gereja akan bertumbuh secara kerohanian maupun keanggotaan. Sekiranya setiap orang Kristen memahami panggilannya sebagai orang percaya untuk terlibat dalam penginjilan maka tidak akan ada yang menolak terlibat dalam pelayanan penginjilan ini. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data dari daftar Pustaka buku-buku dan jurnal. Melalui pemaparan tulisan ini kiranya setiap orang Kristen termotivasi terlibat dalam penginjilan karna penginjilan adalah tujuan utama Gereja ada.
Tinjauan Terhadap Perayaan Natal Berdasarkan Lukas 2:8 Menurut Alkitab dan Roh Nubuat Janes Sinaga; Sarwedy Nainggolan; Juita Lusiana Sinambela
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.716 KB)

Abstract

Hari natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus sebagai mesias dan Juruselamat manusia. Pada umumnya setiap Kristen menyambut peryaan natal penuh sukacita, sebagai titik awal rencana keselamatan kepada manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Namun dalam hal penerimaan perayaan natal masih ada perbedaan pandangan bahkan dalam penetapan tanggal natal tersebut. Penelitian ini membahas tujuan utama orang Kristen menyambut natal secara khusus menurut Alkitab dan tulisan Roh Nubuat yang dipercaya menjadi petunjuk dan nasehat bagi umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pada masa kini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif melalui daftar Pustaka Alkitab, buku dan media online lainnya dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang tepat dan konfrehensip tentang perayaan natal.
Karakter Kepemimpinan Musa Inspirasi Setiap Pemimpin Janes Sinaga; Juita Lusiana Sinambela; Rolyana Ferinia; Stimson Hutagalung Hutagalung
SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual Vol. 12 No. No. 2 (2021): SCRIPTA : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.258 KB) | DOI: 10.47154/scripta.v12iNo. 2.137

Abstract

ABSTRAK   Setiap komunitas sosial apapun membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan komunitas tersebut untuk mencapai tujuan dari komunitas tersebut. Beberapa orang ingin menjadi seorang pemimpin, namun apakah dia dapat menjadi pemimpin yang berhasil dan memiliki karakter yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Musa adalah seorang pemimpin besar dan berkarakter dalam tokoh Alkitab, seorang pemimpin yang selalu berhubungan dengan Tuhan dan menuruti kehendak Tuhan dimasa kepemimpinan dan hal inilah yang menuntun kepada keberhasilannya. Melalui kehidupan Musa pemimpin besar Bangsa Israel yang adalah pemimpin yang dipilih Allah maka setiap pemimpin atau yang berniat jadi pemimpin dapat mencontoh kehidupan hamba Tuhan Musa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa literatur dari daftar Pustaka dan alkitab sehingga dapat disimpulkan menjadi sebuah petunjuk maupun model bagi para pemimpin masa kini.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI ANAK MENGGUNAKAN METODE BERCERITA BERDASARKAN ULANGAN 6:7 Juita Lusiana Sinambela; Janes Sinaga; Stepanus Pelawi; Max Lucky Tineti
Sesawi Vol 3, No 2 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.551 KB) | DOI: 10.53687/sjtpk.v3i2.76

Abstract

Tujuan penelitian ini diharapkan agar orang tua dalam kehidupan rumah tangganya dapat memberikan Pendidikan Kristen kepada anak-anaknya, karena kewajiban memberikan Pendidikan rohani kepada anak-anak adalah menjadi tanggungjawab utama sebagai orang tua dalam kehidupan rumah tangga. Pendidikan Agama Kristen dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sederhana yaitu bercerita. Mendengarkan cerita adalah sesuatu yang sangat digemari anak-anak, apabila hal tersebut dilakukan orang tua diwaktu anak-anak sedang bersantai maupun sebelum tidur, hal ini sesuai dengan nasihat Firman Tuhan dalam Ulangan 6:7 mengajarkan anak-anak berulang-ulang pada setiap kesempatan. Cara terbaik menyampaikan pesan moral dan pembinaan kerohanian terhadap anak adalah dengan bercerita, dikarenakan pada umumnya anak lebih mudah mengingat sebuah pesan melalui cerita daripada metode lain. Bahan cerita Kristiani yang dapat digunakan oleh orang tua adalah adalah Alkitab, Alkitab berisi cerita kisah orang-orang beriman yang dapat menjadi panutan iman bagi anak-anak Kristen. Metode penelitian ini dengan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari daftar Pustaka berupa Alkitab, buku-buku dan jurnal. Penelitian ini diharapkan membuat orang tua dapat mengimplementasikan Pendidikan Agama Kristen Bagi anak-anak dengan metode bercerita, sehingga lebih mudah diingat dan dimengerti setiap anak.
BUKTI PENYERTAAN TUHAN MELALUI PERJALANAN BANGSA ISRAEL MENYEBERANGI LAUT TEBERAU BERDASARKAN KELUARAN 13:17 – 14:1-31 Janes Sinaga; Raden Deddy Kurniawan; Juita Lusiana Sinambela
LOGOS Vol. 19 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukti penyertaan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel sungguh nyata. Tuhan bukan saja memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan, Allah pembebas, namun juga Tuhan, Allah yang menyertai kehidupan mereka. Sementara itu bagi Firaun, seharusnya peristiwa ini adalah pelajaran penting dalam sejarah kehidupannya dan bangsanya. Bahwa berperkara dengan Tuhan, Allah Israel adalah sebuah kesia-siaan. Baik bangsa Israel dan Firaun sama-sama diajarkan akan sifat dan karakter Tuhan, Allah yang adil dan penuh kasih. Ini pula yang seharusnya menjadi pelajaran bagi umat-umat Tuhan sepanjang zaman. Bahwa penting percaya dengan segenap hati kepada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan di dalam setiap jalan-jalan kehidupan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber Pustaka, sehingga setiap orang percaya akan penyertaan Tuhan melalui pengalaman bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau.
BUKTI PENYERTAAN TUHAN MELALUI PERJALANAN BANGSA ISRAEL MENYEBERANGI LAUT TEBERAU BERDASARKAN KELUARAN 13:17 – 14:1-31 Janes Sinaga; Raden Deddy Kurniawan; Juita Lusiana Sinambela
LOGOS Vol. 19 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukti penyertaan Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel sungguh nyata. Tuhan bukan saja memperkenalkan diri-Nya sebagai Tuhan, Allah pembebas, namun juga Tuhan, Allah yang menyertai kehidupan mereka. Sementara itu bagi Firaun, seharusnya peristiwa ini adalah pelajaran penting dalam sejarah kehidupannya dan bangsanya. Bahwa berperkara dengan Tuhan, Allah Israel adalah sebuah kesia-siaan. Baik bangsa Israel dan Firaun sama-sama diajarkan akan sifat dan karakter Tuhan, Allah yang adil dan penuh kasih. Ini pula yang seharusnya menjadi pelajaran bagi umat-umat Tuhan sepanjang zaman. Bahwa penting percaya dengan segenap hati kepada tuntunan dan pemeliharaan Tuhan di dalam setiap jalan-jalan kehidupan. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber Pustaka, sehingga setiap orang percaya akan penyertaan Tuhan melalui pengalaman bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau.
Metode Pengembalaan melalui Pendekatan Lintas Budaya Janes Sinaga; Rimon Jonas Simanjuntak; Juita Lusiana Sinambela
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53814/eleos.v2i1.24

Abstract

Abstract: The purpose of this research is that every pastor pays attention to how to approach members of his congregation, especially a cross-cultural approach, so that it is easier to provide the best service if you are familiar with the culture of the congregation being served. Each region has a different culture. And a minister of God or pastor in ministry is often placed in a place that is different from its culture and customs. For success in the ministry of a Pastor it is necessary to study and understand the local culture and customs. This approach through cultural understanding will make it easier for God's ministers to win the hearts of the local population and adapt the preaching of the gospel to the culture of the local community. The approach through understanding the local culture as well as the local language, makes it easier to communicate the truth of God's word. This study uses a qualitative method that describes the importance of a cross-cultural approach in pastoral care, with the hope that the service will be more pleasing to the members it serves.Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah agar setiap gembala memperhatikan cara pendekatan kepada anggota jemaatnya, terutama pendekatan lintas budaya, sehingga lebih mudah untuk memberikan pelayanan yang terbaik apabila mengenal dengan baik budaya jemaat yang dilayani. Setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda. Dan seorang pelayan Tuhan atau pendeta dalam pelayanan sering ditempatkan di suatu tempat yang berbeda dengan budaya dan adat istiadatnya. Untuk keberhasilan dalam pelayanan seorang Pendeta adalah perlu untuk mempelajari serta memahami budaya serta adat istiadat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya ini akan memudahkan para pelayan Tuhan untuk memenangkan hati penduduk setempat serta menyesuaikan pengabaran Injil dengan budaya masyarakat setempat. Pendekatan melalui pemahaman budaya lokal dan juga bahasa lokal, memudahkan untuk mengkomunikasikan kebenaran firman Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang memaparkan pentingnya pendekatan lintas budaya dalam pelayanan penggembalaan, sehingga tercipta sebuah pelayanan yang berkenan kepada anggota yang dilayaninya.
Pertobatan Yakub: Si Penipu Menjadi Israel Janes Sinaga; Juita Lusiana Sinambela; Max Lucky Tinenti; Stepanus Pelawi
Journal of Social Interactions and Humanities Vol. 1 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.262 KB) | DOI: 10.55927/jsih.v1i1.450

Abstract

Tujuan penelitian ini agar setiap umat manusia lebih berserah kepada rencana Allah, tidak bertindak sendiri apalagi sampai jatuh kedalam dosa untuk mencapai maksud dan tujuannya. Kita boleh mencontoh kehidupan Yakub bahwa Penipuan yang dilakukannya berakibat buruk terhadap kehidupan selanjutkan bahkan hal yang serupa terjadi kepadanya “ditipu keluarganya sendiri”. Yakub adalah tokoh Alkitab yang cukup populer sebagai nenek moyang Bangsa Israel. Namun Yakub juga dikenal memiliki masa kelam sebagai seorang penipu. Yakub disebut penipu bukanlah menipu orang lain namun menipu Ayah dan Kakak lelakinya. Yakub menipu untuk mencapai tujuannya memiliki hak kesulungan. Bagi Tuhan penipuan dengan tujuan apapun tidak dibenarkan walaupun itu bersifat rohani sekalipun. Pengalaman Yakub menjadi pelajaran rohani bagi kita bahwa penipuan atau dosa selalu berakibat buruk dalam kehidupan kita. Namun Tuhan selalu rindu agar kita dengan rendah hati mengakui dengan penuh penyesalan segala kesalahan kita kepadanya, maka Dia akan mengampuni kita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data dari berbagai daftar Pustaka serta menganalisisnya menjadi sebuah kesimpulan yang menuntun setiap orang belajar dari peristiwa kisah Yakub yang telah jatuh dalam dosa namun bertobat.
Makna Sesamaku Manusia Berdasarkan Lukas 10:25-37 Daniel Siswanto; Janes Sinaga; Micle Edwin Tumundo; Juita Lusiana Sinambela
LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial dan Budaya Vol 5, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Erikson-Tritt Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.304 KB) | DOI: 10.53827/lz.v5i2.87

Abstract

"Who is my neighbor?" The scribe's question was motivated by his understanding of "neighborhood" which was only limited to Jews. The Jews in a series of ceremonies made themselves most holy. They do not think about foreigners or other nations other than their own people. This kind of understanding will tend to limit behavior to love others outside of a certain relationship. The purpose of this study is to provide a true and in-depth understanding according to biblical standards regarding the understanding of who is my neighbor. Delivering straightforwardly and clearly the intent and purpose of the Lord Jesus in giving parables according to Luke 10:25-37 as well as the correct view and understanding of who my neighbor is. This study uses a qualitative method by collecting and analyzing from various literature sources such as the Bible, books and journals so as to get a correct understanding of fellow human beings in Luke 10:25-37. In the story of the good Samaritan, Christ wanted to show that true religion does not depend on rules, beliefs, or religious ceremonies, but in performing acts of love and true goodness. The lesson on the parable of the Good Samaritan in the context of “Who is My Neighbor”, gives an understanding to every reader that a fellow human being is not just someone who believes in us.“Siapakah sesamaku manusia?” Pertanyaan seorang ahli Taurat ini dilatarbelakangi oleh adanya pemahamannya tentang “sesamanya manusia” yang hanya terbatas pada orang Yahudi saja. Orang Yahudi dalam suatu rentetan upacara menjadikan diri mereka sendiri paling kudus. Mereka tidak memikirkan orang asing atau bangsa lain selain kaum mereka sendiri. Pemahaman seperti ini akan cenderung membatasi perilaku untuk mengasihi orang lain di luar satu ikatan hubungan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang benar dan mendalam sesuai dengan standard Alkitabiah sehubungan dengan pengertian siapakah sesamaku manusia. Menyampaikan dengan lugas dan jelas akan maksud dan tujuan dari Tuhan Yesus dalam memberikan perumpamaan sesuai Lukas 10:25-37 serta pandangan dan pemahaman yang benar tentang siapakah sesamaku manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisa dari berbagai sumber Pustaka seperti Alkitab, buku dan jurnal sehingga mendapatkan pemahaman yang benar mengenai sesama manusia dalam Lukas 10:25-37. Dalam kisah orang samaria yang baik hati, Kristus ingin menunjukkan bahwa agama yang benar itu bukanlah bergantung pada peraturan, kepercayaan, atau upacara agama, melainkan dalam melakukan perbuatan kasih, dan kebaikkan sejati. Pelajaran perumpaan Orang Samaria Yang Baik Hati dalam konteks “Siapakah Sesamaku Manusia”, memberikan pemahaman kepada setiap pembacanya bahwa sesama manusia bukan hanya seorang yang seiman dengan kita.