Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Early Childhood Learning Mood Management through Video-Based Streamlining Dakir Dakir; Hefniy Hefniy; Zubaidi Zubaidi; Faiqotul Himmah
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 14, No 1 (2022): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.707 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v14i1.1412

Abstract

With the implementation of video-based learning at RA Masyitoh, this study aims to analyze and examine the management of learning mood in early childhood through video-based learning. The researcher employs the qualitative case study method.This study comprised interviews, observation, and documenting findings as data collection techniques. The data analysis is carried out in stages, beginning with data collection and progressing through data presentation, reduction, and conclusion. The results revealed that learning mood management in early childhood through video-based learning was accomplished through the following methods: needs analysis, implementation design of video-based learning, assessment of video-based learning. According to this research, students' learning mood must be maintained for optimization and learning targets to be achieved in the classroom. Teachers must do their part to ensure that this happens. Therefore, a comprehensive understanding is needed to improve children's learning mood through various learning approaches.
MANAJEMEN MUTU TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ANA BINTARI; DAKIR DAKIR; MUSLIMAH MUSLIMAH
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v2i2.1306

Abstract

The increasingly fierce competition that occurs among sellers of products and services requires each to be able to maintain and improve the quality of the products or services produced. The lack of understanding of an organization or company, whether owned by the government or private, on how to maintain public trust in the products it produces can be a crucial problem. The existence of management is very important for the sustainability of a company or organization, "Through good management, fostering cooperation becomes harmonious and harmonious as well as mutual respect and love between workers so that in the end the optimal goal will be achieved." The author uses the method of writing a literature study, with the primary data sources being literature books that discuss Total Quality Management (TQM) or Integrated Quality Management (MMT) to understand the concept of integrated quality management based on expert definitions, understand the basic principles of quality management integrated, and know the implementation of integrated quality management in educational institutions. Experts define Total Quality Management (TQM) or Integrated Quality Management (MMT) which can be concluded to refer to three basic things, namely focusing on customers, establishing good relationships with all parties and making continuous improvements. According to Cucu Supriyatna in his book Total Quality Management said that TQM programs do not always have to use TQM, in the context of education certain schools feel better by using the name The School Improvement Program. ABSTRAKSemakin ketatnya persaingan yang terjadi diantara para penjual produk dan jasa menuntut masing-masing untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk atau layanan jasa yang dihasilkan. Kurangnya pemahaman suatu organisasi atau perusahaan baik milik pemerintah atau swasta tentang bagaimana menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan dapat menjadi permasalahan yang krusial. Keberadaan manajemen sangat penting bagi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi, “Melalui manajemen yang baik, pembinaan kerja sama menjadi serasi dan harmonis serta saling menghormati dan mencintai antar pekerja sehingga pada akhirnya tujuan optimal akan tercapai.” Penulis menggunakan metode penulisan studi literatur, dengan sumber data primer adalah buku-buku literatur yang membahas tentang Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) untuk memahami konsep manajemen mutu terpadu berdasarkan definisi para ahli, memahami prinsip-prinsip dasar manajemen mutu terpadu, dan mengetahui implementasi manajemen mutu terpadu di lembaga Pendidikan. Para ahli mendefinisikan Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dapat disimpulkan mengacu kepada tiga hal dasar yakni berfokus kepada pelanggan, menjalin hubungan baik kepada semua pihak dan melakukan perbaikan berkesinambungan. Menurut Cucu Supriyatna dalam bukunya Total Quality Management mengatakan bahwa program-program TQM tidaklah harus selalu menggunakan TQM, dalam konteks Pendidikan sekolah tertentu merasa lebih baik dengan menggunakan nama The School Improvement Program.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN DI ERA REVOLUSI INDUSTRY 4.0; SEBUAH KAJIAN PARADIGMATIK Dakir Dakir; Ahmad Fauzi
EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.693 KB) | DOI: 10.33650/edureligia.v3i2.984

Abstract

Eksistensi pendidian Islam saat ini, dihadapkan pada pelbagai tantangan, seiring dengan lahirnya era revolusi industry 4.0. Karena itu, potret pendidikan Islam harus mampu memainkan peranya secara dinamis dan bersikap proaktif dengan membawa nilai-nilai universal sebagai (shifting paradigm), sehingga pendidikan Islam benar-benar menjadi (rahmatan lil’alamin). Demikian untuk membangun pendidikan Islam dimaksud, kajian ini menggunakan konstruksi sosial (social construction of reality) Peter L Berger dan Thomas Luckman, mengenai dialektika antara (ekternalisasi objektivasi, internalisasi), melalui (eksternalitas) bagaimana sistem nilai tersebut dibangun berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits, sesuai dengan realitas sosial dan menjadi sesuatu yang bersifat objektif, (objektivasi) sehingga melahirkan sistem nilai (internalisasi) berup berupa kasih sayang (mahabbah) kebersamaan (ijtima’iyyah), keadilan (‘adalah) dan persaudaraan terhadap sesama (ukhuwah) yaitu sebagai pilar utama pendidikan Islam rahmatan lil’alamin. Internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam rahmatan lil’alamin diharapkan dapat menjaga kerukunan, perdamaian, saling menghargai dan pembebasan, bukan sebaliknya sebagai domestikasi dan penjinakan sosial. Karena itu, pendidikan pendidikan Islam rahmatan lil’alamin, dipandang sebagai pencerahan (enlightment) sosial. Karena itu sebagai upaya untuk membangun pendidikan Islam dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu; membangun kesadaran inklusif dengan mentransmisikan keseluruhan sistem nilai sosial keagamaan seperti ketauhidan, toleransi dan keadilan ke dalam struktur kurikulum sebagai (culture domination and control); merekonstruksi paradigma pendidikan Islam dari cara pandang indoktrinasi menjadi partisipatif; merubah paradigma ideologis menjadi ilmiah dengan memberikan keleluasaan bagi akal manusia untuk mengkaji dan mengembangkan pengetahuan melalui petunjuk-Nya.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI CORE VALUE; DALAM MENJAGA MODERASI ISLAM DI INDONESIA Dakir Dakir; Harles Anwar
JURNAL ISLAM NUSANTARA Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Ta'lif wa An-Nasyr (LTN) PBNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.699 KB) | DOI: 10.33852/jurnalin.v3i2.155

Abstract

Antroplogically, the portrait of the presence of pesantren, as the oldest Islamic educational institution in Indonesia, has significantly demonstrated its kirpah in the community, both as a socio-religious institution and as an educational institution. This view, of course, cannot be separated from the value system established by the founders of the pesantren based on the Qur'an and al-Hadith, so that the values of local wisdom are in accordance with the social conditions of a pluralistic Indonesian society. Therefore, the internalization of social values above is expected to be a basic value in maintaining Islamic moderation in Indonesia, accordingly with the vision of Islam rahmatan lil'alamin, so that it can bring world peace. In this context, the habitualization of pesantren values becomes the root of social culture and has transcended its time (transculturation) so that the value system in question gives birth to a portrait of moderate Islamic education. Thus the internalization of these values, becomes (social capital) for pesantren to build and maintain Islamic moderation. Therefore, pesantren education is in essence, always in touch with the social reality that surrounds it (historical determinism and practical realism), this view can then give birth to a moderate Islamic education paradigm believed to be socio-cultural enlightenment, by promoting the principle of togetherness (ijtima'iyyah) , justice, tolerance (tasamuh) consultation (shura), towards social liberation so as to realize polite and childbirth (ukhuwah islamiyyah, wataniyyah, and insaniyah) in accordance with the vision of Islam rahmatan lil'alamain.