Yogi Prabowo
Department of Orthopaedic and Traumatology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Simple Bone Cyst Management: Percutaneous Steroid Injection Versus Curettage With Hydroxiapatite KAMAL, ACHMAD FAUZI; APRIZAL, RIZA; PRABOWO, YOGI
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 2 (2017): April - June
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1210.015 KB)

Abstract

ABSTRACT The main goals of the therapy of simple bone cyst (SBC) are to get the bone healing, prevent pathological fractures, and management of pain symptom. There are various methods of the SBC treatments, however they still remain controversial because of their healing rate and invasiveness of surgery. A total of 10 SBC patients were divided into two groups namely curretage with hydroxyapatite (HA) and decompression and percutaneous steroid injection (PSI). PSI was performed three times at intervals of each month. The mean followup of 12-26 months. Evaluation of functional outcome by Musculoskeletal Tumour Society (MSTS) score and supported with radiologically based on Chang criteria. There were 5 patients (proximal femur 2; proximal humerus 2, radius 1) performed curretage with HA therapy. Remaining 5 patients (proximal femur 3; proximal humerus 1; calcaneus 1) were performed PSI therapy. PSI group had better MSTS score, particulary at month 3 (55%) and month 6 (84%) than curettage with HA therapy (47% and 69.3%). Complete bone healing was found in both group at month 12 follow up, however solid union occurred faster in PSI group. PSI tends to have faster and better functional outcome than curettage and HA. Curettage with HA and PSI have similar complete bone healing at month 12 follow up. ABSTRAKTarget utama penalaksanaan simple bone cyst (SBC) adalah mencapat penyembuhan tulang yang sempurna, mencegah fraktur patologis dan mengatasi gejala nyeri. Ada beberapa metode penatalaksanaan SBC, namun demikian masih menjadi perdebatan dikarenakan perbedaan angka penyembuhannya dan jenis pembedahan yang invsif. Sepuluh pasien yang didiagnosis SBC dikelompokkan menjadi kelompok yang mendapat tindakan curretage dan pengisian defek dengan hydroxyapatite (HA) dan kelompok dekompresi dan percutaneous steroid injection (PSI). Prosedur PSIdilakukan sebanyak 3x dengan interval waktu satu bulan. Follow up dilakukan selama 12 – 26 bulan. Evaluasi luaran fungsional menggunakan Musculoskeletal Tumour Society (MSTS) score dan secara radiologi sesuai criteria Chang. Terdapat 5 pasien (2 femur proksimal, 2 humerus proksimal, dan 1 radius) yang dilakukan prosedur curretage dan pengisian defek dengan HA. Lima pasien sisanya ( 3 fenur proximal, 1 humerus proximal dan 1 calcaneus) dilakukan prosedur PSI. Luaran fungsional Kelompok PSI memiliki MSTS score yang lebih baik, khususnya pada bulan ke- 3 (55%) dan bulan ke-6 (84%) daripada kelompok curettage dengan HA (47% dan 69.3%). Penyembulan tulang sempurna menunjukkan hasil yang sama pada evaluasi bulan ke-12, tetapi solid union didapatkan lebih cepat pada kelompok PSI. Kelompok PSI memiliki kecenderungan solid union dan luaran fungsional yang lebih cepat daripada kelompok curettage dengan HA. Kedua kelompok mencapai penyembuhan sempurna pada bulan ke-12 follow up
Primary malignant giant cell tumor of the patella: report of a rare case Yanuarso, Yanuarso; Kamal, Achmad F.; Hutagalung, Errol U.; Gumay, Saukani; Prabowo, Yogi
Medical Journal of Indonesia Vol 22, No 4 (2013): November
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.499 KB) | DOI: 10.13181/mji.v22i4.607

Abstract

Primary malignant giant cell tumor (GCT) at the patella bone is a very rare case. It is a high-grade sarcoma characterized by a lesion in which there are areas of synchronous high-grade sarcomatous next to areas of benign GCT. A limb sparing approach is applicable to virtually any bone lesion, whether low grade or high grade. We report a case with primary malignant GCT at the patella, from diagnostic to detailed limb sparing surgery procedure. Fifteen months after surgery, the patient had a good functional outcome without local recurrence and distant metastasis. (Med J Indones. 2013;22:238-42. doi: 10.13181/mji.v22i4.607)Keywords: Limb sparing surgery, primary malignant GCT, total patellectomy
IMPLEMENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERINTEGRASI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Prabowo, Yogi; Susanto, Hadi; Hindarto, Nathan
UPEJ Unnes Physics Education Journal Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : UPEJ Unnes Physics Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.062 KB) | DOI: 10.15294/upej.v6i1.13934

Abstract

Pembelajaran fisika di sekolah di kota Semarang, dijumpai belum melibatkan secara aktif siswa (student centered) dan kurang mengkaitkan dengan apa yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai solusi atas permasalah tersebut, melalui penelitian ini, diimplementasikan sebuah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter pada pembelajaran fisika di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental satu kelas eksperimen sebagai objek yang diberi perlakuan (treatment), dengan mengadopsi desain penelitian one group pretest-posttest. Hasil penelititan ini diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen untuk aspek kognitif sebesar 49,17 dan aspek psikomotorik sebesar 61,78. Selain itu, diperoleh pula data-data perkembangan karakter siswa yang diperoleh melalui observasi dan pemberian angket. Kesimpulan pada penelitian ini yang pertama adalah implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) terintegrasi karakter dalam pembelajaran fisika, berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Kedua, implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) terintegrasi karakter dalam pembelajaran fisika terhadap ketercapaian hasil belajar siswa, belum mampu mencapai nilai rata-rata KKM minimal sebesar 75,00. Ketiga, implementasi pembelajaran CTL terintegrasi karakter pada pembelajaran fisika dapat mengembangkan karakter siswa.