Ubaidillah Anwar Prabu
Universitas Sriwijaya

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN METODE HORNER DAN STANDING UNTUK MENGETAHUI KONDISI PRODUKTIVITAS SUMUR SGC-X PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI Mahenda, Aldhitia; Prabu, Ubaidillah Anwar; Susilo, Budhi Kuswan
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas suatu sumur biasanya dinyatakan secara grafis, yaitu dengan kurva inflow performance relationship (IPR). Apabila terjadi penurunan produksi maka perlu diketahui penyebab penurunan produksi tersebut. Penyebab penurunan produksi tersebut antara lain akibat penurunan tekanan reservoir dan perubahan kondisi formasi disekitar lubang sumur. Untuk mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan laju produksi tersebut dilakukan Pressure Buildup (PBU) Test. PBU test dilakukan dengan memproduksikan sumur selama selang waktu tertentu dengan laju alir yang konstant, kemudian menutup sumur tersebut. Dari data tersebut kita buat kurva Horner antara tekanan dasar penutupan sumur vs interval waktu penutupan. Dari analisa data yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa sumur SGC-X memiliki tekanan dasar sumur pada produksi 59,357 bfpd yaitu tekanan dasar actual flowing 800,916 psi dan tekanan dasar actual static 1275,315 psi. Hasil analisa metode horner, pada kurva tekanan static penutupan terhadap waktu penutupan didapatkan tekanan reservoir awal 1560 psi. Kondisi formasi disekitar lubang sumur juga telah mengalami kerusakan, hal ini dilihat dari nilai skin (S) adalah 3,01783 (S=+), maka menurut analisa metode Horner terjadi indikasi kerusakan formasi. Hasil perhitungan effisiensi aliran (FE) actual sumur SGC-X yaitu 0,5504. Berdasarkan analisa kurva inflow performance relationship (IPR) metode Standing sumur SGC-X, laju produksi fluida maksimal pada kondisi ideal, FE=1 adalah 177,186 bfpd dan laju produksi fluida maksimal pada kondisi aktual, FE=0,5504 adalah 132,60 bfpd.Kata kunci : Produktivitas, PBU, Sumur SGC-X, Analisa, IPR
ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI Wincy, Alan Putra; Hasjim, Machmud; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metoda produksi minyak dari dalam sumur produksi dibagi menjadi dua, yaitu sembur alam (natural flow) danpengangkatan buatan (artificial lift). Sembur alam merupakan metoda mengalirnya fluida dari zona perforasi kepermukaan sumur secara alamiah, hal ini disebabkan tekanan reservoir yang mendorong fluida naik ke permukaanmasih tinggi. Seiring dengan waktu berproduksi, maka terjadi penurunan tekanan reservoir dan keadaan inimenyebabkan berkurangnya produksi sumur tersebut. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan carapengangkatan buatan (artificial lift). Artificial lift adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan tekanan hisapsehingga reservoir dapat merespon dan menghasilkan laju produksi fluida yang diinginkan. Progressive Cavity Pump(PCP) adalah salah satu alat yang digunakan dalam metoda artificial lift. PCP sangat baik diaplikasikan pada sumuryang mengandung pasir, mampu mengatasi problem minyak parafin dan cocok untuk pengangkatan minyak berat.Progressive Cavity Pump (PCP) merupakan jenis pompa putar (rotary pump) yang terdiri dari dua komponen utamayaitu rotor dan stator. Sumur KAS 273 adalah salah satu sumur migas yang terdapat di lapangan Kenali Asam PTPertamina EP Asset I Jambi. Besarnya nilai laju kritis air (Qc) adalah 35,84 bpd dan laju kritis pasir (Qz) sebesar 39,65bpd. Berdasarkan analisis kurva IPR Vogel diperoleh laju produksi maksimum (Qmaks) sebesar 40,49 bpd. Dari hasilevaluasi yang dilakukan didapat laju optimal (Qopt) sebesar 80% dari laju produksi maksimum yaitu 32.39 bpd dengannilai total dinamic head 1022,48 ft dan kecepatan pemompaan 72 RPM.Kata Kunci : Artificial Lift, Progressive Cavity Pump
EVALUASI PROSES PEMBUATAN AVTUR (AVIATION TURBINE) BERDASARKAN ANALISA SIFAT FISIK DAN KIMIA MINYAK MENTAH (CRUDE OIL) DI PT PERTAMINA RU II DUMAI Ginting, Jadinta; Prabu, Ubaidillah Anwar; Abro, M. Akib
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal dengan nama Jet A-1 adalah bahan bakaruntuk pesawat terbang jenis jet (baik tipe jet propusion atau propeller.) Avtur adalah minyak tanah dengan spesifikasiyang diperketat, terutama mengenai titik uap, dan titik beku. Secara umum, avtur memiliki kualitas yang lebih tinggidibandingkan bahan bakar yang digunakan untuk pemakaian yang kurang ‘genting’ seperti pemanasan atautransportasi darat. PT Pertamina RU II Dumai adalah salah satu perusahan pengolahan yang menghasilkan berbagaiproduk akhir atau produk turunan dari minyak mentah.Untuk melakukan proses pengolahan pada minyak mentahperlu dikatahui karakteristik dan spesifikasi dari minyak mentah (bahan baku) yang akan diolah Untuk mengetahuimutu dan manfaat minyak bumi tersebut,ada beberapa parameter analisa minyak bumi yang digunakan yang terbagidalam 2 parameter yaitu parameter fisik dan parameter kimia.Dari analisa tersebut diketahui Bahan baku minyakmentah daerah Duri ( Duri Crude ) tipe “Naphthenic-naphthanic” dan Minas ( Minas Crude ) tipe “Paraffinicintermediate”.Penulis membuat perhitungan material balance bahwa Produksi Avtur secara aktual berkisar 8,35 %dari jumlah feed umpan dari kilang dumai 127 bbl dan kilang SPK 49 bbl.Mutu dan kualitas hasil produksi bahanbakar jenis Avtur (Aviation Turbine) kilang pertamina RU II Dumai baik dan memenuhi syarat dan spesifikasi yangditetapkan serta layak dipasarkan.Kata kunci: minyak mentah, pengolahan, avtur, mutu dan manfaat
PERENCANAAN DESIGN DAN SIMULASI HYDRAULIC FRACTURING DENGAN PERMODELAN SIMULATOR FRACCADE 5.1 SERTA KEEKONOMIANNYA PADA FORMASI LAPISAN W3 SUMUR KAJIAN VA STRUKTUR LIMAU BARAT PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU Pratiwi, Vinta Adetia; Prabu, Ubaidillah Anwar; Herlina, Weny
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketidakmampuan reservoir untuk meloloskan aliran fluida dalam jumlah besar dapat terjadi karena permeabilitas yangrendah. Berdasarkan data reservoir, permeabilitas formasi pada Sumur Kajian VA termasuk ke dalam permeabilitastight (ketat), yaitu sebesar 11 mD, sehingga fluida dari dalam reservoir sulit untuk mengalir ke dalam lubang sumurkarena kerusakan formasi. Dengan rendahnya permeabilitas formasi maka terjadilah penurunan laju produksi, dari830,4 BFPD menjadi 490 BFPD, dan penurunan produktivitas oil rata-rata dibawah 100 BPD sejak Januari 2014akibat adanya kerusakaan formasi. Oleh karena itu, dipilihlah metode stimulasi dengan hydraulic fracturing untukdiaplikasikan pada Sumur Kajian VA dalam meningkatkan produksi. Dalam penelitian tugas akhir di PT Pertamina EPAsset 2 Field Limau dari tanggal 7 April 2014 hingga 7 Mei 2014, peneliti menggunakan FracCADE 5.1 untukperencanaan design dan simulasi serta perhitungan manual dalam segi teknis dan ekonomis. Dari hasil penelitiantugas akhir yang dilakukan, peneliti mengaplikasikan model rekahan PKN (Perkirns, Kern & Nordgren) agar panjangrekahan yang diperoleh jauh lebih besar dari tinggi rekahan. Proppant yang akan digunakan adalah 16/30 Arizon jenisSand dengan harga US$0,18. Fluida perekah yang digunakan sebagai Pad dan campuran untuk Slurry adalahYF560HT w/10 lb/k J353 + 20 lb/k J418 dan fluida perekah sebagai Flush adalah 2% KCL Water. Geometri rekahandiprediksi memiliki tinggi 35,1 ft, panjang rekahan 262,8 ft, dan lebar rekahan 0,7154 inch. Nilai konduktivitas yangterbentuk sebesar 10.455 mD dengan permeabilitas fracture 175.370,422 mD.ft. Nilai perkiraan indeks produktifitasmeningkat hingga 2,014 dengan laju produksi prediksi 823,913 BFPD. Total biaya pengeluaran untuk perencanaandesign Sumur Kajian VA sebesar US$465.049,677 dengan net revenue satu tahun produksi diperkirakanUS$14.763.281,460. Modal yang akan dikeluarkan akan kembali dalam waktu 20 hari setelah sumur beroperasikembali. Sehingga Sumur Kajian VA ini layak untuk dilakukan stimulasi hydraulic fracturing.Kata Kunci: Design, Simulasi Hydraulic Fracturing, FracCADE 5.1, Keekonomian
ANALISA SEBARAN, INDIKASI, JENIS GAS DAN ORIGINAL GAS IN PLACE PADA RESERVOIR GAS LAPANGAN ONETA FORMASI BATURAJA PT PERTAMINA ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Sari, Onni Okta Dita Mayang; Ibrahim, Eddy; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reservoir terdiri dari batuan yang bersifat poros dan permeabel sehingga mampu menampung minyak dan gas bumi. Mengingat minyak dan gas bumi merupakan energi yang digunakan untuk ememnuhi kebutuhan konsumsi energi masyarakat maka dilakukan analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas. Analisa sebaran, indikasi, jenis gas, dan cadangan gas dilakukan pada formasi baturaja dan terfokus pada reservoir gas saja, hal ini dikarenakan Formasi Baturaja Lapangan Ometa ini merupakan penghasil gas. Penenlitian dilakukan untuk mengetahui penyebaran reservoir, jumlah cadangannya dan jenis reservoirnya. Pada analisa indikasi gas dibutuhkan data seismik. Kemudian analisa jenis gas membutuhkan data produksi, data PVT dan data mekanisme pendorong. Setelah semua data yang dibutuhkan pada analisa sebaran gas dianalisa, diketahui sebaran gas dari peta top struktur, peta gross isopach dan peta net reservoir kemudian dilakukan perhitungan cadangan secara volumetrik, didapat hasil sebesar 57.3 BSCF. dari analisa indikasi gas dengan direct hydrocarbon indicator ditemukan anomali berupa dim spot. Anomali ini menunjukkan adanya indikasi gas pada penampang seismik yang melewati sumur DTA-02, DTA-20 dan DTA-07. Kemudian data pada analisa jenis gas dianalisa berdasarkan indikator sifat fisik fluida reservoir dan diagram fasa sehingga diketahui klasifikasi gas yang terdapat pada lapangan Ometa Formasi Baturaja yaitu gas kering.Kata kunci : reservoir gas, sebaran gas, jenis gas, cadangan mula-mula
PERENCANAAN INJEKSI WATERFLOODING DENGAN METODE PREDIKSI BUCKLEY LEVERETT DAN CRAIG GEFFEN MORSE PADA SUMUR INJEKSI I DI LAPISAN W3 STRUKTUR NIRU PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU Lubis, Indah Tris Wardani; Arief, A. Taufik; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tekanan reservoir yang berkurang akibat produksi minyak secara terus menerus dengan laju yang tinggi merupakan latar belakang dilakukannya proses injeksi waterflooding.Metodeprediksi yang dipilih adalah Buckley Leverett dan Craig Geffen Morse untuk memprediksikan waktuinjeksi, laju produksi, jumlah air injeksi serta faktor perolehan setelah injeksi.Dari hasil perhitungan metodeBuckley Leveret dianalisis waktu yang dibutuhkan tahap awal sampai fill up 9 hari, fill up sampai breaktrough 144 haridan tahap setelah breaktrough 1.014 hari sampai air terproduksi. Dari hasil perhitungan metode Craig Geffen Morse waktu yang dibutuhkan tahap awal sampai interference 30 hari, tahap interference sampai fill up 39 hari dan tahap setelah breaktrough 2.405 hari. Sisa cadangan yang lebih sedikit ada metode Craig Geffen Morse yaitu 5.328 STB sedangkan metode Buckely Leverett 7.548 STB.Dari hasil perhitungan waktu yang paling lama ialah prediksi craig geffen morse namun sisa cadangan yang tertinggal setalah injeksi lebih sedikit danberdasarkan dari asumsi,metoda yang mendekati keadaan sebenarnya ialah metoda craig geffen morse sehingga disimpulkan metode prediksi yang paling efektif ialah metode graig geffen morse.Kata kunci: waterflooding, buckley leveret, craig geffen morse
OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT Anisa, Hafizah Azmi; Yusuf, Maulana; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 4 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumur TMT-Y menggunakan sucker rod pump sebagai metode pengangkatan buatan dalam memproduksikan minyak. Data pada bulan Maret 2014 menunjukkan bahwa efisiensi volumetris sumur tersebut masih dibawah 70% sehingga perlu dilakukan peningkatan efisiensi volumetris diatas 70%. Peningkatan dilakukan dengan menggunakan cara trial and error terhadap parameter stroke length dan kecepatan pompa. Berdasarkan kemampuan berproduksi sumur, sumur TMT-Y belum mencapai produksi optimum sebesar 1195.58 bpd. Untuk menghasilkan produksi optimum sebesar 1195.58 bpd tersebut didapatkan nilai stroke length 192 inchi dan kecepatan pompa 12 spm.Kata Kunci : Optimasi, Sucker Rod Pump, Produksi
PROSPEK PROYEK PEMBUKAAN PEMBORAN SUMUR MINYAK X PADA LAPANGAN X PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD PRABUMULIH Sentosa, Muhammad Danial; Amin, Muhammad; Prabu, Ubaidillah Anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  PT Pertamina adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan dan pergasan. Pengelolaan kontraknya dengan pemerintah dengan cara kontrak bagi hasil. Investasi untuk menemukan minyak atau gas di dalam bumi sampai siap berproduksi memerlukan dana atau investasi yang sangat besar, sehingga sebelum investasi tersebut dilakukan harus dikaji dulu apakah investasi tersebut prospek atau tidak untuk dilakukan. Jika investasi tersebut prospek maka dilakukan proyek investasi (go), jika tida maka tidak dilakukan (no go). Dalam analisa ekonomi ada 4 cara penilian atau kriteria untuk menilai apakah investasi tersebut prospek atau layak, yaitu : pay out time (POT), net present value (NPV), rate of return (ROR), dan profit to investment ratio (PIR). Semakin pendek payback period, maka investasi sangat prospek atau layak dilaksanakan, apabila NPV positif menunjukan investasi prospek atau layak, apabila ROR lebih besar dari interest rate yang ada menunjukkan  investasi prospek atau layak dan apabila profit to investment ratio besar dari 1 maka ini juga menunjukkan investasi prospek atau layak. Dari analisa ekonomi yang dilakukan terhadap rencana PT Pertamina melakukan pemboran sumur X didapat angka-angka sebagai berikut : pay out time (POT) 2,54 tahun, NPV positif sebesar $ 2.952.513, ROR 20,82 %, dan profit to investment ratio 2.45, sehingga investasi ini dinilai prospek dan dapat dilaksakan. Kata Kunci : NPV, ROR, PIR, POT, Keekonomian
ANALISIS KERUSAKAN FORMASI BERDASARKAN DATA PRESSURE BUILD UP DENGAN METODE HORNER PLOT UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN FOMASI SUMUR X PADA LAPANGAN PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU silalahi, ursula c; prabu, ubaidillah anwar; herlina, weny
Jurnal Ilmu Teknik Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan formasi adalah salah satu penyebab terjadinya penurunan laju produksi suatu sumur, seperti pada Pertamina EP Asset 1 Field Rantau pada sumur x yang mengalami penurunan laju produksi yang diduga mengalami kerusakan formasi. Untuk menentukan adanya kerusakan formasi suatu sumur dapat dilakukan uji pressure build up dengan metode Horner Plot. Uji pressure build up dilakukan dengan cara memproduksi suatu sumur dalam selang waktu tertentu dengan laju aliran yang konstant, kemudian menutup sumur tersebut. Dari uji tersebut akan didapat data yaitu data petrofisik (kedalaman lapisan, ketebalan lapisan, dan porositas), data fluida reservoir (faktor volume formasi, kompressibilitas total, dan viskositas oil), dan data pendukung lainnya (laju aliran fluida, jari-jari sumur, waktu produksi, tekanan stastik sumur dan tekanan kepala sumur). Dari uji pressure build up juga didapat data tekanan, perubahan waktu (Δt), serta temprature, sehingga dapat dihitung horner time. Dari data tersebut dapat dibuat kurva horner plot antara tekanan (PWS) dengan horner time. Dari kurva Horner Plot diperoleh persamaan logarithmic y=-18,2.ln(x)+674,0 dengan nilai R²=0,99. Dari persamaan ini dapat digunakan untuk menetukan slope, tekanan dasar sumur (Pwf), tekanan reservoir (P*), tekanan 1 jam (P1jam). Hasil analisis dari data yang didapat yaitu permeabilitas 49,466 mD, skin +34,840, perubahan tekanan akibat skin (ΔPskin) 382,370 psi, productivity indexs ideal 0,738 bbl/day.psi, productivity indexs actual 0,208 bbl/day.psi, dan flow efficiency 0,282 dengan radius investigation 2397,400 ft yang menunjukan bahwa sumur X lapangan Pertamina EP Asset 1 Field Rantau mengalami kerusakan formasi.
ANALISA HASIL ACIDIZING TREATMENT UNTUK MENANGGULANGI SCALE CaCO3 DALAM UPAYA MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUMUR R-11 PT. PERTAMINA EP ASSET 2 LIMAU FIELD kinasih, realita christi; amin, muhammad; prabu, ubaidillah anwar
Jurnal Ilmu Teknik Vol 2, No 6 (2014): Jurnal Ilmu Teknik
Publisher : Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berjalannya waktu, produksi minyak pada sumur R-11 mengalami penurunan dimana laju produksi padatanggal 5 Februari 2013 sebesar 600 BLPD menjadi 264 BLPD pada 11 Februari 2013. Salah satu penyebabterjadinya penurunan produksi adalah terbentuknya endapan scale yang dapat menghambat aliran fluida baik padazona perforasi, tubing atau flowline, maupun pada peralatan permukaan. Scale merupakan endapan yang terbentukkarena proses kristalisasi dan pengendapan mineral yang terkandung pada air formasi. Untuk mengatasi scale dandiharapkan dapat meningkatkan produksi maka dilakukan stimulasi dengan metode acidizing. Acidizing adalah prosespelarutan material batuan yang terdapat disekitar zona perforasi. Dalam pelaksanaan acidizing terdapat 3 tahaputama yaitu pickle job, acid job dan swab. Pickle job merupakan kegiatan membersihkan tubing dari endapan ataukorosi sebelum dilakukannya acidizing. Chemical yang digunakan adalah KCl dengan konsentrasi 2% . Setelah picklejob maka selanjutnya melakukan acid job, yang bertujuan untuk menghilangkan scale pada zona perforasi. Chemicalyang digunakan adalah HCl dengan konsentrasi 15%. Setelah acid bereaksi dengan scale, maka selanjutnya dilakukanswab untuk mengeluarkan chemical acid. Apabila air formasi bernilai PH : 7 dan Cl- : 11k maka swab selesai. Setelahmelakukan proses acidizing maka scale yang menghambat fluida menjadi larut, sehingga aliran fluida menjadi lancardan produksi pun meningkat menjadi 1248 BLPD. Indikator keberhasilan pelaksanaan stimulasi acidizing dapat dilihatdari peningkatan laju produksi (Q), kurva Inflow Performance Relationship (IPR), dan Productivity Index (PI).