Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KECAK RAMAYANA DAN BALLET RAMAYANA WAKIL UNHI DI PENTAS INTERNATIONAL “KUMBH MELLA” TRIVANI, ALLAHABAD, ULTRA PARADESH INDIA UTARA Ida Ayu Gde Yadnyawati; I Nyoman Winyana; I Wayan Sukadana; I Made Sugiarta; I Wayan Sudiarsa; I Made Sudarsana; Pande Gde Eka Mardiana; Ida Bagus Putu Darmayasa; I Ketut Gede Rudita; I Luh Putu Wiwin Astari; Ida Ayu Prayitna Dewi; I Gusti Ayu Suasthi; Cokorda Putra
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 3 No 2 (2019): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1646.429 KB) | DOI: 10.32795/jsb.v3i1.520

Abstract

Pengaruh dan penyebaran Ramayana sebagai sebuah konsep cerita yang bersumber dari sastra Ramayana tidak dipungkiri telah menyebar di Indonesia semenjak Hindu dikenalkan. Ada berbagai sumber yang dapat dijadikan bukti hidupnya cerita Ramayana di dalam kehidupan masyarakat Hindu khususnya. Di Bali sendiri cerita ramayana tidak saja menjadi pergulatan pengamat budaya khususnya sastra-sastra yang seringkali secara eksis digemakan lewat bentuk seni budaya. Kecak merupakan salah satu bentuk karya seni pertunjukan klasik yang mengambil inspirasi dari cerita Ramayana. Sangat beralasan ketertarikan karena menggugah pandangan masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadikan bentuk bentuk garapan semakin menarik. Kecak yang seringkali diasosiasikan dengan kera tampaknya memberikan sentuhan harmoni musikal yang sangat tepat dengan latar budaya Ramayana. Ketokohan yang mengagumkan diperlihatkan oleh Hanoman atau kera berbulu putih yang senantiasa hadir demi menjaga dharma atau kebenaran dianggap menjadi inspirasi di dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali Inspirasi tersebut tampaknya menjadi alasan kuat bagi seorang peneliti India untuk memperlihatkan kepada dunia tentang pengaruh wiracerita yang dianggap berhasil menginspirasi masyarakat dunia.
TARI BARIS NANDA PADA PROSESI NGILEN DI PURA AGUNG PETILAN KESIMAN I Made Sugiarta; I Putu Arthayana Galih
WIDYANATYA Vol 2 No 02 (2020): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i02.1047

Abstract

Menarikan tarian sakral adalah merupakan media persembahan dan pemujaan kepada Tuhan. Tari Baris Nanda termasuk kedalam seni tari wali, yang dihadirkan pada saat melakukan prosesi ngilen di Pura Agung Petilan Desa Adat Kesiman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis, bentuk Tari Baris Nanda memiliki ciri khas tersendiri dengan struktur gerak terdiri dari agem tengen, agem ngiwa, tanjek, nengkleng dan ngibas, memiliki dua pola tarian, Nanda Pengrebegan yang dihadirkan di madyaning mandala dalam mengiringi ritual ajejuden menggunakan struktur maupun pola melingkar memiliki gerakan pokok yaitu nengkleng. Sedangkan Nanda Mesesapuh di hadirkan pada utamaning mandala menggunakan pola melingkar mengelilingi para pangruran atau pemangku. Busana menggunakan sesimping, destar (ikat kepala), sekar tajug, selimpet,dan jenis tabuh ancag-ancagan atau leluangan. Fungsi dari Tari Baris Nanda adalah fungsi religius, dan fungsi sebagai pelesestarian budaya. Dan, nilai pendidikan dari Tari Baris Nanda adalah Nilai pendidikan tattwa, nilai pendidikan sosial, dan nilai estetika Hindu.