Dalam proses adaptasi yang dilakukan mahasiswa Papua, terdapat beberapa kendala mulai dari bahasa yang berbeda hingga stereotype yang mereka dapat. Krisis identitas yang dialami oleh mahasiswa Papua menghambat proses adaptasi. Penelitian ini dilakukan atas dasar ingin mengetahui strategi adaptasi apa yang dilakukan mahasiswa Papua ketika berkuliah di Universitas Sebelas Maret. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis strategi adaptasi mahasiswa Papua dengan menggunakan konsep etika subsistensi yang dikemukakan oleh James C. Scott. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis karena menggambarkan keadaan suatu peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana mestinya. Peneliti menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder untuk menjawab rumusan masalah. Teknik penentuan informan yang digunakan yaitu teknik purposive sampling dengan informan mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data dengan wawancara. Data yang diperoleh yakni transkip wawancara, kemudian dianalisis dan diuji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan, mahasiswa Papua memiliki beberapa siasat dalam mengatasi kondisi minimal yang mereka alami. Siasat yang pertama adalah siasat menahan diri, yang kedua, siasat alternatif subsistensi, dan yang terakhir adalah siasat membangun relasi dimana mahasiswa Papua mencoba membangun relasi dengan mahasiswa lain yang bukan berasal dari Papua. Ketiga siasat ini serupa dengan siasat yang dilakukan oleh masyarakat petani dalam analisis James C. Scott.