Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit Schystosomiasis pada ternak kerbau di Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso. Metode penelitian ini menggunakan metode Sensus dimana ukuran populasi sebesar 40 ekor.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil feses kerbau yang masih segar dengan menggunakan sarung tangan dan selanjutnya dimasukan dalam plastik serta diberi label. Kemudian sampel di bawa ke laboratorium Scystosomiasis Desa Wuasa untuk dilakukan pemeriksaan. Apabila hasil pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan adanya telur-telur cacing Scystosoma japonicum maka diberi tanda positif (+) dan jika tidak ditemukan telur-telur cacing tersebut maka diberi tanda negatif (-).Hasil pemeriksaan Laboratorium Scystosomiasis Desa Wuasa Kecamatan Lore Utara, diperoleh data jumlah kasus positif (+) Scystosomiasis pada ternak kerbau di Kecamatan Lore Utara berjumlah 3 ekor yang berasal dari Desa Sedoa, sedangkan sampel feses kerbau dari Desa Wuasa dinyatakan tidak terinfeksi Scystosomiasis (-) atau tidak ditemukan adanya telur-telur cacing Scystosoma japonicum. Bersasarkan hasil analisis data menggunakan rumus Gasperaz (1991), diperoleh prevalensi penyakit Scystosomiasis di Kecamatan Lore Utara sebesar 7,5%.Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa prevalensi penyakit Scystosomaisis di Kecamatan Lore Utara sebesar 7,5%. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kasus penyakit Scystosomaisis antara lain dikarenakan sistim pemeliharaan masih bersifat ekstensif/tradisional, sistim pemberian pakan belum memperhatikan kuaiitas dan kuantitas pakan yang baik, masih rendahnya pengetahuan tentang manajemen kesehatan yang baik dan masih banyak lahan-lahan yang tidak termanfaatkan sehingga terjadi genangan air sebagai media hidup dari keong Oncomelania huspensis dimana keong tersebut merupakan hospes terjaddinya infeksi penyakit Schystosomiasis.