Dede Pramayoza
Program Studi Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Wayang Sayur: Sebuah Alternatif Teater Boneka di Masa Pandemi Saaduddin Saaduddin; Dede Pramayoza; Sherli Novalinda
Creativity And Research Theatre Journal Vol 4, No 1 (2022): Creativity And Research Theatre Journal (CARTJ)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/cartj.v4i1.2499

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi potensi dalam penciptaan teater boneka Wayang Sayur. Suasana dan karakter  pada setiap adegan digarap  menggunakan konsep penciptaan dalam format pewayangan. Dalam penciptaan Wayang Sayur keindahan struktur lakon dan cerita  disajikan sebagai sebuah alternatif bentuk teater boneka. Melalui metode yang digunakan dalam penciptaan karya teater wayang inovatif ini yaitu Adapun untuk pada tahapan pemberian materi kepada mitra dapat dirincikan sebagai berikut yang mengacu pada metode yang digagas oleh Alhaq dan Agustin. (1) Riset penggalian data awal, (2) Riset disain (3) analisis target audiens (4) Analisis Kebutuhan Media dan Teknis Petunjukan (5) Analisis Konten Identitas Lokal Indonesia (6) Analisis Cerita (7) Desain Karakter (8) Boneka Karakter (9) Desain Environment (hand prop dan sett properti).
MAKNA BUDAYA MINANGKABAU DALAM FILM SALISIAH ADAIK Hendarti Darmawan; Dede Pramayoza; Yusril Yusril
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.18359

Abstract

AbstrakFilm Salisiah Adaik merupakan film independen Sumatera Barat yang bertemakan budaya Minangkabau. Film ini menceritakan tentang perselisihan adat pernikahan antara daerah Pariaman dan Payakumbuh yang dikemas dalam bentuk fiksi dengan gaya artistik yang detail dan khas sehingga memiliki nilai estetik. Estetika film Salisiah Adaik telah melahirkan makna dan arti budaya itu sendiri, untuk mengungkapkan makna tersebut dilakukan dengan analisa estetika formalisme Sergei Eisenstein. Setiap adegan dapat menggambarkan dan mengungkapkan makna budaya Minangkabau seperti kedamaian, keramahan masyarakat Minangkabau dan keteguhan masyarakat Minangkabau dalam menjunjung tinggi tradisi daerah masing-masing sesuai dengan pepatah Minangkabau lain lubuak lain ikaannyo, lain ladang lain ilalang (lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain ilalang.Kata Kunci: salisiah adaik, makna budaya minangkabau.AbstractSalisiah Adaik is an independent West Sumatra film with a Minangkabau culture theme. This film tells about a marriage custom dispute between the Pariaman and Payakumbuh areas which is packaged in fiction with a detailed and distinctive artistic style that has aesthetic value. The aesthetics of the film Salisiah Adaik has given birth to the meaning and meaning of the culture itself, to express the meaning is done with aesthetic analysis of Sergei Eisenstein's formalism. Each scene can depict and express Minangkabau cultural meanings such as peace, friendliness of the Minangkabau people and the determination of the Minangkabau people in upholding the traditions of their respective regions in accordance with the Minangkabau proverb, another lubuak ikaannyo, another field of grass that is different (another bottom of the fish, another field of reeds. Keywords: salisiah adaik, makna budaya minangkabau. 
PEMENTASAN TEATER SEBAGAI SUATU SISTEM PENANDAAN Dede Pramayoza
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.546 KB) | DOI: 10.33153/dewaruci.v8i2.1105

Abstract

This article aims to outline the essence of theatre performance as a signalling system from the perspective of theatre semiotics.The scope of the discussion in this article covers: (1) the components of the signalling system in theatre; (2) the changing ofsigns from the story to the stage; (3) the units of signs contained in the story and in the performance; and (4) how all the signsare joined together in a single system. Using a bibliographical study, each of these topics will be addressed and answeredinductively. Subsequently, through a descriptive analysis, the article will show which signs are involved in the manifestationof the script for the performance. It is hoped that this article will be useful for understanding that the meanings of a theatreperformance are essentially determined by the correlation of various units of signs that are involved in the process of signallingin the performance.Keywords: Theatre, Semiotics, System, Signalling
Dramaturgi Bakaua dalam Masyarakat Minangkabau: Studi atas Ritual Tolak Bala Dengan Perspektif Victor Turner Dede Pramayoza
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 5, No 1 (2021): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v5i1.2493

Abstract

This article discusses the Bakaua ritual in the Minangkabau community, which is held in several places in the Sijunjung area. The Bakaua ritual is a ritual of expressing gratitude, as well as a ritual of rejecting reinforcements. Using a qualitative approach, the aim of this research is to find the structure as well as the anti-structure of the Bakaua ritual, in order to find out its symbolic meaning. The ritual structure is understood as a dramaturgy, by viewing ritual as a form of social drama. Research data were collected from various written sources for further analysis using an interpretive approach, based on the ritual concepts of Victor Turner. The results showed that the Bakaua ritual as a ritual of rejecting reinforcements had a meaning as a symbol of mutual cooperation and harmony. A symbol, which reflects the belief of the supporting communitas in a shared identity that is still preserved, as a community, existentially, normatively, and ideologically.Keywords: Bakaua; ritual; tolak bala; Minangkabau; dramaturgyAbstrakArtikel ini membahas tentang ritual Bakaua dalam Masyarakat Minangkabau, yang tergelar di beberapa tempat di kawasan Sijunjung. Ritual Bakaua merupakan suatu ritual ungkapan rasa syukur, sekaligus ritual tolak bala. Menggunakan pendekatan kualitatif, tujuan penelitian adalah untuk menemukan struktur sekaligus anti struktur dari ritual Bakaua tersebut, untuk seterusnya menemukan makna simboliknya. Struktur ritual dipahami sebagai suatu dramaturgi, dengan memandang ritual adalah suatu bentuk drama sosial. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber tertulis untuk selanjutnya dianalisis dengan pendekatan interpretatif, berdasarkan pada konsep-konsep ritual dari Victor Turner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual Bakaua sebagai suatu ritual tolak bala memiliki makna sebagai suatu simbol gotong royong dan kerukunan. Suatu simbol, yang mencerminkan keyakinan masyarakat pendukungnya pada identitas bersama yang masih terpelihara, sebagai suatu communitas, baik secara eksistensial, normatif, maupun ideologis.Kata Kunci: Bakaua; ritual; tolak bala; Minangkabau; dramaturgi
TEATER BONEKA WAYANG SAYUR: PEMANFAATAN SAYURAN SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER DAN LITERASI KESEHATAN Saaduddin Saaduddin; Sherli Novalinda; Fresti Yuliza; Dede Pramayoza
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4, No 2 (2019): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v4i2.2500

Abstract

Pada tahun 2018 Kota Padang Panjang menggelar Festival Mendongeng 24jam untuk menyemarakkan “Hari Mendongeng Sedunia.” Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Padang Panjang bersama dengan Forum Penggiat Literasi (FPL) dan Kampung Literasi Gang Aster itu dilakukan dalam rangka menggalakkan gerakan literasi di Kota Padang Panjang sebagai bagian dari cita-cita menjadi kota literasi Indonesia dan selanjutnya kota literasi dunia. Salah satu permasalahan yang harus diatasi adalah menciptakan tontonan dan hiburan bagi para peserta yang tersebar di berbagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di kota Padangpanjang agar mereka tertarik menerima literasi melalui media-media yang kreatif, unik dan inovatif. Mencoba menyikapi hal tersebut Pelaksana Abdimas menciptakan satu bentuk pertunjukan baru bernama Wayang Sayur. Wayang Sayuradalah jenis Teater boneka baru yang memanfaatkan sayuran sebagai medium dalam menyampaikan literasi kepada para penonton. Hasil eksperimentasi kemudian didemonstrasikan secara langsung dihadapan para penonton yakni para peserta kegiatan.Demonstasi pembuatan bonek sayuran kemudian dilanjutkan dengan pelatihan singkat kepada para peserta untuk dapat mendorong mereka menciptakan sendiri karakter-karakter Wayang Sayurmereka, sebagai bentuk literasi seni pertunjukan, yakni pengembangan teater boneka baru di Kota Padang Panjang
MENUJU PADANGPANJANG SEBAGAI KOTA LITERATUR DUNIA: PKM PENYUSUNAN DOSSIER UNESCO CITY OF LITERATURE Saaduddin Saaduddin; Dede Pramayoza; Afrizal H; Roza Muliati; Hafif HR; Alvi Sena; Yoni Aldo
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 1 (2022): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v7i1.1707

Abstract

Borang Dossier UNESCO merupakan satu borang pengajuan untuk mendapatkan status kota sebagai predikat yang diusulkan sesuai kompetensi kota dan skim pengajuan. Borang ini sudah direncanakan dari tahun 2017 semenjak gerakan literasi kota dicanangkan oleh Pemerintahan Daerah. Namun, baru pada tahun 2021 pembuatan ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan. Pengajuan ini diusulkan berdasarkan penilaian strategis bahwa pengusulan, terlepas dari lulus atau tidak lulus boring pengajuan sudah terwujud dan ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penataan ekosistem kota baik dalam bidang literature ataupun bidang kebudayaan. Pelaksanaan  Program Kemitraan Masyarakat (PkM) Penyusunan Borang Dossier UNESCO City Of Literature Kota Padangpanjang dilaksanakan di Kota Padangpanjang. Tempat yang digunakan antara lain; Ruang VIP Balaikota Padangpanjang, Rumah Gadang Gajah Maaram PDIKM Padangpanjang, dan Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang. Metode yang digunakan dalam penyusunan ini adalah melakukan komparasi terhadap borang Dossier yang telah didapatkan, dan borang Dossier dari kota Literature dunia. Menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan selama pengumpulan data, artikel ini diuraikan sebagai pemadatan dari boring yang telah disusun
PERWUJUDAN TOKOH IVAN KALYAYEV DALAM NASKAH KEADILAN KARYA ALBERT CAMUS DENGAN PENDEKATAN AKTING THE SYSTEM STANISLAVSKI Fajar Eka Putra; Meria Eliza; Dede Pramayoza
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 7, No 1 (2021): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v7i1.1209

Abstract

Perancangan tokoh Ivan Kalyayev dalam naskah Keadilan karya Albert Camus terjemahan Ipong Niaga merupakan penciptaan seni peran yang dilakukan untuk mewujudkan tokoh Ivan Kalyayev sebagai pertunjukan teater. Proses perancangan pemeranan meliputi identifikasi sistem pelatihan yang tepat dalam memerankan tokoh, postulasi atas metode pemeranan yang tepat, dan akhirnya formulasi perwujudan tokoh  ke dalam  pertunjukan. Kesimpulan  atas proses perancangan tokoh Biopic, dapat diwujudkan dengan representasi melalui pendekan The System Stanislavski, agar dapat ditampilkan dengan gaya realisme. Kata kunci: Ivan Kalyayev, Keadilan, Albert Camus, The System, Round The Table.
MELIHAT TEKS LAKON SEBAGAI MITOS: ANALISIS DRAMA DENGAN STRUKTURALISME LEVI-STRAUSS Dede Pramayoza
Melayu Arts and Performance Journal Vol 4, No 2 (2021): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v4i2.978

Abstract

This study describes the analysis method of play text based on Claude Levi-Strauss method, which is commonly referred as Structuralism. The research method used is a qualitative method, with a literature study data collection technique, namely by studying a thesis written by Tatang Abdullah. The analytical method applied is descriptive analysis, by finding understanding through the description of the data. The analysis stages consist of: (1) descriptions of myths and myths, which are basically similar to descriptions of the plot of the drama and the journey of the characters; (2) the codification of mythical structures, which is similar to dramatic rhythm analysis; and (3) ideological identification in myth, which is similar to the search for drama themes. The result of the research shows that the play text that departs from the richness of folklore can be treated as a myth and analyzed with Levi-Strauss structuralism. This method of analysis can be an alternative in understanding a play text, which is one of the important tasks of dramaturgy.Keywords: structuralism; Levi-Strauss; play text; drama analysis; dramaturgy.Abstrak Penelitian ini menguraikan tentang metode analisis teks lakon berdasarkan cara Claude Levi-Strauss, yang lazim dinamakan sebagai Strukturalisme. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data studi pustaka, yakni dengan mempelajari sebuah tesis yang ditulis Tatang Abdullah. Metode analisis yang diterapkan adalah analisis deskriptif, dengan cara menemukan pemahaman melalui uraian data. Tahapan analisis terdiri atas: (1) deskripsi mitos dan mitema, yang pada dasarnya serupa deskripsi atas alur drama dan perjalanan karakter; (2) kodifikasi struktur mitos, yang mirip dengan analisis irama dramatik; dan (3) identifikasi ideologi dalan mitos, yang mirip dengan pencarian tema drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks lakon yang berangkat dari kekayaan folklore dapat diperlakukan sebagai sebuah mitos dan dinalisis dengan strukturalisme Levi-Strauss. Cara analisis ini dapat menjadi alternatif dalam memahami suatu teks lakon, yang merupakan salah satu tugas penting dramaturgi.Kata Kunci: strukturalisme; Levi-Strauss; teks lakon; analisis drama; dramaturgi
Menceritakan Bancah Birunguik, Memperagakan Silek Luncua Mendendangkan Balam-balam : Pelatihan Repertoar Baru Randai di Solok Selatan Dede Pramayoza; Emri Emri; Susas Rita Loravianti
Abdi Seni Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/abdiseni.v13i1.4180

Abstract

This paper describes the implementation of the Randai Creation Workshop in South Solok Regency, which was carried out by ISI Padangpanjang Community Service Team. The workshops are carried out with problems solving approach and artistic research, which are oriented towards finding answers to problems through the practice of artwork creation. The process of creating Randai began with shared research for folklore that developed in South Solok, using the Focus Group Discussion (FGD) method, which resulted in findings in the form of the Bancah Birunguik story, which was then processed together as a screenplay. The process of creating Randai continued with the creation of Legaran with the method of practical mentoring, which departed from the repertoire of Silek Luncua, a silek genre that developed in South Solok. The last process of the workshop, also employing the method of practical assistance, is the blending of movements with sounds. This process is codified as an aspect of Randai musicality, using the Balam-Balam sung from Saluang Panjang tradition, a type of South Solok traditional song, as the main guide. The results of the workshop are several scenes of Randai as an embryo that can be developed into the typical Randai repertoire of South Solok.
Tonel: Teaterikalitas Pascakolonial Masyarakat Tansi Sawahlunto Dede Pramayoza
Jurnal Kajian Seni Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Kajian Seni Vol 1 No 2 April 2015
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.74 KB) | DOI: 10.22146/art.11636

Abstract

Tonel is a dramatic performing arts that has been living in Tansi Society, Sawahlunto,Sumatera Barat. This study is a preliminary review of the tonel existence in the presenttime that related to the history of Sawahlunto as a colonialization effect. This research usedescriptive analysis of study literature and interview, the description is directed to explore thepostcolonial indication contained in tonel staging practices. The results answered that tonelis a part of a hybrid product in creoles culture, as the effects of colonial policy in the past.In other hand, the study also explained that through theatricality of tonel had an impectedfor Tansi society of Sawahlunto to create a new cultural identity as “Slunto Peoples”