Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Radiosensitivitas dan Pengaruh Dosis Radiasi Gamma terhadap Pertumbuhan Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa) Helfi Gustia; Yukarie Ayu Wulandari
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 17, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2021.17.2.6024

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi terutama tumbuhan berkhasiat obat, salah satunya tanaman rosella. Peningkatan keragaman sumberdaya genetik merupakan dasar yang penting dalam program pemuliaan tanaman rosella. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui dosis radiosensitivitas rosella. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2020 di Kebun Percobaan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Induksi mutasi rosella dilaksanakan di Organisasi Riset Tenaga Nuklir– Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORTN-BRIN) Jakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan dengan meradiasi benih rosella merah menggunakan sumber iradiasi gamma Co-60 dari iradiator Gamma Chamber 4000A dengan dosis 0, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800 Gy dengan setiap dosis terdiri dari 25 benih. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), setiap perlakuan diulang empat kali. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif meliputi perubahan warna, bentuk batang, daun, bunga serta biji rosella, dan hanya karakter yang mengalami perbedaan dengan tanaman kontrol yang akan dilaporkan. Karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, periode panen, berat bunga basah, berat bunga kering, dan jumlah biji/bunga. Data yang diperoleh dianalisis ragam fenotip dan uji lanjut Honestly Significant Difference (HSD) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LD50 tanaman rosella merah adalah 688,10 Gy. Iradiasi pada dosis 700 dan 800 Gy dihasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan determinate, terjadi perubahan bentuk daun dengan warna hijau muda, batang merah muda dan bunga yang hanya muncul pada titik tumbuh. Iradiasi berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan produksi rosella merah.
PENGARUH VARIETAS DAN SISTEM BUDIDAYA TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN GIZI JAGUNG (Zea mays L.) Yukarie Ayu Wulandari; Sularno Sularno; Junaidi Junaidi
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.20-31

Abstract

Jagung merupakan bahan pangan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan lokal, pakan, dan bahan baku industri. Mengingat pentingnya jagung, maka perlu adanya upaya untuk peningkatan produktivitasnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan sistem budidaya terhadap pertumbuhan, produksi, dan kandungan gizi jagung. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama varietas (Srikandi Putih-1 dan Srikandi Kuning-1) dan anak petak sistem budidaya (organik dan inorganik) yang diulang lima kali. Hasil menunjukkan bahwa varietas Srikandi Putih-1 memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, lingkar batang, pati, dan vitamin A. Varietas Srikandi Kuning-1 memberikan hasil tertinggi pada produksi, protein dan lemak. Sistem budidaya inorganik memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, bobot bersih tongkol, bobot pipilan kering, bobot 100 butir, konversihasil/ha, patidan protein. Interaksi varietas Srikandi Putih-1 dengan sistem budidaya organik memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah daun, lingkar batang dan kandungan vitamin A. Varietas Srikandi Kuning-1 yang dibudidayakan secara inorganik memberikan hasil tertinggi terhadap bobot bersih tongkol, bobot pipilan kering, bobot 100 butir, konversi hasil ha-1 dan kandungan protein. Kandungan pati tertinggi pada varietas Srikandi Putih-1 yang dibudidayakan secara inorganik, sedangkan kandungan lemak tertinggi pada varietas Srikandi Kuning-1 yang dibudidayakan secara organik.
ANALISIS LINTAS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TERHADAP PROTEIN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L) GENERASI M2 Yukarie Ayu Wulandari; Sobir Sobir; Syarifah Iis Aisyah
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.6.1.7-14

Abstract

Cowpea (V. unguiculata L) can be developed as a source of vegetable protein because it contains relatively high protein and high lysine. The protein content in seeds is an accumulation of character components that play a role in protein formation, whose relationship can be predicted using cross correlation and analysis coefficients. The study was carried out in the experimental garden of Pasir Kuda PKHT of IPB in February - May 2018. Protein analysis is carriedout in the Testing Laboratory of the Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB in June - July 2018. The study was conducted using 30 putative mutant test genotypes of M2 generation result from the mutation of gamma ray irradiation and KM4 genotype as a comparison which was repeated three times. The protein content of the seeds was analyzed using the Kjeldahl method and then analyzed the variance, correlation coefficient and path. The results showed that M2 generation putative mutants showed diversity for the character of protein content in cowpea seeds. The protein content in cowpea seeds can be predicted through the character of plant height and number of branches.
ANALISIS KERAGAMAN DAN KEKERABATAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L) GENERASI M2 Yukarie Ayu Wulandari; Sobir Sobir; Syarifah Iis Aisyah
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.696 KB) | DOI: 10.24853/jat.5.1.46-56

Abstract

Cowpea (V. unguiculata L) has great potential as a nutritious food as a substitute for soybeans because it contains sufficient protein and low fat content. The diversity of cowpea is low so that need to increase diversity through the mutation induction of gamma ray irradiation. The study was carried out in the experimental garden of Pasir Kuda PKHT of IPB in February - May 2018 using a design of augmented in the Complete Group Design in a Randomized. The study was carried out using 90 putative mutant genotypes of M2 generation as the test genotype and KM4 genotype as a comparison which was repeated 10 times. The results showed that the M2 generation putative mutants showed diversity in the qualitative and quantitative characters of cowpea. High genetic diversity is shown in the character of plant height, harvest period, number of seeds / pods and weight of cowpea seeds / plants and high broad mean heritability values obtained on the character of stem length, flowering age, number of seeds / pods and weight of beans / plant nuts arrears. The result of kinship analysis showed thirteen different putative mutant genotypes with KM4 genotypes, namely T6599P, T8028P, T7525P, T7551P, T7520P, T6574P, T6533P, T7058P, T6577P, T6591P, T7062P, T7069P and T6561.
Ciri Agronomi dan Serat Delapan Varian Sorgum sebagai Pakan Wijaya Murti Indriatama; Winda Puspitasari; Wahidin Teguh Sasongko; Yenny Nur Anggraeny; Soeranto Human; Sihono Sihono; Widhi Kurniawan; Sutiyoso Sutiyoso; Yukarie Ayu Wulandari; Teguh Wahyono
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 3 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.28.3.344

Abstract

Sorghum is a multifunctional crop as a source of food, feed, and alternative energy. Plant breeding using the radiation mutation technique was applied to improve the characteristics of sorghum according to its purpose. This study evaluated the agronomic and fiber characteristics of selected sorghum mutant lines. Eight sorghum mutant lines were observed in this study (GHP-2, GHP-3, GHP-4, GHP-5, GHP-7, G-5, P-341, and P36.M10). Pahat and Bioguma sorghum varieties were used as control. Compared to eight selected mutant lines, Bioguma variety was the tallest plant. Except for P-341, all selected mutant sorghum lines produced lower plant biomass than Bioguma. The highest sugar content was produced by G-5 and P-36.M10. There are no significant differences in seed production per panicle. The lowest fiber fractions in the leaf and stem were produced by GHP-3 and G-5 mutant lines, respectively. Based on our findings, the P-341 sorghum mutant line can be used as forage sorghum because it produces high biomass and relatively low fiber content. The G-5 mutant line can be projected as an alternative energy source due to its high stem sugar content. Keywords: agronomy, fiber, mutant, sorghum