Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERAN SEKOLAH DALAM UPAYAMENURUNKAN PERNIKAHAN DINI Bernadeta Verawati, Masruroh,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional : Pemanfaatan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketahanan remaja merupakan ketahanan dari keluarga. Saat ini di Indonesia terdapat jumlah remaja yang banyak, dimana satu dari empat penduduknya adalah remaja.Godaan dan tantangan ada di hadapan remaja, salah satunya adalah terjadinya pernikahan dini. Diperkirakan satu dari lima anak perempuan di Indonesia menikah sebelum mereka mencapai usia 18 tahun. Pada usia tersebut merupakan masa untuk belajar dan sekolah. Sebagian diantara mereka terdapat di Gunung Kidul dengan proporsi 13,6%. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini. Sekolah memiliki peran strategis dalam upaya menurunkan pernikahan dini. Tujuannya untuk mengetahui peran sekolah yang meliputi kepala sekolah dan guru kelas dalam upaya menurunkan pernikahan dini. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata dan memperolah informasi mendalam.Pelaksanaan penelitian bulan Februari-Desember 2019 di 7 sekolah menengah pertama wilayah Kecamatan Semin, Gunung Kidul. Informan utama 10 guru kelas VIII dan kepala sekolah, sedangkan informan pendukung adalah wali murid sebanyak 10 orang. Informan utama diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Seluruh kepala sekolah telah menyelenggarakan kegiatan intra/ekstrakurikuler dalam upaya menurunkan kejadian pernikahan dini, namun masih dibutuhkan upaya yang lebih besar dan memperkuat kerjasama lintas sektoral, Seluruh guru kelas memiliki pemahaman yang baik terkait tugas utama maupun tugas pendukung, Seluruh guru kelas dalam menjalankan perannya mempunyai banyak faktor penghambat sesuai dengan kondisi tempatnya mengabdi. sekolah memilik iperan yang baik dalam upaya menurunkan pernikahan dini, namun perlu ditingkatkan.
HUBUNGAN AKSES MEDIA PORNOGRAFI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KABUPATEN SLEMAN Kenik Sriwahyuni, Bernadeta Verawati,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 2, No 1 (2020): Tetap Produktif dan Eksis Selama dan Pasca Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal merupakan pemicu timbulnya dorongan motivasi seksual. Rangsangan dari lingkungan seperti TV dan internet tentang perilaku seksual serta faktor gizi menyebabkan hormon seksual muncul lebih awal sehingga remaja cenderung lebih cepat mengalami perkembangan seksual. Maraknya perilaku seksual remaja saat ini sudah semakin memprihatinkan dan cenderung meningkat baik dari segi kuantitas maupun ketajaman kasus-kasus yang terjadi. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain studi cross-sectional untuk mencari hubungan antara variabel independen akses media pornografi dengan variabel dependen perilaku seksual remaja di Kabupaten Sleman. Sampel diambil pada remaja yang berada di kelas XI SMAN 2 Ngaglik dengan teknik purposive sampling sejumlah 198 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui google form. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil uji pearson product moment, diperoleh p-value=0,04 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan akses media pornografi dengan perilaku seksual remaja. Ada hubungan antara akses media pornografi dengan perilaku seksual remaja
PERAN SEKOLAH DALAM UPAYAMENURUNKAN PERNIKAHAN DINI Bernadeta Verawati, Masruroh,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 2 (2019): Prosiding Seminar Nasional : Pemanfaatan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketahanan remaja merupakan ketahanan dari keluarga. Saat ini di Indonesia terdapat jumlah remaja yang banyak, dimana satu dari empat penduduknya adalah remaja.Godaan dan tantangan ada di hadapan remaja, salah satunya adalah terjadinya pernikahan dini. Diperkirakan satu dari lima anak perempuan di Indonesia menikah sebelum mereka mencapai usia 18 tahun. Pada usia tersebut merupakan masa untuk belajar dan sekolah. Sebagian diantara mereka terdapat di Gunung Kidul dengan proporsi 13,6%. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini. Sekolah memiliki peran strategis dalam upaya menurunkan pernikahan dini. Tujuannya untuk mengetahui peran sekolah yang meliputi kepala sekolah dan guru kelas dalam upaya menurunkan pernikahan dini. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata dan memperolah informasi mendalam.Pelaksanaan penelitian bulan Februari-Desember 2019 di 7 sekolah menengah pertama wilayah Kecamatan Semin, Gunung Kidul. Informan utama 10 guru kelas VIII dan kepala sekolah, sedangkan informan pendukung adalah wali murid sebanyak 10 orang. Informan utama diambil secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Seluruh kepala sekolah telah menyelenggarakan kegiatan intra/ekstrakurikuler dalam upaya menurunkan kejadian pernikahan dini, namun masih dibutuhkan upaya yang lebih besar dan memperkuat kerjasama lintas sektoral, Seluruh guru kelas memiliki pemahaman yang baik terkait tugas utama maupun tugas pendukung, Seluruh guru kelas dalam menjalankan perannya mempunyai banyak faktor penghambat sesuai dengan kondisi tempatnya mengabdi. sekolah memilik iperan yang baik dalam upaya menurunkan pernikahan dini, namun perlu ditingkatkan.
PENGARUH ASUHAN KOMPLEMENTER TERHADAP KESEHATAN FISIK PADA LANSIA Bernadeta Verawati, Kenik Sri Wahyuni,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 2, No 1 (2020): Tetap Produktif dan Eksis Selama dan Pasca Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanganan masalah kesehatan lansia, selama ini lebih banyak menggunakan terapi farmakologi ,yang bisa memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan lansia.Terapi non-farmakologi atau komplementer menjadi pilihan yang tepat untuk menangani masalah kesehatan pada lansia. Therapy komplementer yang bisa dilakukan adalah Reminiscene Therapy, terapi tertawa, terapi masase kaki, terapi meditasi dan terapi musik klasik. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa pemberian salah satu terapi komplementer secara parsial/sebagian menunjukkan hasil yang efektif pada perbaikan masalah tertentu pada lansia Tujan Penelitian :Untuk melihat efektifitas asuhan komplemneter terhadap kesehatan fisik pada lansia.Metode Penelitianquasi eksperiment dengan metode pendekatan one group pretest_posttest design. Jumlah sampel 10 lansia di kabupaten Sleman Yogyakarta.Hasil Penelitian :Kesehatan fisik lansia sebelum asuhan komplemneter 20% kategori baik, dan 80% kategori cukup baik. Setelah di berikan asuhan komplemener kesehatan fisik lansia kategori baik menjadi 70% dan kategori cukup baik turun menjadi 30%. Hasil uji beda didapatkan nilai p value 0,001.Kesimpulan :Ada perbedaan yang signifikan antara kesehatan fisik pada lansia sebelum dansesudah diberikanya asuhan komplementer.
PENERAPAN COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY (CBT) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA Sri Wulandari, Masruroh, Nur Alvira Pascawati, Kenik Sri Wahyuni, Bernadeta Verawati
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 2, No 1 (2020): Tetap Produktif dan Eksis Selama dan Pasca Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja putri mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang pengelolaan pola makan yang memenuhi unsur gizi seimbang dan juga karena perilaku remaja dalam mengkonsumsi makanan sebagai sumber zat gizi.Pengabdian dilakukan pada tanggal 15 Oktober – 21 November 2020 dengan melibatkan remaja putri (santri) yang ada di pondok pesantren Pangeran Diponegoro.Pengabdian dilakukan dalam bentuk pemeriksaan hb, penyuluhan dan diskusi tentang anemia dan gizi remaja yang meliputi konsep dasar anemia, diet sehat remaja, dan pola makan remaja.Hasil pengabdian terdapat peningkatan pengetahuan remaja tentang anemia dan gizi remaja sesudah penerapan metode CBT. Remaja dengan pengetahuan rendah dan cukup 63,93% menjadi 12,12%. Dari aspek sikap dan pola makan juga mengalami peningkatan menjadi 100% sikap positif dan pola makan baik. Sebelum kegiatan para remaja mempunyai pemahaman yang keliru tentang anemia, dan sumber gizi yang dibutuhkan remaja.Setelah kegiatan, para remaja mengetahui dampak yang ditimbulkan jika mengalami anemia, serta mempunyai kommitmen yang baik untuk mengatur pola makan/konsumsi zat gizi seagai upaya pencegahan anemia. Penerapan metode Cognitif Behavioral Therapy yang dilakukan mampu meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap remaja terkait pengelolaan gizi untuk mencegah anemia
Pemberdayaan Orang Tua Dan Guru Dalam Membangun Early Warning System Terhadap Kejahatan Seksual Pada Anak Di Tk Sd Model Kabupaten Sleman Wahyuni, Kenik Sri; Ceria, Inayati; Verawati, Bernadeta; Mahanani, Setyo
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 3, NO 2 (2020): AGUSTUS 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jpdb.v3i2.122

Abstract

The development of technology which is rapidly increasing has an impact on children. One of the problems that lurk children is the case of child sexual abuse. The number of cases of sexual crimes against children requires an integrated effort both at home by parents and at school by teachers. But in reality, these activities are hampered by the absence of structured BK implementation in primary schools. Although there are already formal rules governing BK in basic education. The absence of special hours for guidance and counseling in elementary school also becomes an obstacle in providing information services for students. In addition, limited knowledge and misperceptions of parents about reproductive health education in children. Activities carried out by training methods. This dedication partner is TK Model SD Sleman Regency Yogyakarta, where the target of the activity of this training are TK Model SD teachers and representatives of student guardians as well as students / students. The purpose of the activity is to empower the target to be able to become a role model in providing sexual education and reproductive health for children / students. the results of this PKM activity are the BK module, the availability of child-friendly and easily accessible reproductive health promotion media, the availability of adequate BK rooms, the increase in the knowledge and skills of teachers and parents in providing sexual education / child reproductive healthKeywords:  Education, reproductive health, children 
ANALYSIS OF EXPOSURE OF REPRODUCTIVE HEALTH INFORMATION TOWARDS ADOLESCENT SEXUAL BEHAVIOR Bernadeta Verawati; Kenik SW
Journal of Midwifery Vol 5, No 2 (2020): Published on Desember 2020
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jom.5.2.61-71.2020

Abstract

range of 10 to 19 years. Adolescents are the population in the age range of 10-18 years. Rapid physical changes and hormonal changes are triggers for sexual motivation. Stimulation from the environment such as TV and the internet about sexual behavior and nutritional factors causes sexual hormones to appear earlier so that adolescents tend to experience sexual development more quickly. The rise of adolescent sexual behavior at this time is increasingly concerning and tends to increase both in terms of the quantity and sharpness of cases that occur.Method: This type of research is an observational analytic with a cross-sectional study design, to analyze the exposure to reproductive health information on adolescent sexual behavior in Sleman Regency. Samples were taken from adolescents who were in class XI SMAN 2 Ngaglik with a purposive sampling technique of 198 students. Data collection using a questionnaire via google form. Data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes.Results: There is a relationship between reproductive health information from parents with adolescent sexual behavior (P value 0.00), there is a relationship between information from peers and adolescent sexual behavior (P value 0.00), there is a relationship between media access and adolescent sexual behavior ( P value 0.06) Adjusted RSquare value = 0.541.Conclusion: Of the three variables, information from parents and from peers has the same relationship with sexual behavior in adolescents, and media access is smaller than the other two variables.
COMMUNITY EMPOWERMENT AS AN EFFORT TO PREVENT CHILD MARRIAGE Masruroh Masruroh; Bernadeta Verawati
Journal of Midwifery Vol 4, No 2 (2019): Published on December 2019
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.762 KB) | DOI: 10.25077/jom.4.2.68-86.2019

Abstract

Background: Indonesia is one of the ten countries in the world with the highest absolute number of child marriage. It is estimated that one in five girls in Indonesia gets married under 18 years old. Lack of knowledge about reproductive health and strong religious beliefs about marriage law are the reasons for child marriage.Objective: to formulate a model of community empowerment as an effort to prevent child marriageMethod: This study used qualitative research with descriptive approach. The study was conducted in August-September 2019 in seven Junior High Schools in Semin Sub-District, Gunungkidul. There were seven homeroom teachers as the main informants, seven principals of Junior High School as the key informants, and seven students' parents as the supporting informants. The informants were selected by using purposive sampling. The data were collected through in-depth interviews and Focus Group Discussion. The data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman.Results: the formulation of the model consisted of the input, processing and output stages. Input Stage: (1) family and community (2) related institutions (3) schools (4) teachers. Processing Stage: (1) school activities, (2) the role of the homeroom teachers, (3) tigo matur setunggal mabrur task force. Output stage: (1) good attitude, (2) independence, (3) decision making. Outcome Stage: preventing child marriage.