Chandra Himmawan Loekito
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Aplikasi Pengamanan Dokumen PDF dengan Teknik Watermarking Menggunakan Metode Serpent Chiper Chandra Himmawan Loekito; Tutuk Indriyani; Nanang Fakhrur Rozi
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2020.v1i1.261

Abstract

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komputer saat ini, informasi dalam bentuk dokumen digital dan media dapat tersebar dengan begitu cepat. Informasi dalam bentuk dokumen PDF memiliki sifat yang mudah dan rawan untuk diubah dan dimodifikasi. Keaslian informasi dalam bentuk dokumen PDF tidak lagi aman karena setiap orang dengan bebas dapat mengubah dan memodifikasinya untuk kemudian disebarkan kembali. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah aplikasi untuk menjaga dan mengamankan isi dokumen PDF menggunakan teknik watermarking dan algoritma Serpent Chiper. Peneliti menggabungkan teknik watermarking dan algoritma Serpent Chiper agar tingkat keamanannya lebih tinggi dan sulit dipecahkan. Teknik watermarking digunakan untuk menandai dan membuktikan kepemilikan dokumen (hakcipta). Sedangkan algoritma Serpent Chiper merupakan metode kriptografi yang digunakan untuk enkripsi dokumen PDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan algoritma tersebut pada aplikasi dapat mengamankan dokumen PDF yang diinputkan. Berdasarkan hasil pengujian responden menunjukkan dari total 30 orang 53,3% menyatakan penggunaan menu dan fitur aplikasi baik dan mudah digunakan, 23,3% menyatakan semua komponen didalam aplikasi dapat berfungsi dengan baik, 53,3% menyatakan bahwa aplikasi berperan baik dalam memenuhi kebutuhan informasi skripsi untuk pengguna, 43,3% menyatakan bahwa aplikasi cukup baik untuk menampung data yang diinputkan dalam jumlah banyak, dan 66,5% menyatakan bahwa aplikasi cukup layak diimplementasikan di lembaga atau institusi.