Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analysis of Air Traffic Density using GIS, Case Study: Jakarta-Surabaya Sekartadji, Ratih; Ahyudanari, Ervina; Jaelani, Lalu Muhamad
IPTEK Journal of Proceedings Series No 6 (2017): The 3rd International Conference on Civil Engineering Research (ICCER) 2017
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i6.3288

Abstract

The growth of air transportation is encouraged by high demand to travel fast. Jakarta-Surabaya route is placed as the fourth busiest traffic in the world. This busy route still possible to increase, unless there is an alternative mode of transport to serve the demand of this route. Aircraft flies at a certain flight level that is influenced by the flight distance and the type of aircraft. Jakarta-Surabaya route is served by aircrafts with different types. This means that some flight levels between Jakarta and Surabaya are occupied by these serving aircrafts. On the other hand, at the same flight level, there will be some other planes for other routes. This research attempts to picture the density of the flight level of Jakarta-Surabaya route. The density value will be useful to predict the air quality and the available air space to add the flight frequencies. Data collection of Jakarta-Surabaya flights was aimed to identify the occupied flight level by this route. For other routes that may be crossed or in line with the Jakarta-Surabaya route, are derived from International Civil Aviation (ICAO) Charts. Incorporating the route volume resulting the traffic derivation from the charts and scheduled flight into the network attribute of GIS. Data histories of the flight density from ICAO Charts are used to predict the future density utilizing the GIS. The horizon year for this research is year 2030 where some airports will be improved into higher level airport groups, according to PM No. 69 year 2013.
ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN PRIBADI DAN ANGKUTAN UMUM DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUCIPTO YOGYAKARTA Firdausi, Mutiara; Sambodja, Ratih Sekartadji
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan angkutan intermoda di Bandara Adisucipto yang sudah tersedia meliputi Trans Jogja, taxi, kereta api, dan sudah terintegrasi di bandara Adisucipto belum dimanfaatkan secara efektif oleh penumpang angkutan udara. Dengan adanya variasi angkutan intermoda yang tersedia tersebut, perlu dilakukan penelitian penyebab tidak efektifnya penggunaan moda transportasi publik yang ada.Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada penumpang bandara Adisucipto. Dari hasil penyebaran kuesioner didapatkan sebagian besar (64%) para penumpang angkutan udara menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu aspek yang dikaji adalah biaya perjalanan ke Bandara dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil) dan angkutan umum. Pemodelan pemilihan moda berdasarkan biaya dilakukan dengan menggunakan Model Binomial Logit Biner.Dari hasil analisis diperoleh bahwa, jika selisih biaya angkutan umum dengan kendaraan pribadi semakin besar dimana biaya angkutan umum lebih mahal, maka peluang menggunakan kendaraan pribadi akan meningkat. Di sisi lain, walaupun biaya angkutan pribadi dan angkutan umum sama besar, tetap saja penumpang angkutan udara memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi (59%). Penyebab tidak efektifnya penggunaan moda angkutan umum disebabkan karena tidak tersedianya akses moda angkutan di setiap daerah, dan tidak terintegrasinya jadwal angkutan intermoda dengan jadwal penerbangan.
Analisis Kemampuan dan Kemauan Membayar (ATP – WTP) Penumpang Bus Kota Rute Purabaya - Bratang Firdausi, Mutiara; Hafizah, Nafilah El; Sekartadji, Ratih; Istiono, Heri
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2020.v1i1.688

Abstract

Kepemilikan kendaraan yang tiap tahun bertambah dan kenaikan tarif angkutan umum menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah pengguna angkutan umum. Tarif merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan suatu daya tarik penggunaan angkutan umum. Penetapan tarif harus memperhatikan daya beli pangsa pasar dan kemauan membayar tarif dari pengguna angkutan umum. Kemauan pengguna untuk membayar tarif sesuai dengan pelayanan yang tersedia dan kemampuan secara finansial yaitu WTP (Willingness To Pay). Kemampuan membayar oleh pengguna angkutan umum terhadap pelayanan yang diberikan berdasarkan jasa pelayanan yang diaggap ideal dan sesuai dengan ongkos perjalanan yang dilakukan yaitu ATP (Ability To Pay). Permasalahan yang timbul jika nilai ATP dan WTP lebih rendah dari tarif angkutan saat ini. Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis kuesioner yaitu ATP dan WTP untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar jasa angkutan dan untuk mengetahui keinginan masyarakat terhadap tarif yang berlaku. Frekuensi penumpang dalam penggunaan bus lebih dari 3 kali dalam satu bulan hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner sejumlah 67%. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai ATP sebesar  Rp 7.625 pengguna Bus Bratang-Bungurasih lebih besar dari tarif saat ini. Dari hasil perhitungan kemauan membayar (Willingness to Pay) apabila adanya peningkatan layanan, pengguna angkutan umum bersedia membayar lebih sebesar Rp 7.190.
Analisis Kemampuan dan Kemauan Membayar (ATP – WTP) Penumpang Bus Kota Rute Purabaya - Bratang Mutiara Firdausi; Nafilah El Hafizah; Ratih Sekartadji; Heri Istiono
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2020.v1i1.688

Abstract

Kepemilikan kendaraan yang tiap tahun bertambah dan kenaikan tarif angkutan umum menjadi salah satu penyebab menurunnya jumlah pengguna angkutan umum. Tarif merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan suatu daya tarik penggunaan angkutan umum. Penetapan tarif harus memperhatikan daya beli pangsa pasar dan kemauan membayar tarif dari pengguna angkutan umum. Kemauan pengguna untuk membayar tarif sesuai dengan pelayanan yang tersedia dan kemampuan secara finansial yaitu WTP (Willingness To Pay). Kemampuan membayar oleh pengguna angkutan umum terhadap pelayanan yang diberikan berdasarkan jasa pelayanan yang diaggap ideal dan sesuai dengan ongkos perjalanan yang dilakukan yaitu ATP (Ability To Pay). Permasalahan yang timbul jika nilai ATP dan WTP lebih rendah dari tarif angkutan saat ini. Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis kuesioner yaitu ATP dan WTP untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar jasa angkutan dan untuk mengetahui keinginan masyarakat terhadap tarif yang berlaku. Frekuensi penumpang dalam penggunaan bus lebih dari 3 kali dalam satu bulan hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner sejumlah 67%. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai ATP sebesar  Rp 7.625 pengguna Bus Bratang-Bungurasih lebih besar dari tarif saat ini. Dari hasil perhitungan kemauan membayar (Willingness to Pay) apabila adanya peningkatan layanan, pengguna angkutan umum bersedia membayar lebih sebesar Rp 7.190.
ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN PRIBADI DAN ANGKUTAN UMUM DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUCIPTO YOGYAKARTA Mutiara Firdausi; Ratih Sekartadji Sambodja
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan angkutan intermoda di Bandara Adisucipto yang sudah tersedia meliputi Trans Jogja, taxi, kereta api, dan sudah terintegrasi di bandara Adisucipto belum dimanfaatkan secara efektif oleh penumpang angkutan udara. Dengan adanya variasi angkutan intermoda yang tersedia tersebut, perlu dilakukan penelitian penyebab tidak efektifnya penggunaan moda transportasi publik yang ada.Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada penumpang bandara Adisucipto. Dari hasil penyebaran kuesioner didapatkan sebagian besar (64%) para penumpang angkutan udara menggunakan kendaraan pribadi. Salah satu aspek yang dikaji adalah biaya perjalanan ke Bandara dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil) dan angkutan umum. Pemodelan pemilihan moda berdasarkan biaya dilakukan dengan menggunakan Model Binomial Logit Biner.Dari hasil analisis diperoleh bahwa, jika selisih biaya angkutan umum dengan kendaraan pribadi semakin besar dimana biaya angkutan umum lebih mahal, maka peluang menggunakan kendaraan pribadi akan meningkat. Di sisi lain, walaupun biaya angkutan pribadi dan angkutan umum sama besar, tetap saja penumpang angkutan udara memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi (59%). Penyebab tidak efektifnya penggunaan moda angkutan umum disebabkan karena tidak tersedianya akses moda angkutan di setiap daerah, dan tidak terintegrasinya jadwal angkutan intermoda dengan jadwal penerbangan.
SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN RW 02 KELURAHAN KERTAJAYA KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA Jenny Caroline; Siti Choiriyah; Mila Kusuma Wardani; Dewi Pertiwi; Theresia Maria CA; Ratih Sekartadji; Arintha Indah Dwi Syafiarti; Yanisfa Septiarsilia; Kurnia Hadi Putra
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari kegiatan tri darma perguruan tinggi, tujuan dari kegiatan ini adalag untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan masyarakat. Jurusan Teknik Sipil – Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan topik ‘’Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan RW 02 Kelurahan Kertajaya Kecamatan Gubeng Kota Surabaya’’ yang bekerja sama dengan masyarakat dan perangkat RW 02 Kecamatan Kertajaya Kecamatan Gubeng Kota surabaya dan sosialisassi dilakukan di balai RW. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan kegiatan sosialisasi Pengolahan Sampah Rumah Tangga kepada warga setempat adalah adanya pemanfaatan sampah rumah tangga yang dijadikan sebagai kerajinan tangan dan memiliki nilai ekonomis. Adanya pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga agar dapat mengembangkan kreativitasnya melalui pelatihan membuat kerajinan tangan yang bernilai jual sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka. Dengan demikian kami sebagai civitas akademik memberikan edukasi dan ilmu kami untuk warga setempat di masa pandemi COVID-19 saat ini
The Effect of Using Styrofoam As Additional Material For Asphalt Concrete Layer (Laston) – WC With BNA BLE Arintha Indah Dwi Syafiarti; Fadlil Jalil Aslim; Gati Sri Utami; Ratih Sekartadji
Jurnal IPTEK Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2022.v26i1.2433

Abstract

Asphalt concrete layer (laston) has a high degree of flexibility so that placing it directly on top of layers such as AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course) makes this layer vulnerable to damage due to high temperatures and heavy traffic loads. The type of damage that often occurs in the laston is the release of granules and cracks. Styrofoam is a type of plastic polymer that is thermoplastic when heated it becomes soft and hardens when cold. When mixed with gasoline, styrofoam will soften and can function as an adhesive. This study was to determine the value of Marshall characteristics in the addition of styrofoam into the asphalt.variations used for styrofoam content are 1%, 1.5%, 2% with asphalt content of 4.5%, 5.0%, 5.5%, 6.0%. The results showed that the optimum asphalt value was obtained at 6% asphalt content. And the mixture that meets the requirements is the addition of 1% styrofoam. Higher content of styrofoam will reduce the value of the melt (flow) and will reduce the value of Marshall stability.
Analisis Struktur Dermaga Pupuk NPK di Tersus PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk Kapal BULK Carrier dengan Kapasitas 10.000 DWT Cahya Buana; Fuddoly Fuddoly; M. Dwi Nugroho; Kurnia Hadi Putra; Nafilah El Hafizah; Ratih Sekartadji
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.407 KB) | DOI: 10.31284/j.jts.2020.v1i1.934

Abstract

Adanya rencana pengembangan fasilitas di tersus PT. Pupuk Kaltim yaitu dengan membangun dermaga khusus pupuk NPK. Pengembangan ini diharapkan dapat membantu proses distribusi pupuk NPK dengan efektif, efisien, dan cepat. Dermaga yang direncanakan adalah dermaga jenis quadrant shiploader untuk kapasitas kapal 10.000 DWT. Perencanaan dermaga ini telah diwujudkan dalam bentuk rencana pengembangan dermaga. Namun untuk mewujudkan pembangunan tersebut diperlukan detail engineering desain yang meliputi sistem fender dan boulder, perencanaan trestle, pivot, loading platform, mooring dolphin, breasting dolphin, catwalk, pemancangan, dan detail penulangan. Selain detail engineering desain, perlu ditinjau juga terhadap kedalaman air pada alur masuk tersus PT. Pupuk Kaltim. Untuk pengerjaan pembetonan pada tugas akhir ini direncanakan menggunakan beton konvensional atau cor in situ, namun dalam metode pelaksanaannya, pihak kontraktor dapat mengupayakan menggunakan sistem pracetak namun tetap mengacu pada desain yang telah direncanakan pada tugas akhir ini. Perencanaan dermaga tidak hanya mencakup perencanaan fasilitas laut serta perencanaan struktur dermaga saja. Selain itu perlu juga direncanakan terkait metode pelaksanaan pembangunan dana dalam perencanaan dermaga juga harus ditinjau terkait rencana anggaran biaya dari dermaga tersebut. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan kebutuhan dermaga dengan dimensi trestle sebesar 4 x 50 m2, pivot 8 x 14 m2, loading platform 3 x 82 m2, mooring dolphin 3,8 x 3,8 m2, breasting dolphin sebesar 4,8 x 4,8 m2.
Perencanaan Desain Ruang Henti Khusus (RHK) Dan Yellow Box Junction (YBJ) Pada Persimpangan Jalan Kapasan Nafilah El Hafizah; Shofi Izha Mahendra; Ratih Sekartadji; Mutiara Firdausi
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 4, No 2 (2023): July
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2023.v4i2.4513

Abstract

In Surabaya, one of the busiest junctions is a signalized junction connecting Kapasan - Kenjeran Street and Kapasari - Simokerto Street. This study's analysis followed the technical requirements for signalized junctions according to the Indonesian Road Capacity Manual 1997 and used modeling with Vissim software. The result showed that the writer could find the queue length and delay for the north, west, and east arms. In that arm, the vissim result was more significant than Indonesian Road Capacity Manual. On the south peninsula, the queue length and delay value for Indonesian Road Capacity Manual were more outstanding than for vissim. The result of the Special Break Room design for the east approach had an area of 91.2 m2 with details of 2 lanes with a width of 2 x 3.8 meters, and the main length of the Special Break Room section was 12 meters with a capacity for 61 motorbikes. Vissim analysis result after the researcher implemented Special Break Room markings was the queue length was reduced from 329 meters to 83 meters, and the delay, which was previously 190 seconds, became 41.78 seconds. The planning result of Yellow Box Junction markings obtained a vertical line from north to south with a length of 22 meters and a horizontal line from west to east was 18 meters. The width of the straight and diagonal lines was between 10 – 18 cm, and the thickness was between 2-30 mm above road level.