Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Metode Bimbingan Wisata Religi Dalam Meningkatkan Sikap Sosial Jama’ah Majelis Taklim Nurul Iman di Desa Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara Salsa Nabila; Tasman Tasman
Jurnal Penyuluhan Agama (JPA) Jurnal Penyuluhan Agama (JPA) | Vol. 8 No. 2, 2021
Publisher : Islamic Extension Guidance Study Program (BPI) of the Faculty of Da'wah and Communication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.415 KB) | DOI: 10.15408/jpa.v8i2.24383

Abstract

Metode bimbingan wisata religi ziarah makam wali sebagai salah satu metode bimbingan pada jama’ah Majelis Taklim Nurul Iman di Desa Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan sikap sosial jama’ah melalui metode bimbingan wisata religi yang terbagi menjadi dua tahapan yakni pra keberangkatan dan pelaksanaan wisata religi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini dihasilkan dari wawancara, observasi, dokumentasi serta buku-buku yang relevan dengan tema penelitian untuk mendukung dan melengkapi data-data di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan informan yang terdiri dari 1 orang pengurus yayasan, 2 orang pembimbing dan 8 orang jama’ah Majelis Taklim Nurul Iman di Desa Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa melalui metode bimbingan wisata religi pada ziarah makam wali terdapat perubahan sikap sosial yang signifikan pada jama’ah Majelis Taklim Nurul Iman. Perubahan sikap sosial jama’ah merujuk kepada sifat para wali. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan sikap jama’ah menjadi pribadi yang selalu bermuhasabah dan taat dalam beribadah, saling menghargai dan mengasihi kepada non muslim serta aktif mengikuti kegiatan pengajian yang bersifat sosial dengan turut hadir serta berkontribusi disetiap kegiatannya.
Radio Rodja: Kontestasi Ideologi Salafi di Ranah Siaran Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 22, No 2 (2018): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v22i2.12066

Abstract

Sejalan dengan era keterbukaan, dalam dua dekade terakhir, kita menyaksikan kemunculan radio dakwah secara signifikan yang dikelolah oleh kelompok Salafi, dengan radio Rodja di Cileungsih sebagai pionernya. Berbeda dari radio bernuansa religi sebelumnya, radio ini sepenuhnya menyiarkan agama sesuai dengan manhaj Salaf. Munculnya radio dakwah Salafi di beberapa kota memunculkan ketegangan, terutama antara kelompok muslim tradisionalis dan salafi. Salah satu sebab utama dari ketegangan ini adalah kritik salafi terhadap praktek-praktek keagamaan yang dilakukan oleh kelompok muslim tradisionalis yang dianggap sebagai bid‘ah. Akibatnya, ketegangan yang mengarah ke konflik social terjadi di beberapa kota di tanah air. Sebagai media dakwah, radio dipandang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh seorang da‘i. Pesan yang disampaikan sangat tergantung kepada misi pendirian radio, corak keberagamaan dan sikap politik atau idelogi yang dianut oleh seorang da‘i. Penelitian ini diarahkan untuk menelisik nilai-nilai islamisme yang terkandung dalam dakwah di radio.
KEBANGKITAN ISLAM PADA MASYARAKAT KONTEMPORER Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 25, No 2 (2021): Dakwah Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v25i2.23237

Abstract

Perdebatan tentang agama dan sekularisme di dunia kotemporer telah menimbulkan diskusi panjang di kalangan ilmuan sosial dan agamawan. Kaum agamawan beranggapan bahwa paham sekularisme telah mengkudeta otoritas Ilahiah di muka bumi dengan kepongahan rasionalitasnya. Menurut mereka, rasio manusia  bersifat  liar, lemah  dan cenderung mengikuti hawa nafsu yang pada  akhirnya akan    mengancam keberadaan umat manusia. Karena itu, absolutisme agama menjadi niscaya untuk membuat manusia tunduk pada Tuhan. Sedangkan bagi pendukung sekularisme, manusia adalah makhluk yang bisa mengatur diri sendiri dan bisa berkembang ke arah liberalisme. Manusia harus bebas dari semua mitos supranatural. Pada tahap ini liberalisme mencurigai agama sebagai pendukung setia absolutisme kekuasaan atas nama agama. Pertanyaan penting dalam artikel ini adalah bagaimana masa depan agama pada masyarakat kontemporer? Menurut perspektif evolusi agama para ilmuwan sosial, agama cenderung akan mengalami kemunduran dan digantikan oleh rasionalitas dan sekulerisasi modern. Dengan munculnya industrialisasi, rasionalitas dan ilmu pengetahuan peran agama di dunia modern semakin memudar dan terpinggirkan. Sedangkan sebagian ilmuwan berpendapat bahwa modernitas berkembang bukan tanpa kritik, modernitas juga memiliki kelemahan-kelemahan mendasar yang memungkinkan manusia kembali kepada kehidupan keagamaan. Bahkan agama akan tetap eksis di dunia modern dalam bentuk yang sudah mengalami perubahan dan transformasi diri.
Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Perilaku Prososial Masyarakat Organik Kebayoran Lama Jakarta Selatan Sahrul Iman; Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 24, No 2 (2020): Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v24i2.18340

Abstract

AbstractReligious conflicts often occur due to the unfair implementation of religious preaching which tend to obtrude. This form of preaching clearly contradicts the nature of religion which demands peace, coexistence and respect for human rights. This research explores in depth the extent to which the da'i provide enlightenment to the community so that they can live side by side and in harmony with followers of other religions. Islam is a religion that carries out the mission of rahmatan lil 'alamin, so it must be an inspiration and a carriage in bringing a tolerant life for the universe. Therefore, in preaching, preachers must prioritize preaching that is tolerant and wise, so that Islam can be accepted in the midst of a plural society. This research uses descriptive method with qualitative data analysis. Abstrak Konflik keagamaan seringkali terjadi akibat pelaksanaan penyiaran agama yang tidak fair dan cenderung memaksakan kehendak dalam beragama. Bentuk dakwah ini, jelas bertentangan dengan fitrah agama yang menghendaki kedamaian, hidup berdampingan, mendapatkan penghormatan atas hak-hak asasi manusia. Penelitian ini menggali secara lebih mendalam tentang sejauhmana para da’i memberikan pencerahan kepada masyarakat agar dapat hidup berdampingan dan harmonis dengan penganut agama lain. Islam adalah agama yang mengemban misi dakwah rahmatan lil ‘alamin, sehingga harus menjadi inspirasi dan gerbong dalam menyongsong kehidupan yang toleran bagi semesta alam. Karena itu, di dalam berdakwah, da’i harus mengedepankan dakwah yang toleran dan  bijaksana, sehingga Islam dapat diterima di tengah-tengah masyarakat yang plural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.
Teater Kanvas: Transformasi Ideologi Pertunjukan Menuju Media Dakwah Nurkholis Makki; Tasman Tasman
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 25, No 1 (2021): Dakwah Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v25i1.23176

Abstract

Perdebatan antara Islam sebagai agama ataupun ideologi dengan roda perpolitikan di masa orde baru penuh dengan dinamika. Di masa awal Orde Baru sampai akhir tahun 1980-an Islam di Indonesia banyak berada di luar arena kekuasaan (Sukamto, 2008: 4). Namun di awal tahun 1990- an Suharto mulai merangkul kalangan Islam. Perubahan sikap rezim tersebut berdampak pada munculnya berbagai kajian-kajian keislaman dan pada akhirnya bersentuhan dengan kelompok kesenian. Salah satunya adalah kelompok teater di Jakarta yang dimotori oleh Zak Sorga, yaitu Teater Kanvas yang pada akhirnya mentransformasikan ideologi pertunjukannya menjadi sebuah pertunjukan Teater Islami. Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses transformasi ideologi pertunjukan Teater Kanvas dan mengapa Teater Kanvas melakukan transformasi ideologi dalam pertunjukannya? Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana proses transformasi ideologi Teater Kanvas dari ideologi alienasi menjadi Teater Islami. Dari proses tersebut penulis ingin mengetahui penyebab teater kanvas melakukan transformasi ideologi dalam pertunjukannya dan melihat dampak transformasi ideologi tersebut terhadap pertunjukan mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi yang bertujuan untuk melihat bagaimana proses transformasi ideologi pertunjukan pada salah satu kelompok Teater di Jakarta, yaitu Teater Kanvas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data wawancara, naskah pertunjukan dan beberapa kliping pemberitaan seputar pertunjukan, ataupun pemberitaan ekslusif tentang Teater Kanvasyang diambil pada Oktober 2019 hingga Juli 2020. Hasil penelitian ini adalah proses transformasi Ideologi pertunjukan Teater Kanvas terdiri dari tiga fase, yaitu; fase ideologi pertunjukan awal, fase transisi ideologi pertunjukan dan fase ideologi baru pertunjukan Teater Kanvas.
Kebangkitan Gerakan Islam Struktural: Studi Gerbang Marhamah di Cianjur Jawa Barat Tasman Tasman; Aisyah Aisyah
Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan Vol 27, No 1 (2023): Dakwah: Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dakwah.v27i1.33332

Abstract

Bangkitnya aspirasi penegakan syariat Islam dari Pemerintah Daerah merupakan fenomena manarik untuk dikaji. Di tengah kehidupan bangsa yang sedang tidak menentu itu, kembali kepada Islam sebagai landasan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bemegara digaungkan oleh Pemerintah Daerah. Bagi sebagian masyarakat, kembali kepada Islam dipandang sebagai solusi dalam memecahkan berbagai krisis yang sedang terjadi. Namun dari sisi konstitusi tidak sesuai dengan dasar negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 45, dan di samping itu katena Indonesia bukan negara agama.Yang menjadi pijakan penelitian ini adalah pembacaan terhadap sejarah perjuangan syariat Islam menjadi hukum negaru di Indonesia. Dalam banyak hal, seringkali kemunculan gerakan Islam menghendaki tatanan sosial politik yang berdasar pada syariat Islam sebagai jawaban dan solusi ketika terj adi dekadensi moral dan kebuntuan politik. Namun, gerakan penerapan syariat Islam itu selalu menemui kegagalan ketika berhadapan dengan kekuatan negara. Dalam peneletian ini, gerakan Islam diartikan sebagai kolektifitas muslim yang bangkit melakukan tindakan menentang penguasa, kelompokkelompok sosial lain, norma-norma yang ada di masyarakat yang dianggap mengancam kepercayaan dan norma-norma Islam sebagaimana dipahami oleh partisipan gerakan, dan yang dianggap menghambat penegakan nilai nilai dan norma-noma dalam kehidupan pribadi maupun publik melalui cara yang relatif terorganisasi yang didasarkan atas sentimen dan solidaritas Islam.Tulisan ini mencoba meneropong proses Gerakan Islam Struktural Pemerintah Daerah Cianjur, Jawa Barat, dalam konteks sosial-politik lokal. Latar belakang pemikiran dan konsep diterapkannya syariat Islam di Kabupaten Cianjur merupakan respon terhadap perkembangan sosial dan politik lokal maupun nasional. Seiauh ini, gerakan pembangunan yang bersifat Islamis tersebut tetap eksis berhadapan dengan pembangunan yang berasaskan Pancasila. Tulisan ini berhasil memberikan jawaban atas pertanyaan penting; sejauhmana pembangunan syariat Islam di Cianjur itu dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang terjadi di tengah- tengah masyarakat.