Djamhoer Martaadisoebrata
Dep/KSM Obstetri & Ginekologi FK Unpad/RS Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Personalized Medicine dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi Djamhoer Martaadisoebrata
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.697 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v2n1.108

Abstract

AbstrakTujuan: Untuk mencoba mencari kejelasan kelemahan dan keunggulan berbagai paradigma dan mencoba membuktikan bahwa Personalized Medicine itu adalah paradigma yang terbaik, sampai saat ini.Metode: Studi PustakaHasil: Dengan seiring waktu Clinical Medicine juga mendapatkan tambahan pengembangan dari Evidence Based Medicine dan Genome Medicine. Personalized Medicine lebih mengembangkan ilmu  kedokteran sesuai dengan individu masing-masing sehingga menjadi lebih baik.Kesimpulan: Walaupun  terbukti bahwa Clinical Medicine, Evidence Based Medicine dan Genome Medicine mempunyai kelemahan di samping keunggulannya masing-masing, tetapi ketiga paradigma tersebut masih bisa digunakan, pada kondisi dan dan situasi tertentu. Personalized Medicine, sampai saat ini, masih yang terbaik, karena dalam pelaksanaannya terungkap sifat yang Holistik, Humanistik dan penuh Empati. Dengan perkataan lain, dokter yang melaksanakan pelayanan ini telah menjalankan kewajibannya dengan baik, berupa CURE dan CARE secara proporsional, suatu sifat yang bisa membuktikan keprofesionalannya.Kata kunci: Personalized medicine, pelayanan kesehatan dan kesehatan reproduksi. Personalized Medicine in Reproductive Health ServiceAbstractsObjectives: To look for any weakness and superiority for each of those paradigms and try to prove that Personalized Medicine is the best method in health service, until today.Method: Literature reviewResult: Developing clinical medicine also followed by Evidence Based Medicine and Genome Medicine other wise personalize medicine developing medical practice individuality to be better.Conclusion: Although we know Clinical Medicine, Evidence Based Medicine and Genome Medicine have some weaknesses, we also believe that those paradigms still can be used in certain conditions and situations. Mean while Personalized Medicine, until present time, is still the best method, because during its implementation, it describes its characteristic of Holistic, Humanism and full of Empathy. In other words, a physician who acts this way, is performing his obligation in the form of  CURE and CARE, proportionally, an effort that can be considered as a sign of his professionalism.Key word: Personalized Medicine, health service and reproductive health.
Cara Vaksin Covid-19 Melindungi Ibu Hamil, Termasuk Pelaksanaan Etikanya Djamhoer Martaadisoebrata
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 4 Nomor 2 September 2021
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v4n2.291

Abstract

Tujuan: Membicarakan bagaimana cara vaksin COVID-19 bisa mencegah ibu hamil dari penularan Corona Virus, serta pelaksanaan Etikanya.Metoda: Studi Literatur.Hasil: Dengan adanya pandemi COVID-19, maka jumlah ibu hamil yang tertulari corona virus, makin banyak. Hal ini, menimbulkan permasalahan, bagaimana menanganinya, termasuk pelaksanaan Etiknya. Sampai sekarang, belum ada kesepakatan antara para pakar, bagaimana bentuk penangannya. Untuk itu PT POGI, mengajukan rekomendasi, tindakan MATERNAL apa yang harus dilakukan pada ibu hamil dengan COVID-19.Kesimpulan:Ibu hamil dengan COVID-19, merupakan masalah besar bagi negara kita, karena jumlahnya yang banyak, penyebarannya merata dan prognosisnya, dubia ad malam.Dalam melayani ibu hamil dengan COVID-19, Petugas Medis, termasuk Dokter, telah berlaku ETIS kepada pasien. Hal ini terbukti dari :Melakukan Protokol Kesehatan.Didahului dengan pemberian Informed Consent.Selama bertugas, menggunakan Alat Pelindung Diri.Dalam pelaksanaannya, Petugas Medis, menunjukkan sikap yang empati, sabar, jujur dan ikhlas.