Dibyo Pranowo
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PEMANFAATAN LAHAN DIANTARA TANAMAN JAMBU METE MUDA DI LAHAN MARGINAL Pranowo, Dibyo; Purwanto, Eko Heri
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2011): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of space among young cashew trees in marginal lands. Cashew trees are mostly planted in monoculture way, so it would be not efficient in using the space of lands. As the crops widely planted and increase of their canopy with its ages, there is avail able space that might be used for growing crops, particulary those do not need full intensity of the sun. This enable many annual crops such as corn, peanuts, upland rice that may be grown among the trees. The use of annual crops should take into account their tolency to the sun intensity. The cashew trees having root system which develop laterally need certain technology that might be develepod. Some intercrops that might be suitable be grown among them are corn, peanut, and upland rice. Previous results revealed that growing annual crops like corn yielded of 4.5 ton/ha, peanut of 975 k g/ha, and combination of the both of 3981 kg/ha and 308 kg/ha, while those of situbagendit upland rice yielded of 2.9 ton. The results showed that growing the intercrops among the cashew tress may give reasonable income for farmers as alternatively solution in optimizing of the space of lands between cashew rees.
Penentuan Karakter Pembeda Dua Populasi Kopi Arabika di Kebun Percobaan Pakuwon melalui Penggunaan Fungsi Diskriminan Wardiana, Edi; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 2 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keragaman fenotipik dari beberapa genotipe tanaman karena pengaruh genetik dan lingkungan (GxE) dapat dianalisis melalui penggunaan fungsi diskriminan sehingga akan dapat diketahui informasi tentang karakter-karakter pembeda dari genotipe yang diuji. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Pakuwon, Sukabumi, mulai bulan Desember 2010 sampai Mei 2012, dengan tujuan mengidentifikasi karakter-karakter yang dapat menjadi pembeda dua populasi kopi arabika (Kartika 1 dan 2) yang ditanam di KP. Pakuwon melalui pendekatan fungsi diskriminan. Contoh tanaman kopi varietas Kartika 1 dan 2 masing-masing sebanyak 20 tanaman dipilih secara sistematik, kemudian diamati pada umur 14-17 bulan setelah tanam terhadap 20 peubah morfologi tanaman. Data-data yang terkumpul dianalisis melalui penggunaan fungsi diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 4 karakter pembeda dua varietas kopi arabika (Kartika 1 dan Kartika 2), yaitu jumlah cabang total/tanaman, jumlah ruas/cabang, jumlah tandan/cabang, dan bobot kering buah. Varietas Kartika 1 memiliki jumlah cabang total/tanaman, jumlah tandan/cabang, dan bobot kering buah lebih tinggi daripada Kartika 2, sedangkan jumlah ruas cabangnya lebih rendah. Keempat karakter tersebut secara nyata dapat membedakan kedua varietas kopi dengan tingkat validitasnya sebesar 82,5%. Hasil penelitian ini didasari oleh teori GxE dan dapat memberikan implikasi bagi kajian dan penelitian-penelitian berikutnya dalam upaya peningkatan produktivitas dan atau mutu hasil kopi, khususnya Kartika 1 dan 2 di KP. Pakuwon. .Determination of Characters to Distinguish Two Population of Coffea Arabica at Pakuwon Experimental Station by Discriminant Function Phenotypic variability of several plant genotypes is affected by genetic (G) and environment (E) factors, known as GxE. The GxE can be analyzed through discriminant functions being able to know information several characters as differentiator of genotypes. A study was conducted at Pakuwon Experimental Station (KP. Pakuwon), Sukabumi, from December 2010 to May 2012. To identify the characters being able to distinguish two populations of Coffea arabica (Kartika 1 and 2), the discriminant function was used.  Sistematic sampling of 20 sample plants of Kartika 1 and 2 each was used in this study. As many as 20 variables of plant morphology were observed for 14-17 months after planting. Data collected were analyzed by discriminant function. Results showed that there are four characters being able to distinguish two varieties of Coffea arabica ( Kartika 1 and 2) namely: total number of branch/plant, number of internode/branches, number of bunch/ branch, and dry weight of fruit. The total number of branch/plant, number of bunch/branch, and dry weight of bean of Kartika 1 were higher than those of Kartika 2, while the number of internode/branches was lower. These fourth characters were significantly able to distinguish the two varieties of coffee with 82.5% validity rates. This result was based on GxE theory and may have implications for improvement of productivity and quality of coffee, for future study.
Karakteristik Biodiesel Kemiri Sunan [Reutealis trisperma ( Blanco ) Airy Shaw] Menggunakan Proses Transesterifikasi Dua Tahap Aunillah, Asif; Pranowo, Dibyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biodiesel merupakan alternatif terbaik pengganti bahan bakar diesel yang bersumber dari fosil. Selain dapat digunakan secara langsung pada mesin tanpa modifikasi, biodiesel juga ramah lingkungan. Pengembangan biodiesel kedepan lebih diarahkan ke bahan nonpangan. Salah satu bahan nonpangan yang berpotensi sebagai bahan biodiesel adalah kemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw]. Proses produksi biodiesel minyak kemiri sunan saat ini masih menghasilkan biodiesel yang belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian ini dilakukan di Lembaga Minyak dan Gas serta di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar bulan November 2011, bertujuan mengevaluasi karakteristik biodiesel kemiri sunan dan membandingkannya dengan SNI (SNI-04-7182-2006) dan standar USA (ASTM D6751). Metode pembuatan biodiesel menggunakan proses transesterifikasi dua tahap. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen biodiesel kemiri sunan mencapai 88% dari volume minyak. Dari 18 kriteria yang diamati, hanya residu karbon yang belum memenui kriteria SNI. Sedangkan untuk standar USA, yang belum memenuhi kriteria adalah residu karbon dan titik nyala.  The Characteristic Of The Philippine Tung [Reutealis Trisperma(Blanco) Airy Shaw] Biodiesel Processed Through Two Step Transesterification ProcessABSTRACT Biodiesel is likely to be the best alternative to replace diesel derived fuel from fossil. It may be used directly onto machines without any necessary modification and be environmental friendly. Biodiesel development in the future will focus on non-edible vegetable oils of many potential sources. Philippine tung [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] might be considered. However, biodiesel production at present has not been standarized by  Indonesian National Standard (SNI). A study was conducted at the Research and Development Center for Oil and Gas Technology and Indonesian Research Institute for Industrial and Beverages Crops on November 2011. The objective of this study was to evaluate the characteristics of Philippine Tung biodiesel and compared with SNI (SNI-04-7182-2006) and USA standart (ASTM D6751). The method used was a two-stage transesterification process. The result showed that the ratio of biodiesel to total oil volume (v/v) was 88%. From 18 parameters on SNI based there was only carbon residue which is not meet SNI. While based on US standard, flash point and carbon residue didn’t meet with the criteria.
Pengaruh Tanaman Sela terhadap Pertumbuhan Tanaman Karet Muda pada Sistem Penebangan Bertahap Ferry, Yulius; Pranowo, Dibyo; Rusli, Rusli
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peremajaan bertahap pada perkebunan karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu alternatif model peremajaan yang dapat dilakukan petani secara mandiri. Persentase penebangan diduga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karet dan tanaman sela. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh jenis tanaman sela (jagung dan kacang tanah) terhadap pertumbuhan tanaman karet muda pada penebangan bertahap telah dilaksanakan di kebun karet rakyat di Way Kanan, Lampung Utara, mulai Januari sampai Desember 2012. Penelitian dirancang menurut rancangan petak terbagi. Sebagai petak utama adalah persentase penebangan yang terdiri dari (P1) 30%, (P2) 50%, (P3) 70%, dan (P4) 100%, sebagai anak petak adalah jenis tanaman sela, yaitu jagung dan kacang tanah. Ulangan 3 kali, ukuran petak 170 pohon, total percobaan 2.040 pohon. Hasil penelitian menunjukkan pada persentase penebangan 30%, 50%, dan 70%, tanaman sela jagung tidak berpengaruh terhadap diameter batang tanaman karet muda, tetapi apabila dengan tanaman sela kacang tanah maka diameter tanaman karet muda menjadi terhambat. Persentase penebangan 70% tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sela jagung maupun kacang tanah.Kata Kunci: Hevea brasiliensis , penebangan bertahap, jagung, kacang tanahThe gradual rejuvenation in rubber plantation (Hevea brasiliensis) is one alternative of rejuvenation model that able to be carried out by farmers. Hypotetically, the difference in logging percentage can effect on the growth of young rubber plant and intercrops. The objectives of this research was to investigate the effect of intercrops (corn and peanuts) on the growth of young rubber plant in gradual logging system. The research has been carried out in smallholders rubber plantation in Way Kanan, North Lampung, from January to December 2012. The study was designed by split plot design with 3 replications. The main plot are the logging percentage, (P1) 30%, (P2) 50%, (P3) 70%, and (P4) 100%, and the subplot are the kind of intercrops: corn and peanuts. The results showed that corn as intercrop in logging percentage of 30%, 50%, and 70% did not effect on the stem diameter of young rubber, but if peanut as intercrops can inhibit the growth of stem diameter of young rubber. The logging percentage of 70% did not effect on the growth and yield of corn and peanut as intercrops.
Evaluasi Hasil Grafting Sembilan Klon Kopi Robusta dengan Batang Bawah Lokal Pranowo, Dibyo; Supriadi, Handi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas kopi Robusta di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 685 kg/ha/tahun, penyebabnya karena benih yang digunakan petani bukan dari klon unggul dan perbanyakannya dilakukan melalui biji. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan benih unggul yang berproduksi tinggi (di atas 1.000 kg/ha) dan perbanyakannya dilakukan secara grafting. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat pertumbuhan dan keberhasilan grafting dari sembilan klon unggul kopi Robusta sebagai batang atas dengan lokal Sukabumi sebagai batang bawah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Pakuwon, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi mulai bulan Maret sampai Juli 2013. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Perlakukan yang diuji adalah sembilan kombinasi grafting kopi Robusta sebagai berikut: (1) BP 42 + lokal, (2) BP 935 + lokal, (3) BP 308 + lokal , (4) BP 436 + lokal, (5) BP 913 + lokal, (6) BP 534 + lokal, (7) BP 239 + lokal, (8) BP 430 + lokal, dan (9) BP 358 + lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 5 bulan setelah grafting (BSG) pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan jumlah cabang serta tingkat keberhasilan pada kombinasi grafting kopi Robusta BP 430 + lokal lebih baik dibandingkan kombinasi grafting lainnya.Kata Kunci: Kopi Robusta, grafting, batang atas, batang bawah, pertumbuhan, tingkat keberhasilanProductivity of Robusta coffee in Indonesia were classified as low of about 685 kg/ha/year, due to did not use the superior clones and their propagation technique conducted by seeds. Efforts to address these issues are the using of high yielding superior seed (above 1,000 kg/ha) and then were propagated by grafting. The objective of this research was to evaluate the success rate and growth of grafted plants arised from nine clones of Robusta coffee with Sukabumi local rootstock. The study was conducted in a Greenhouse of Pakuwon Research Station, Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute, Sukabumi. A randomized block design with 9 treatment of grafting combination and 3 replication were used in this study. The nine of treatment as follows: (1) BP 42 + local, (2) BP 969 + local, (3) BP 306 + local, (4) BP 436 + local, (5) BP 913 + local, (6) BP 534 + local, (7) BP 239 + local (8) BP 430 + local, and (G9) BP 358 + local. The results showed that the plant height, leaf number, leaf area, number of branches, and grafting success rate of BP 430 + local at 5 months after grafting (MAG) more higher than other grafting combination.