Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO Herawati, Heny; Prasetya, Teguh; , Kendrianto; Nugraheni, Dwi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study of Coconut Oil Processing in Purworejo District. Coconut oil processing in the purworejo districthas great prospectus which is supported by raw material potention of 8,927.74 t of inner coconut variety, 9,8 4.88 t ofderes variety, and 2.36 t of hybrid variety. Value added of coconut oil still need to raise the local income. The objectiveof the assessment was to analize the coconut oil processing unit. The method used such as coconut oil trial processing,coconut oil refining, comercially implementation, interpreneurship development and marketing also farmer primeimpact evaluation. The data collected was analysed descriptively. According to coconut oil production analysis, the oilhas fulfill the coconut oil standard. The coconut oil production in 2007 was 85 lt and increase to 3930 lt in 2008, witheconomic value of Rp.45,509,400. In further development, coconut oil refining has greater value of Rp.679,500/608lt raw coconut oil than coconut fruit processing. These refinary coconut oil is reliable for advanced development.Key word: Coconut oil, coconut, processingPengolahan minyak kelapa di Kabupaten Purworejo memiliki prospektif karena didukung potensiproduksi kelapa dalam 8.927,74 t, kelapa deres 9.8 4,88 t serta kelapa hibrida 2,36 t. Adanya peningkatan nilaitambah produk berupa minyak kelapa masih dibutuhkan terkait untuk meningkatkan pendapatan masyarakatKabupaten Purworejo. Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis usaha pengolahan minyak kelapa. Metodeyang digunakan meliputi ujicoba pembuatan minyak kelapa, pemurnian minyak kelapa, implementasi usaha,pengembangan kelembagaan usaha dan pemasaran serta evaluasi dampak kegiatan Prima Tani. Data yangterkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisa, kualitas minyak yang dihasilkan telahmemenuhi standar yang dipersyaratkan. Proses produksi minyak kelapa pada tahun 2007 sebesar 85 lt meningkatmenjadi menjadi 3930 lt pada tahun 2008 atau meningkat hampir lima kali lipat dengan nilai ekonomi sebesarRp.45.509.400. Dalam perkembangan lebih lanjut, kegiatan pemurnian minyak kelapa memiliki nilai ekonomisyang lebih tinggi yaitu Rp.679.500/608 lt minyak setengah jadi daripada pengolahan minyak kelapa dari bahanbuah segar. Kegiatan pemurnian minyak kelapa layak untuk terus dilanjutkan serta dikembangkan lebih lanjut.Kata kunci: Minyak kelapa, kelapa, pengolahan
KOSAKATA SEHARI-HARI KELOMPOK TRANSEKSUAL DI KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG Prasetya, Teguh
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 2, No 1 (2016): April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.044 KB) | DOI: 10.22219/kembara.v2i1.4048

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan kosakata sehari-hari kelompok transeksual yang mempunyai karakter unik di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini berupa informan kelompok sosial transeksual di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Data dalam penelitian ini berupa rekaman komunikasi yang dilakukan terhadap informan (transeksual) di salon tempat mereka berkerja. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, perekaman, catatan lapangan, dan wawancara. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menggambarkan wujud kosakata sehari-hari kelompok transeksual berupa tanda, kode, simbol, dan permainan bunyi yang hanya dapat dipahami antaranggota kelompok. Kosakata ini menjadi kode rahasia dan bahasa pergaulan yang mencerminkan kekhususan penuturnya.
BENTUK DAN MAKNA WANGSALAN Prasetya, Teguh
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa Vol 4 No 1 (2016): Sutasoma
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sutasoma.v4i1.29001

Abstract

Wangsalan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) berdasarkan bentuk satuan lingual dan (2) berdasarkan ruang persepsi bagian cangkrimannya. Bentukwangsalan berdasarkan satuan lingual, yaitu berupa frasa dan kalimat. Bentuk wangsalan berupa frasa meliputi wangsalan berstrukturkata+kata, kata+frasa, frasa+kata, frasa+frasa, kata+klausa, dan frasa+klausa. Bentuk wangsalan berupa kalimat meliputi kalimat dasar dan kalimat turunan. Berdasarkan ruang persepsi manusia yang dirumuskan oleh Haley, wangsalanyang diketemukan mencakup tujuh kategori ruang persepsi, yaitu kategori BEING (keadaan), kategori ENERGY (energi), kategori TERRESTRIAL (bumi), kategori OBJECT (benda), kategori LIVING (kehidupan), kategori ANIMATE (bernyawa), dan kategori HUMAN (manusia). Makna yang terkandung dalam wangsalan antara lain berupa nasihat, informasi, sindiran, dan permohonan. Makna tersebut sekaligus sebagai fungsi komunikatif antara penyampai dengan pendengarnya.   The money can be divided into two, namely (1) based on the lingual unit and (2) based on the perception space of the crescent. Formation based on lingual unit, which is in the form of phrases and sentences. Forms of formulas include phrasebook + word structure, word + phrase, phrase + word, phrase + phrase, word + clause, and phrase + clause. Forms of form of sentence include basic sentences and derivative sentences. Based on Haley's human perception room, the findings include seven category of perception space, BEING (state), category ENERGY (energy), TERRESTRIAL (earth) category, OBJECT category (object), LIVING category (life), ANIMATE (Animate), and human category (human). The meaning contained in the deed is in the form of advice, information, innuendo, and application. The meaning as well as the communicative function between the presenter and the audience.© 2015 Universitas Negeri Semarang
Bentuk dan Makna Wangsalan Prasetya, Teguh
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa Vol 4 No 1 (2016): Sutasoma
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sutasoma.v4i1.29001

Abstract

Wangsalan dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) berdasarkan bentuk satuan lingual dan (2) berdasarkan ruang persepsi bagian cangkrimannya. Bentukwangsalan berdasarkan satuan lingual, yaitu berupa frasa dan kalimat. Bentuk wangsalan berupa frasa meliputi wangsalan berstrukturkata+kata, kata+frasa, frasa+kata, frasa+frasa, kata+klausa, dan frasa+klausa. Bentuk wangsalan berupa kalimat meliputi kalimat dasar dan kalimat turunan. Berdasarkan ruang persepsi manusia yang dirumuskan oleh Haley, wangsalanyang diketemukan mencakup tujuh kategori ruang persepsi, yaitu kategori BEING (keadaan), kategori ENERGY (energi), kategori TERRESTRIAL (bumi), kategori OBJECT (benda), kategori LIVING (kehidupan), kategori ANIMATE (bernyawa), dan kategori HUMAN (manusia). Makna yang terkandung dalam wangsalan antara lain berupa nasihat, informasi, sindiran, dan permohonan. Makna tersebut sekaligus sebagai fungsi komunikatif antara penyampai dengan pendengarnya. The money can be divided into two, namely (1) based on the lingual unit and (2) based on the perception space of the crescent. Formation based on lingual unit, which is in the form of phrases and sentences. Forms of formulas include phrasebook + word structure, word + phrase, phrase + word, phrase + phrase, word + clause, and phrase + clause. Forms of form of sentence include basic sentences and derivative sentences. Based on Haley's human perception room, the findings include seven category of perception space, BEING (state), category ENERGY (energy), TERRESTRIAL (earth) category, OBJECT category (object), LIVING category (life), ANIMATE (Animate), and human category (human). The meaning contained in the deed is in the form of advice, information, innuendo, and application. The meaning as well as the communicative function between the presenter and the audience.© 2015 Universitas Negeri Semarang