Indra Budi Prasetyawan
Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT Agustino, Oscar; Prasetyawan, Indra Budi; Ismanto, Aris
Journal of Oceanography Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.74 KB)

Abstract

Abstrak Pantai Tanjung Kelian terletak di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat Morfologi pantai di daerah ini berbentuk tanjung dan merupakan wilayah perairan selat Bangka, dimana perairan ini memiliki potensi arus dan gelombang yang cukup kuat. Di daerah ini juga terdapat Pelabuhan yang menjadi moda transportasi masyarakat pesisir sehingga pembahasan mengenai gelombang menjadi penting dalam penentuan letak bangunan pantai yang cocok untuk melindungi wilayah pelabuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan model matematis hidrodinamika dengan software SMS (Surface – Water Modelling System). Software SMS 10.0 digunakan sebagai alat untuk menganalisa penjalaran dan arah gelombang di Perairan Tanjung Kelian. Data yang digunakan meliputi data primer yaitu data hasil pengukuran gelombang gelombang selama 7 hari, dan data sekunder yaitu peta batimetri Pulau Bangka, peta RBI, dan data angin per jam selam 7 tahun  dari stasiun PT. Timah, Bangka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim Barat gelombang menjalar dari Barat Laut menuju Tenggara dengan tinggi gelombang maksimum mencapai 1,048 meter dan  periode 3,512 detik. Pada musim Peralihan I arah penjalaran berasal dari Barat menuju Tenggara dengan tinggi gelombang 0,816 meter dan periode 3,063 detik. Sedangkan pada musim Peralihan II dan Timur, arah penjalaran berasal dari Tenggara menuju Barat Laut dan tinggi gelombang maksimum  mencapai 0,579 dan 0,599 meter dengan periode 2,67 dan 2,707 detik. 
Pemodelan Hidrodinamika Sederhana Berdasarkan Data HIdro-Oseanografi Lapangan di Teluk Lampung Sianturi, Oksto Ridho; Widada, Sugeng; Prasetyawan, Indra Budi; Novico, Franto
Journal of Oceanography Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1984.174 KB)

Abstract

ABSTRAKPerairan Teluk Lampung merupakan salah satu daerah yang wilayah pesisirnya digunakan untuk berbagai kegiatan baik kegiatan seperti perikanan tangkap, budidaya mutiara, pariwisata, pelayaran, pelabuhan, pemukiman, maupun kegiatan perdagangan. Pencemaran yang dihasilkan oleh salah satu kegiatan diatas akan menyebar ke kawasan lain oleh gerakan massa air, yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan lain di teluk. Segala aktivitas yang terjadi di Teluk Lampung membutuhkan adanya pemahaman hidrodinamika guna menghindari atau meminimalisasi efek negatif yang bisa terjadi di Perairan Teluk LampungPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hidrodinamika Teluk Lampung dengan menggunakan software MIKE 21 HD. Proses pengambilan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 April – 20 April 2011 di Teluk Lampung.Berdasarkan data lapangan dan hasil model diperoleh bahwa Perairan Teluk Lampung adalah perairan tipe campuran dengan dominasi pasang surut ganda, dimana kondisi perairan saat pasang perbani dan pasang purnama memiliki kondisi yang berbeda. Pada saat pasang perbani, kecepatan arus berkisar antara 0.06 – 0.08 m/s, sedangkan saat pasang purnama kecepatan arus berkisar antara 0.1 – 0.13 m/s. Sedangkan elevasi saat pasang purnama lebih tinggi dibandingkan saat pasang perbani, yaitu 0.7 meter dan -0.6 meter berbanding 0.45 meter dan -0.3 meter. Verifikasi dilakukan dengan membandingkan pasut model dan lapangan, didapat nilai MRE sebesar 4.7 %. 
KAJIAN POTENSI ENERGI PASANG SURUT DI PANTAI WARU DOYONG KABUPATEN BANYUWANGI Al Ghifari, Hamas; Prasetyawan, Indra Budi; Atmodjo, Warsito
Journal of Oceanography Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.557 KB)

Abstract

Pantai Waru Doyong, Kabupaten Banyuwangi merupakan perairan yang terletak di Selat Bali yang diduga terdapat potensi energi pasang surut yang tinggi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi pasang surut yang terdapat di Pantai Waru Doyong pada khusunya dan Perairan Banyuwangi pada umumnya. Pasang surut merupakan parameter penting dalam memperoleh besaran energi pasang surut yang berdasarkan nilai muka air pasang tertinggi dan surut terendah. Selain karena lokasinya yang terletak di Selat Bali, faktor lokal yang mempengaruhi adalah bentuk morfologi pantai yang berbentuk alamiah dan di perairan pantai yang agak curam. Tipe pasang surut dan nilai muka air pasang tertinggi serta muka air surut terendah diperoleh menggunakan Metode Admiralty, hasil yang didapat adalah tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda dengan nilai Formzahl sebesar 0,687. Sedangkan nilai tunggang pasang surut didapat perbulan selama masing-masing dalam kurun waktu 5 tahun di Perairan Banyuwangi dengan simulai untuk luasan kolam tunggal sebesar 1000 m2. Hasil simulasi energi pasang surut tersebut secara berturut-turut yaitu pada tahun 2012 menghasilkan energi sebesar 74,303 kWh, pada tahun 2013 menghasilkan energi sebesar 71,189 kWh, pada tahun 2014 menghasilkan energi sebesar 69,432 kWh, pada tahun 2015 menghasilkan energi sebesar 50,395 kWh, dan pada tahun 2016 menghasilkan energi sebesar 51,899 kWh. Hasil nilai energi tersebut berasal dari energi sesaat ketika terjadi tunggang maksimum. Hal tersebut dikarenakan oleh dinamika yang berbeda antara muka air laut dan muka air kolam simulasi yang periodenya berbeda. Maka dengan adanya hasil simulasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam pembangunan perencanaan ke depannya untuk memperoleh energi pasang surut yang maksimal sebagai sumber energi alternatif.
KAJIAN BATIMETRI DAN PASANG SURUT DALAM MENENTUKAN LOKASI INSTALASI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT DI SELAT LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR Havis, Muchammad Iqbal; Prasetyawan, Indra Budi; Widada, Sugeng
Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2014)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.294 KB)

Abstract

AbstrakLarantuka adalah suatu daerah di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Pada bagian sentral Selat Larantuka terdapat Sempitan Gonzales yang memiliki potensi srus laut untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi batimetri dan pasang surut di perairan Selat Larantuka, sehingga dapat ditentukan kesesuaian lokasi peletakkan turbin PLTAL berdasarkan kedalaman.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.Penyajian batimetri dalam bentuk peta dibuat menggunakan perangkat lunak Arc Map 10. Sedangkan proses interpolasi data kedalaman dan menampilkan kontur menggunakan perangkat lunak Surfer 11.Interpolasi yang digunakan adalah interpolasi kriging.Data pasang surut perairandiperlukan untuk mendapatkan nilai elevasi Chart Datum (Zo), Highest High Water Level (HHWL), Lowest Low Water Level (LLWL) dan Mean Sea Level (MSL) dengan metode admiralty. Berdasarkanhasilpenelitianinididapatkan informasi bahwa kedalaman di seluruh area lokasi penelitian berkisar antara 1,77 – 95,69 meter dan terdapat cekunagan dan gundukkanpada dasar laut.Tipe pasang surut Selat Larantuka adalah campuran condong harian ganda dengan bilangan fromzahl 0.625. Nilai MSL, HHWL dan LLWL Selat Larantuka adalah 158,37 cm, 299,11 cm dan17,62 cm.Kesesuaian lokasi untuk peletakkan turbin PLTAL di Selat Larantuka adalah dari kedalaman 30,41 sampai 40 meter terhadap Zo yaitu pada bagian tengah Sempitan Gonzales.
STUDI POLA ARUS LAUT DI PERAIRAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN Anisa, Mutiara Nur; Purwanto, Purwanto; Prasetyawan, Indra Budi
Journal of Oceanography Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1833.997 KB)

Abstract

Perairan Tapaktuan terletak di kota Tapaktuan, Aceh Selatan. Pada perairan tersebut terdapat sebuah pelabuhan perintis. Faktor-faktor oseanografi sangat penting dalam kajian pengembangan pelabuhan. Salah satunya adalah kondisi arus laut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pola arus pada saat sebelum adanya breakwater dan sesudah adanya breakwater. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode purposive sampling untuk penentuan lokasi penelitian. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengukuran lapangan dan pemodelan numerik dengan menggunakan MIKE 21 Flow Model FM. Simulasi pemodelan dilakukan dengan dua skenario, yaitu simulasi pada saat sebelum adanya breakwater dan sesudah adanya breakwater. Pengukuran lapangan untuk parameter arus dilakukan pada tanggal 4 November – 2 Desember 2015 dengan menggunakan alat current meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan arus maksimum adalah 0.288 m/det pada kondisi surut menuju pasang purnama. Pergerakan arah arus dominan ke arah barat laut. Pada skenario adanya bangunan pantai kecepatan maksimum sebesar 0,4052 m/det dengan arah dominan ke barat daya-timur. Breakwater memliki pengaruh dalam perubahan kecepatan dan arah arus. Perubahan kondisi arus laut dipengaruhi oleh pasang surut, angin, bangunan pantai dan kondisi batimetri.
KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE Panalaran, Satriyo; Prasetyawan, Indra Budi; Saputro, Siddhi
Journal of Oceanography Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.151 KB)

Abstract

AbstrakPanas yang masuk ke badan air dapat melalui interaksi antara atmosfer dan air, ataupun dapat melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Panas yang bersumber dari kegiatan manusia disebut juga panas artificial, yang dalam hal ini bersumber dari outlet power plant. Konsentrasi termal di titik sumber (outlet) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, sehingga terjadi kondisi dimana konsentrasi thermal menyebar dari sumber ke lingkungan sekitarnya, kondisi itu lah yang diistilahkan sebagai penyebaran plume termal. Proses penyebaran suhu di perairan dapat melalui tiga proses yaitu secara radiasi, adveksi, dan difusi. Proses adveksi berpengaruh besar terhadap proses-proses transport di badan air. Pengambilan data dilakukan di Teluk Benete pada tanggal 1 hingga 15 April 2011. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data arus perairan dan data suhu perairan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data pasang surut, peta bathimetri, data angin dan cuaca. Hasil penelitian menunjukkan jenis pasang surut di Teluk Benete adalah campuran condong ke harian ganda. Karakteristik arus di Teluk Benete di lapisan dasar cenderung bergerak ke arah barat laut dan tenggara dengan kecepatan 0,6 – 17,4 cm/detik. Arus di lapisan menengah cenderung bergerak ke semua arah dengan kecepatan 0,2 – 14,2 cm/detik. Arus di lapisan permukaan cenderung bererak ke semua arah dengan kecepatan 0,15 – 21,7 cm/detik. Dari pemisahan kecepatan arus ke dalam komponen arus pasut dan arus residu, maka didapatkan bahwa arus di Teluk Benete lebih didominansi oleh arus residu. Hasil pengukuran suhu air di dekat outlet menunjukkan suhu di kolom air berkisar antara 28,0 – 28,8 °C. Sedangkan suhu pada stasiun kontrol suhu berkisar antara 27,7 – 28,9 °C. Hasil simulasi model penyebaran termal menunjukkan bahwa plume termal dari outlet air pendingin power plant tidak memiliki jangkauan yang luas, yaitu ditunjukkan pada jarak 50 meter dari outlet, suhu perairan hanya memiliki rentang kurang dari 0,5 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak ini suhu air telah serupa dengan suhu lingkungan perairan di sekitarnya.
Pemodelan Inundasi (Banjir Rob) di Pesisir Kota Semarang Dengan Menggunakan Model Hidrodinamika Sanjaka, Paret Agung; Widada, Sugeng; Prasetyawan, Indra Budi
Journal of Oceanography Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1294.935 KB)

Abstract

Abstrak Fenomena banjir rob yang terjadi di Semarang sudah sangat memprihatinkan, karena banjir ini tidak hanya terjadi pada daerah pesisir pantai saja tetapi sudah menggenangi wilayah pariwisata, pemukiman, maupun industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jarak dan luas genangan rob di pesisir Kota Semarang akibat kondisi pasang surut pada saat purnama dan perbani.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data sekunder, pengambilan data lapangan, dan pengolahan data. Pengambilan data lapangan dilakukan di perairan Kota Semarang yang dilaksanakan dari tanggal 5 - 20 Juli 2010 pada koordinat 6052’30”- 6057’30” LS dan 110019’45”-110027’30” BT. Pengolahan data serta proses pemodelan dilakukan di BPPT, Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa arus di daerah penelitian didominasi oleh arus pasang surut sebesar 74,3%, dimana pergerakannya condong dari arah utara ke selatan dengan kecepatan rata-rata terhadap kedalaman mencapai 0,024 m/s. Sedangkan dari hasil analisis banjir rob (inundasi), jarak terjauh terjadi di kecamatan Genuk yang mencapai 4,295 km dari garis pantai pada saat pasang purnama dan jarak terdekat terjadi di kecamatan Semarang Barat yang mencapai 488,93 m dari garis pantai pada saat pasang perbani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian didapat luas banjir maksimal terjadi di kecamatan Tugu dengan luas 3450,1 Ha pada saat pasang purnama. Sedangkan wilayah yang paling sedikit terendam terjadi di kecamatan Gayamsari dengan luas 71,228 Ha pada saat pasang perbani. Hasil verifikasi bathimetri mempunyai tingkat kebenaran sekitar 73,69%, pasut sekitar 84,87%, vektor u dan v arus lapangan sekitar 93,58% dan model sekitar 92%.
PEMODELAN TUMPPAHAN MINYAK DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG Haryanto, Nur Fitriana; Prasetyawan, Indra Budi; Marwoto, Jarot
Journal of Oceanography Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung merupakan salah satu perairan yang rentan mengalami tumpahan minyak. Kegiatan distribusi minyak yang berada di Pelabuhan Panjang kawasan Teluk Lampung erat kaitannya dengan proses bongkar muat minyak oleh kapal tanker. Kegiatan bongkar muat minyak inilah yang rentan terjadi tumpahan. Tumpahan minyak yang masuk ke perairan akan menyebar di permukaan laut dan menyebabkan dampak yang negatif bagi lingkungan pesisir dan laut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sebaran tumpahan minyak jenis bensin dan diesel di Perairan Teluk Lampung. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Tahapan penelitian ini yaitu pengukuran data lapangan, pemodelan hidrodinamika dan pemodelan tumpahan minyak. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Hasil simulasi model hidrodinamika pola kecepatan arus di perairan Teluk Lampung bergerak secara bolak-balik mengikuti periode pasang dan surut. Sebaran minyak jenis bensin dominan ke arah utara dan selatan, di utara teluk terjadi penumpukan minyak dengan ketebalan diatas 135 mm sedangkan ke arah selatan minyak menyebar sejauh ±35 dengan waktu pemaparan 200 – 300 jam atau selama 8 – 13 hari. Sebaran jenis minyak diesel dominan ke arah utara dan selatan-barat daya, di utara teluk penumpukan minyak dengan ketebalan diatas 135 mm sedangkan ke arah selatan minyak menyebar sejauh ±45 km dengan waktu paparan selama 300 – 400 jam atau selama 13 – 16 hari.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebaran minyak jenis bensin dan diesel mengikuti pola arus. Sebaran tumpahan minyak jenis diesel lebih jauh penyebarannya serta waktu pemaparannya dibandingkan sebaran tumpahan minyak jenis bensin, hal ini dikarenakan minyak jenis bensin lebih cepat menguap dan terdegradasi dibandingkan minyak jenis diesel.
STUDI GELOMBANG LAUT TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG DI PELABUHAN SRENGSEM LAMPUNG Prasetiyo, Eko; Prasetyawan, Indra Budi; Saputro, Siddhi
Journal of Oceanography Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.376 KB)

Abstract

Abstrak Gelombang merupakan aspekoseanografi yang penting dalam pembuatan suatu pelabuhan. Untuk mengatasi pengaruh dari gangguan gelombang tersebut perlu dibuat suatu bangunan pemecah gelombang. Pembuatan bangunan pemecah gelombang dimaksudkan untuk mempermudah kapal untuk melakukan bongkar muat batubara dan mengurangi efek dari pengaruh gelombang terhadap kapal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi gelombang dan proses deformasi gelombang sebelum dan sesudah adanya pemecah gelombang (breakwater) pada lokasi studi. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 19 Agustus 2011di Perairan Srengsem Lampung.Alat dan bahan yang digunakan antara lain: ADCP Nortek AS 1000 KHz Aquadopp Profiler, GPS 60CSX, Peta Alur Laut Kepulauan Indonesia skala 1:75.000DISHIDROS TNI-AL, PetaRBI skala 1:25.000BAKOSURTANAL, palem pasut, perahudan komputer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Pengolahan data angin dilakukan secara statistik menggunakan peramalan gelombang metode SMB. Software yang digunakan untuk membuat model gelombang adalah MIKE 21 Nearshore Spectral Waves. Hasil pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum 3,500 meterdengan periode gelombang maksimum 8,00 detik.Tinggi gelombang signifikan Hssebesar1,393 meter dan periode gelombang signifikanTs sebesar 5,54 detik.Tinggi gelombang minimum 0,200 meter dan periode gelombang minimum 2,95 detik. Sedangkan hasil peramalan gelombang dengan metode SMB didapatkan untuk musim barat tinggi gelombang signifikan sebesar 0,937 meter dengan periode 4,00 detik, pada musim peralihan I tinggi gelombang signifikan sebesar 0,896 meter dengan periode 3,93 detik, pada musim timur tinggi gelombang signifikan sebesar 0,791 meter dengan periode 3,70 detik dan pada musim peralihan II tinggi gelombang signifikan sebesar 0,918 meter dengan periode 3,74 detik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokasi Perairan Srengsem Lampung cocok jika akan dirancang suatu dermaga pelabuhan karena dapat menahan tinggi gelombang yang jauh lebih kecil.
KAJIAN KARAKTERISITIK GELOMBANG LAUT AKIBAT PENGARUH RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN PATIMBAN, SUBANG Cezalipi, Javier; Prasetyawan, Indra Budi; Marwoto, Jarot
Journal of Oceanography Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.865 KB)

Abstract

Pembangunan pelabuhan akan berpengaruh terhadap proses penjalaran dan transformasi gelombang. Pemecah gelombang yang akan dibangun di daerah pelabuhan patimban sebagai usaha untuk melindungi perairan pelabuhan dengan mengurangi terjangan gelombang di laut lepas. Data gelombang akan sangat penting untuk memberikan informasi sekaligus menilai seberapa besar pengaruh pemecah gelombang tersebut untuk melindungi pelabuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelombang dan proses transformasi gelombang sebelum dan sesudah adanya pemecah gelombang pada lokasi kajian. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Desember – 30 Desember 2016 di Perairan Patimban, Subang.Data yang digunakan adalah data gelombang pengukuran lapangan, data angin dan data batimetri.Peramalan gelombang dengan data angin menggunakan metode SMB (Sverdrup-Munk-Bretschneider).Pemodelan gelombang menggunakan perangkat lunak MIKE 21 SW (Spectral Wave) sehingga dapat diketahui pengaruh penjalaran gelombang akibat adanya pemecah gelombang. Hasil pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum sebesar 0,83 meter dengan periode 5,98 detik. Tinggi gelombang signifikan (Hs) 0,55 meter dan periode signifikan (Ts) 4,22 detik. Tinggi gelombang minimum 0,10 meter dengan periode 1,16 detik. Hasil simulasi model gelombang menunjukan bahwa rata-rata pemecah gelombang mampu memperkecil tinggi gelombang sebesar 36,4% saat musim barat, 5,5% saat musim peralihan I, 15,7% saat musim timur dan 41,6% saat musim peralihan II.