Jamal Basmal
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Padat Pengolahan Rumput Laut Gracilaria sp. untuk Pembuatan Papan Partikel Bakti Berlyanto Sedayu; Tri Nugroho Widianto; Jamal Basmal; Bagus Sediadi Bandol Utomo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.5

Abstract

ABSTRAKLimbah padat dari industri pengolahan rumput laut hingga saat ini belum termanfaatkan dan pembuangan akhirnya menjadi masalah bagi perusahaan. Salah satu alternatif untuk memanfaatkannya adalah dengan memproses limbah padat tersebut menjadi papan partikel. Pada penelitian ini limbah padat dari industri pengolahan rumput laut Gracilaria sp. dicampur dengan bahan pengikat polietilen (PE) pada suhu ruang dengan perbandingan bobot 1:1, kemudian dihomogenkan. Pembuatan papan partikel dilakukan dengan teknik pengempaan panas dengan cetakan 30 x 30 x 2,5 cm3. Pengempaan dilakukan pada tekanan 10 kg/cm2, suhu 150°C, dengan variasi lama pengempaan 3, 5, dan 7 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan partikel yang dibuat dari bahan limbah padat pengolahan rumput laut Gracilaria sp. dengan bahan pengikat PE memiliki sifat mekanis dengan kekuatan rendah sampai dengan sedang dengan nilai keteguhan patah (MOR) 58,88–96,78 kg/cm2 dan keteguhan lentur (MOE) 2.425–6.326 kg/cm2. Sifat fisik penyerapan air papan partikel yang dihasilkan sangat baik yaitu kurang dari 12%, dengan daya serap air, pengembangan tebal, dan pengembangan linear masing-masing 2,43–3,92%, 0,00–1,17%, dan 0,09–1,37%. Nilai keteguhan rekat mencapai 6,41–7,39 kg/cm2, dan uji rayap 1,55–6,79%. Secara keseluruhan, papan partikel terbaik dihasilkan dari perlakuan pengempaan panas selama 3 menit.
Pengaruh Suhu Eterifikasi Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Kitosan Larut Air Yang Dibuat Dari Cangkang Rajungan Jamal Basmal; Agung Prasetyo; Yunahara Farida
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i2.453

Abstract

Penelitian pembuatan kitosan larut air dari cangkang rajungan telah dilakukan dengan perlakuan perbedaan suhu eterifikasi. Perlakuan suhu eterifikasi yang diberikan adalah berturut­ turut: 60, 75, dan 90 ºC, sedangkan rasio antara. kitosan dan monokloroasetat adalah 1 : 0,9 (b/b). Proses eterifikasi untuk semua perlakuan dilakukan selama 4 jam. Hasil penelitian menemukan bahwa suhu eterifikasi berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas kitosan larut air yang dihasilkan. Semakin tinggi suhu eterifikasi yang diberikan, tingkat kelarutan dan rendemen meningkat tetapi menurunkan derajat substitusi (DS) dan tingkat kekentalan. Perlakuan terbaik ditemukan pada suhu eterifikasi 90 ºC ditinjau dari nilai kelarutan 5,4%; DS 1,18; kekentalan 109,5 cPs; rendemen 129,4%; kadar air 9,8% dan kadar abu 2,0%.
Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak Cair Rumput Laut Gracilaria sp. sebagai Bahan Baku Pupuk Cair Nurhayati Nurhayati; Olivia Oktaviani; Jamal Basmal
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i1.505

Abstract

AbstrakEkstrak cair rumput laut kini telah banyak digunakan dalam bidang pertanian karena mengandung senyawa penting yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi terhadap mutu ekstrak cair Gracilaria sp. sebagai bahan pupuk cair. Ekstrak cair diekstrak menggunakan larutan KOH 0,3% pada suhu 80 °C dengan waktu ekstraksi 0, 2, 4, dan 6 jam. Parameter yang diamati yaitu nilai pH, EC (electrical conductivity), TDS (total dissolved solids), viskositas, C-organik, serta kadar unsur hara makro N dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan optimum untuk menghasilkan ekstrak cair terbaik adalah pada perlakuan waktu ekstraksi selama 2 jam yaitu dengan nilai pH 6,35, EC 4,9 mS/cm, TDS 4839 ppm, viskositas 1,6 cPs, C-organik 0,18%, kadar unsur hara N 0,022% dan K 0,082%. Effect of Extraction Time on Quality of  Gracilaria sp. Sap as Raw Material for Liquid FertilizerAbstractSeaweed sap has now been widely used in agriculture due to the content of essential compounds needed by plants. This study aimed to determine the effect of extraction time on the quality of Gracilaria sp. sap as material for liquid fertilizer. Seaweed sap was extracted using 0.3% KOH solution at 80 °C with various extraction times of 0, 2, 4, and 6 hours. The parameters observed were pH, EC (electrical conductivity), TDS (total dissolved solids), viscosity, C-organic, and macro nutrient content of N and K. The results showed that the optimum treatment was extraction for 2 hours produced sap with pH value of 6.35, EC of 4.9 mS/cm, TDS of 4839 ppm, viscosity of 1.6 cPs, C-organic of 0.18%, nutrient content N of 0.022% and K of 0.082%.
Uji Coba Proses Daur Ulang Limbah Cair ATC (Alkali Treated Cottonii) Dengan Teknik Koagulasi dan Filtrasi Bakti Berlyanto Sedayu; Jamal Basmal; Diini Fithriani
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i2.454

Abstract

Industri pengolahan alkali treated cottonii (ATC) menghasilkan limbah cair yang sangat besar. Pendaur ulangan limbah cair akan mengefisienkan penggunaan air untuk pengolahan sekaligus mengurangi masalah pencemaran lingkungan. Untuk itu dilakukan ujicoba proses daur ulang limbah cair ATC menggunakan alat yang dirancang oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan yang berkapasitas 360 liter/jam. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan teknik koagulasi dan filtrasi. Proses koagulasi dilakukan dengan penambahan bahan koagulan tawas (Al 2(SO4)3 ) dan flokulan blok di dalam tangki koagulasi, sedangkan filtrasi dilakukan dengan melewatkan limbah melalui kolom zeolit‑arang aktif dan filter selulosa asetat. Pengamatan dilakukan terhadap limbah cair dan air hasil olahan yang meliputi total padatan terlarut (Total Dissolved Solids/TDS), total padatan anorganik terlarut (Total Inorganic Dissolved Solids/TIDS), Biological Oxygen Demand (BOD), pH, kekeruhan, bau, dan warna limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan limbah cair ATC dapat menurunkan jumlah TDS, TIDS dan BOD hingga 56,60%, 32,29%, dan 60,66%, meskipun kemampuan alat filtrasi menggunakan kolom zeolit‑arang aktif menurun seiring dengan banyaknya proses daur ulang yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan juga bahwa proses daur ulang limbah cair ATC mampu menurunkan nilai pH, kekeruhan, bau, dan warna limbah. Dengan pengolahan tersebut limbah cair dapat didaur ulang hingga 5 kali untuk proses pengolahan ATC berikutnya.
Optimalisasi Penggunaan Air pada Proses Pembuatan Semi-Refined Carrageenan (SRC) Bakti Berlyanto Sedayu; Jamal Basmal; Bagus Sediadi Bandol Utomo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): Desember 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i2.23

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengurangan air pencucian rumput laut pada pembuatan SRC terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pencucian rumput laut dilakukan setelah proses perebusan dengan KOH, yaitu dengan perlakuan tanpa pencucian dan dengan pencucian masing-masing sebanyak 1, 2, dan 3 kali diikuti dengan pengepresan, dibandingkan kontrol dengan 4 kali pencucian tanpa pengepresan. Perbandingan rumput laut kering dengan air adalah 1:15 (w/v) untuk setiap pencucian. Rumput laut hasil perlakuan dan kontrol kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari menjadi SRC. SRC disimpan selama 14 hari pada suhuruang dan diamati mutunya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pH SRC berkisar antara 9–9,5, gel strength 783–828 g/cm2, kadar abu tak larut asam 0,02–0,10%, kadar sulfat 15,37–15,50%, dan viskositas 48,75–74,37 cPs. Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa SRC hasil dari proses pencucian dua kali yang diikuti pengepresan memiliki kualitas baik ditinjau dari aspek kadar abu dan abu tak larut asam yang lebih rendah dibandingkan kontrol, serta kadar air, kadar sulfat, dan kekuatan gel produk yang sama dengan yang diolah dengan pencucian empat kali tanpa pengepresan, meskipun kekentalan dan derajat putihnya sedikit lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan pengepresan efektif dalam mengurangi penggunaan air pada proses pengolahan SRC melalui pengurangan jumlah pencucian.
Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Alkali Treated Sargassum sebagai Bahan Baku Pupuk Cair Jamal Basmal; Vina Asfia Chori; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v12i2.259

Abstract

AbstrakPenelitian pemanfaatan limbah cair hasil produksi Alkali Treated Sargassum telah dilakukan dengan variasi lama waktu pemasakan Sargassum di dalam larutan KOH 0,1% pada suhu konstan 80 °C. Variasi waktu pemasakan yang diberikan 0, 120, 240 dan 360 menit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi kandungan unsur hara makro (N, P, K), Corganik, rasio C/N, dan sifat fisik (electrical conductivity, total dissolved solute, nilai kekentalan dan pH) limbah cair produksi Alkali Treated Sargassum yang diakibatkan perlakuan suhu pemasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair dari produksi Alkali Treated Sargassum mengandung unsur hara makro N antara 124-200,5 ppm, P 22-59 ppm; K 0,078-0,094%, Corganik, 2.000-3.550 ppm; rasio C/N antara 15-23, nilai Electrical conductivity (EC) 4,23- 5,90 mS/cm, Total Dissolved Solute (TDS) 0,21- 0,46%, nilai kekentalan 3,57-4,46 cPs dan pH 8,67-7,12. Perlakuan terbaik berdasarkan nilai tertinggi ditemukan pada perlakuan Sargassum yang dipanaskan pada suhu 80 °C selama 360 menit dalam larutan KOH 0,1% dengan nilai EC  5,9 mS/cm; TDS 0,46%; pH 7,12; nilai kekentalan 4,64 cPs; kadar N 200,6 ppm; K 0,094 ppm; Corganik 3.550 ppm dan C/N 23. Utilization of Liquid Waste from Alkali Treated Sargassum Processing as a Raw Material for Liquid FertilizerAbstractResearch on the utilization of liquid waste from Alkali Treated Sargassum processing was carried out by variation of cooking time of Sargassum in 0.1% KOH at constant temperature of 80 °C. Cooking time was varied 0, 120, 240 and 360 minutes. The objective of this research was to evaluate macro nutrient content (N, P, K), Corganic, C/N ratio, and physical properties (electrical conductivity, total dissolved solute, viscosity value and pH value) of the liquid waste, due to the cooking time treatment. Result of the experiment showed that liquid waste from Alkali Treated Sargassum contained 124-200.5 ppm N; 22-59 ppm P; 0,078-0.094% K, 2,000-3,550 ppm Corganic; 15-23 C/N ratio, 4.23-5.90 mS/cm Electrical conductivity (EC), 0.21-0.46% Total Dissolved Solute (TDS), 3.57-4.46 cPs viscosity value and pH 8.67-7.12. The best treatment based on the macro nutrient value and physical properties was cooking the liquid waste in hot 0.1% KOH solution at 80 °C time for 360 minutes, in which the properties of the liquid waste was 5.9 mS/cm EC value; 0.46% TDS; pH 7.12; 4.64 cPs viscocity; 200.6 ppm N content; 0.094 ppm K content; 3,550 ppm Corganic and 23 C/N ratio.
PENGARUH KONSENTRASI DAN RASIO LARUTAN POTASIUM HIDROKSIDA DAN RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU KARAGINAN KERTAS Jamal Basmal; Th. Dwi Suryaningrum; Yusma Yennie
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2143.427 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.8.2005.29-38

Abstract

Penelitian perbaikan kualitas karaginan kertas yang diekstrak dari Eucheuma cottonii telah dilakukan dengan melakukan variasi larutan KOH 4o/o, 60/o, dan 12o/o. Rasio E. coffonii kering berbanding larutan KOH 1 '.8 dan 1:12. Waktu pemasakan 2 jam pada kisaran suhu 70-80oC. E. cottonii yang telah dimasak tersebut kemudian diekstrak menggunakan air tawar pada suhu antara 90o-95oC selama 120 menit.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM MONOKLORO ASETAT DALAM PROSES KARBOKSIMETILASI KITOSAN TERHADAP KARBOKSIMETIL KITOSAN YANG DIHASILKAN Jamal Basmal; Agung Prasetyo; Yusro Nuri Fawzya
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6520.436 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.8.2005.47-56

Abstract

Percobaan pembuatan karboksimetil kitosan (CMCts) telah dilakukan dengan variasi jumlah asam monokloro asetat. Rasio kitosan : asam monokloro asetat yang digunakan selama eterifikasil:0,9; 1:1,1; 1:1,3 dan 1:1,5(b/b). Eterifikasi dilakukan pada suhu 90oC selama 4 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah asam monokloro asetat sangat berpengaruhterhadap kualitas dan kuantitas CMCts yang dihasilkan.