Muhammad Nursid
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aktivitas Sitotoksik, Induksi Apoptosis dan Ekspresi Gen P53 Fraksi Metanol Spons Petrosia cf nigricans Terhadap Sel Tumor Hela Muhammad Nursid; Thamrin Wikanta; Nurrahmi Dewi Fajarningsih; Endar Marraskuranto
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i2.392

Abstract

Spons merupakan hewan invertebrata laut yang kaya akan kandungan senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif dari spons banyak dieksplorasi sebagai bahan obat antitumor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik, induksi apoptosis dan ekspresi gen p53 fraksi metanol spons Petrosia cf. nigricans terhadap sel tumor HeLa. Uji aktivitas pendahuluan dan sitotoksik masing‑masing dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan MTT ([3‑(4,5‑dimethylthiazol‑2yl)‑2,5‑diphenyltetrazolium bromide]) assay. Induksi apoptosis dilakukan dengan metode pengecatan menggunakan akridin oranye dan etidium bromida. Analisis PCR menggunakan primer p53 dilakukan untuk mengetahui ekspresi gen p53. Hasil uji BSLT memperlihatkan bahwa ekstrak kasar P. cf nigricans memiliki aktivitas tahap awal yang sangat baik dengan LC50 = 23,4 µg/mL. Hasil uji MTT menunjukkan bahwa fraksi metanol memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai LC50 sebesar 11,9 µg/mL. Berdasarkan uji induksi apoptosis metode pengecatan dapat dinyatakan bahwa fraksi metanol mampu menginduksi peristiwa apoptosis pada sel HeLa. Fraksi metanol juga mampu meningkatkan ekspresi gen p53.
Bioaktivitas Ekstrak Turbinaria decurrens Sebagai Antitumor (Hela Dan T47d) Serta Efeknya Terhadap Proliferasi Limfosit Nurrahmi Dewi Fajarningsih; Muhammad Nursid; Thamrin Wikanta; Endar Marraskuranto
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.6

Abstract

ABSTRAKRiset mengenai bioaktivitas ekstrak makroalga Turbinaria decurrens terhadap proliferasi sel limfosit dan sitotoksisitas terhadap sel lestari tumor HeLa dan T47D telah dilakukan. Uji toksisitas dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), sedangkan uji sitotoksisitas terhadap sel tumor HeLa dan T47D dilakukan dengan metode 3-(4,5-dimethylthiazol-2yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide]) assay (metode MTT), uji proliferasi limfosit juga dilakukan dengan metode MTT. Hasil uji BSLT menunjukkan bahwa fraksi n-heksana T. decurrens memiliki toksisitas tertinggi dengan LC50 sebesar 672,59 ppm sehingga tergolong toksik. Sementara itu, ekstrak T. decurrens mempunyai aktivitas sitotoksisitas terhadap sel tumor HeLa (LC50 ekstrak kasar = 29,9 ppm), namun tidak efektif terhadap sel T47D (LC50 ekstrak kasar >1.000 ppm). Fraksi n-heksana T. decurrens merupakan fraksi yang menunjukkan aktivitas sitotoksisitas terbaik terhadap sel tumor HeLa dengan LC50 sebesar 15,1 ppm. Ekstrak kasar, fraksi metanol, fraksi etilasetat, dan fraksi n-heksana dari makroalga T. decurrens mampu meningkatkan proliferasi sel limfosit manusia. Metabolit sekunder dari fraksi n-heksana T. decurrens sangat prospektif dikembangkan sebagai senyawa antitumor.
Potensi Antitumor Ekstrak Spons Crella papilata Asal Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Nurrahmi Dewi Fajarningsih; Hedi Indra Januar; Muhammad Nursid; Thamrin Wikanta
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i1.229

Abstract

Penelitian mengenai potensi antitumor ekstrak spons Crella papilata asal Taman NasionalLaut Kepulauan Seribu (TNKpS) telah dilakukan. Uji toksisitas dilakukan dengan metode BSLT,sedangkan uji sitotoksisitas terhadap sel tumor HeLa dan mieloma dilakukan dengan metodeuji MTT. Hasil BSLT yang diperoleh menunjukkan bahwa toksisitas ekstrak kasar metanol Crella papilata(LC 50 : 19,99 ppm) dan fraksi metanol Crella papilata (LC50 : 21,15 ppm) tergolong sangat toksik. Ekstrak Crella papilatamemiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi terhadap sel tumor HeLa dan mieloma. Respon bioaktivitas ekstrak Crella papilataterhadap sel tumor HeLa lebih tinggi dibandingkan terhadap sel mieloma. Nilai LC50 ekstrak kasar metanol Crella papilata terhadap sel HeLa sebesar 12,06 ppm dan terhadap sel mieloma sebesar 18,91 ppm, sedangkan nilai LC 50  fraksi metanol Crella papilata terhadap sel HeLa sebesar 7,63 ppm dan terhadap sel mieloma sebesar 17,30 ppm. Metabolit sekunder pada fraksi metanol sponsCrella papilata asal Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai prospek yang menjanjikan untuk diteliti lebih lanjut bioaktivitasnya sebagai antitumor.
Kandungan Fukosantin dan Fenolik Total pada Rumput Laut Coklat Padina australis yang Dikeringkan dengan Sinar Matahari Muhammad Nursid; Dedi Noviendri
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v12i2.341

Abstract

AbstrakRumput laut cokelat Padina australis dikenal memiliki kandungan fukosantin dan fenolik total yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fukosantin dan fenolik total serta aktivitas antioksidan P. australis yang dikeringkan dengan sinar matahari. Rumput laut cokelat diambil dari Pantai Binuangeun, Lebak, Banten, Indonesia lalu dikeringkan selama 0, 1, 2, 3 dan 4 hari.  Kandungan fukosantin dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) sedangkan kandungan fenolik total diukur dengan menggunakan  metode Folin-Ciocalteau. Uji antioksidan dilakukan dengan metode 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kandungan fukosantin pada rumput laut P. australis semakin menurun seiring dengan bertambahnya waktu pengeringan sedangkan kandungan fenolik total pada hari ke 1, 2 dan 3 tidak menunjukkan perbedaan tetapi pada hari ke 4 kandungannya menurun tajam. Kandungan fukosantin dan fenolik total tersebut jauh di bawah kandungan fukosantin dan fenolik yang berasal dari rumput laut segar. Hasil uji DPPH memperlihatkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut semakin menurun dengan bertambahnya waktu pengeringan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa fukosantin dan fenolik merupakan faktor yang menentukan aktivitas antioksidan. Fucoxanthin and Total Phenolic Content of  Padina  australis Brown Algae after Sun Drying ProcessAbstractThe brown algae  Padina  australis is known to have high fucoxanthin and phenolic content. This study aimed to investigate fucoxanthin and polyphenol content as well as antioxidant activity of  P. australis after sun drying process. The brown algae was collected from Binuangeun beach, Lebak, Banten, Indonesia and sun dried for 0 (fresh), 1,2,3 and 4 days. Fucoxanthin content was analyzed by using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) whereas total phenolic content was measured by Folin-Ciocalteau method. Antioxidant activity was determined by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method. The results of study showed that fucoxanthin content decreased in line with drying time, while total phenolic content showed no difference on 1st, 2nd and 3rd day but on 4th day it decreased sharply. It was found that fucoxanthin and phenolic content of dried seaweeds decreased as compare to fresh seaweed. The results of DPPH assay showed that the antioxidant activity of seaweed extract decreased with the increasing of the drying time. This research revealed that fucoxanthin and phenolic were significant factor that determining antioxidant activity.