Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perkembangan Dakwah Islam pada Masyarakat Tradisional Moh Amin; Bambang Sugiyanto
Resolusi: Jurnal Sosial Politik Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Department of Political Science - Universitas Sains Al-Qur’an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/resolusi.v4i1.1687

Abstract

This study intends to examine the phenomenon of Islamic da'wah in the village of Kedungwringin, Kebumen, which is a village with a traditional community. By using observation and interview methods to obtain primary and secondary data, this study concludes several points. Among other things, namely, that in a society that is thicker with the practice of Kejawen and the location of the village which is not very strategic, da'wah activists will face challenges that are quite difficult to overcome. Coupled with the needs of the community, preachers need to consider creative da'wah methods so that they can be accepted by the community more openly.
PENEMUAN ROCK ART BARU DI KAWASAN KARST DESA REJOSARI, KECAMATAN MANTEWE, KABUPATEN TANAH BUMBU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Bambang Sugiyanto
Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi Vol. 6 No. 2 (2020): KINDAI ETAM
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/ke.v6i2.71

Abstract

>Kawasan karst di Desa Rejosari, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan bagian dari gugusan karst Mantewe yang membentang luas. Penelitian arkeologi prasejarah pada kawasan karst ini sudah dimulai sejak tahun 2008, di wilayah Desa Mantewe, Desa Bulurejo, Desa Dukuhrejo, dan Desa Rejosari. Potensi budaya prasejarah yang ada pada kawasan karst Mantewe, sangat bagus, seperti situs Gua Sugung (Desa Mantewe), Gua Payung (Desa Bulurejo), dan Gua Bangkai (Desa Dukuhrejo), serta gambar cadas dengan warna hitam pada beberapa gua dan ceruk terutama pada kawasan karst Desa Dukuhrejo. Permasalahan dalam penenelitian ini adalah apakah budaya rock art itu juga ada pada kawasan karst di Desa Rejosari. Metode survei dan ekskavasi dilakukan dalam proses pengumpulan data. Hasil penelitian memperlihatkan adanya kekayaan lukisan dinding gua di Rejosari, yang dapat digunakan untuk melengkapi data arkeologi prasejarah yang ada pada kawasan karst Mantewe secara umum, termasuk budaya rock art yang ada di dalamnya. The karst area in Rejosari Village, Mantewe District, Tanah Bumbu Regency, South Kalimantan Province, is the stretches out wide part of Mantewe karst cluster. Prehistoric archaeological researches on this karst area have been conducted since 2008, starting from the karst area of Mantewe Village, Bulurejo Village, Dukuhrejo Village, and in 2018 was entering Rejosari Village area. The potential of prehistoric culture in the karst is remarkable, such as the existences of Sugung Cave (Mantewe Village), Payung Cave (Bulurejo Village), and Bangkai Cave (Dukuhrejo Village), and also the black of rock art or rock drawings in some caves and niches, especially in Dukuhrejo Village. An interesting issue is filed in this research is whether the rock art culture also exists in Rejosari Village. The method of survey and excavation were used for collecting data in Rejosari karst area. The results suggest that rock art at Rejosari are treasure, that can be complement the existing prehistoric archaeological data in the Mantewe karst area in general, including the rock art culture that exists therein.
PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM PETELUR DAN KONSENTRASI EM4 DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI RUMPUT SETARIA (Setaria sphacelata), - Niknik; Achmad Marzuki; Bambang Sugiyanto
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.55

Abstract

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, bila dibiarkan dapat berdampak buruk bagi lingkungan, manusia  bahkan ternak itu sendiri. Salah satunya limbah padat seperti feses. Dari limbah ternak tersebut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena limbah tersebut dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman rumput sehingga para peternak dapat menyajikan hijauan berkualiatas unggul dan ekonomis. Dalam proses pembutan pupuk organik dapat ditambahkan starter yang sudah beredar di pasar antara lain EM4 dengan maksud mengoptimalkan manfaat dan kandungan unsur hara dari pupuk organik tersebut.Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kotoran ayam petelur dan konsentrasi EM4 terhadap  produksi rumput Setaria sphacelata.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang enam kali, adapun perlakuannya adalah K1 yaitu kotoran ayam petelur : 98 gr/rumpun, K2 yaitu kotoran ayam petelur (1 kg) + 1 Tutup Botol EM4 (13 cc) : 98 gr/rumpun dan K3 yaitu kotoran ayam petelur (1 kg) + 2 Tutup Botol EM4 (26 cc) : 98 gr/rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan produksi rumput Setaria sphacelata yang terbaik dihasilkan oleh perlakuan K1, dengan hasil tinggi tanaman 44,05 cm, panjang daun 30,34 cm, jumlah anakan 18,25  batang, dan produksi bahan segar 0,19 kg/bedeng (panen pertama). Tinggi tanaman 68,88 cm, panjang daun 49,21 cm, jumlah anakan 55  batang, dan produksi bahan      segar 18,91 kg/bedeng (panen kedua). Pemupukan dilakukan sebanyak  dua kali yaitu pada periode panen pertama yang dilakukan dua minggu setelah penanaman dan pemupukan kedua dilakukan  dua hari panen pertama.Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa Kotoran ayam petelur (K1) dengan dosis 98 gr/rumpun dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas rumput Setaria sphacelata pada panen pertama dan kedua. Kotoran ayam petelur dan konsentrasi EM4 (K2 dan K3) memiliki tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang kurang baik terhadap rumput Setaria sphacelata yaitu dengan hasil produksi K2 0,10 kg/bedeng dan K3 0,13 kg/bedeng (panen pertama) dan K2 12,83 kg/bedeng dan 1,25 kg/bedeng (panen kedua).Untuk tanaman rumput Setaria sphacelata dapat menggunakan pupuk kotoran ayam petelur dengan dosis 98 gram/rumpun tanpa harus ditambahkan atau dicampurkan dengan larutan EM4, karena hanya dengan pemberian pupuk kotoran ayam petelur 98 gram/rumpun pertumbuhan dan produktivitasnya tinggi.
GAMBAR CADAS DI GUA MARDUA, KALIMANTAN TIMUR Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 4 No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v4i2.32

Abstract

Abstrak. Gambar cadas banyak ditemukan di wilayah bagian timur Indonesia seperti Sulawesi Selatan, SulawesiTenggara, Maluku, dan Papua. Pada 1994 tim arkeologi gabungan Indonesia-Perancis berhasil menemukan situsgambar cadas pertama di KalimantanTimur, tepatnya di Gua Mardua. Tulisan ini membahas tipologi gambar cadasmelalui pendekatan induktif-deskriptif untuk kemudian disintesakan dalam upaya mengetahui pemanfaatan gua-guadan fungsi gambar cadas pada masa itu. Hasil akhir kajian ini adalah diketahui adanya dua komunitas yangberbeda yang pernah menghuni Gua Mardua, yang mengaplikasikan tipe gambar yang berbeda pula.
MENGUNJUNGI “MUSEUM” SENI PURBA DI KALIMANTAN Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 4 No 1 (2010): April 2010
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v4i1.137

Abstract

Kalimantan is wellknown for its karst environment, which bear rock shelters and caves. Apparently, the karst environment in East Kalimantan provides important information on prehistoric human occupation, especially human’s appreciation toward narure in the form of art. The art in Marang is illustrated on cave walls as rock paintings of hand imprints and other images. Such presentation may be comparable to a museum display, however, it present in situ data with more invaluable cultural and historical information. This article discusses the uniquensess of materializing human’s sense of art on cave wall and their role as ‘museum’ for the benefit of future generation.
POLA PEMANFAATAN GUA-GUA HUNIAN PRASEJARAH DI KALIMANTAN SELATAN DAN TIMUR Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 3 No 2 (2009): Naditira Widya Vol. 3 No.2
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v3i2.144

Abstract

The physiography of Kalimantan comprise a vast range of karst potential for prospective scientific research and development, particularly, archaaeological and cultural studies; karst offers an invaluable data in regard to human benefiting from one’s enviroment including setting up a dwelling place in a cave or  rockshelter thousands of years ago. Evidences of cave dwellers have been found in the southeastern and eastern part of Kalimantan. This article discusses patterns employed by human in choosing and benefiting from caves as either temporary or permanent dwelling place in the past.
PENGELOLAAN KAWASAN KARST DI KALIMANTAN SELATAN Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 2 No 1 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.1
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v2i1.166

Abstract

The karst environment is a unique natural phenomenon, which provides abundant resources for human survival, such as minerals, bird’s nest, guano, and forest products. Beside natural resources, the karst environment also store cultural resources essensial to archaeological  i.e. caves or rock shelters, which once occupied by prehistoric human. Therefore, it is important to be able to preserve the karst environment, either natural or cultural, for the benefit to the next generation. In order to carry out an appropriate karst environment management, especially in South Kalimantan, coordination and collaboration should be established between the Centre for Archaeology, Banjarmasin, the Local office for Culture and Tourism, the Conservation Centre for Natural Resources, the Lambung Mangkurat University, the non government organization on culture and the South Kalimantan community and produce a policy as a legal instruction to protect and preserve the South Kalimantan natural resources. This article discusses the strategy pf preservation-based karst environment management in South Kalimantan.
SEKILAS TENTANG TEMUAN RIBUAN KOIN BELANDA DI DESA MANDALA, KECAMATAN TELAGA LANGSAT, KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 6 No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6213.556 KB) | DOI: 10.24832/nw.v6i2.169

Abstract

Tulisan ini membahas temuan koin Belanda yang ditemukan dalam tempayan gerabah kecil oleh pendudukDesa Mandala di bantaran Sungai Mandala. Studi kedua temuan tersebut bersifat kualitatif, didukung oleh studipustaka tentang sejarah Kesultanan Banjar dan okupasi Belanda di kawasan tenggara Kalimantan. Analisis morfologismenunjukkan bahwa koin Belanda tersebut berasal dari abad ke-17 sampai ke-18 Masehi, sedangkan tempayangerabah merupakan buatan lokal. Keberadaan koin di bantaran Sungai Mandala tersebut diduga berhubunganerat dengan kegiatan perdagangan intensif yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Mandala pada masa lampau.
ROCK-ARTKALIMANTAN TIMUR: JENIS GAMBAR DAN WAKTU PEMBUATANNYA Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 10 No 1 (2016): Naditira Widya Vol. 10 No. 1 Tahun 2016
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1507.552 KB) | DOI: 10.24832/nw.v10i1.173

Abstract

Keberadaan lukisan dinding gua di Kalimantan Timur yang mulai ditemukan sekitar tahun 1990an, merupakanpenemuan baru dan merubah wawasan pengetahuan arkeologi di Indonesia. Beraneka jenis gambar ada di dinding guagua di kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat. Telapak tangan merupakan jenis gambar yang paling dominan dikawasan situs ini, dengan berbagai bentuk dan variasinya. Penelitian ini akan membahas hubungan antara jenis gambaryang ada dan waktu pembuatannya secara relatif. Metode yang digunakan bersifat deskriptif. Penentuan kronologi didasarkanpada perbedaan jenis gambar dan kebiasaan yang dilakukan dalam budaya rock-artpada umumnya. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa proses pembuatan lukisan dinding pada masa lalu dilakukan secara berurutan.
GAMBAR CADAS Dl KABUPATEN BERAU: INFORMASI AWAL Bambang Sugiyanto
Naditira Widya Vol 1 No 2 (2007): Naditira Widya Vol. 1 No.2
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4238.252 KB) | DOI: 10.24832/nw.v1i1.338

Abstract

In addition to some rock arts sites found in Kalimantan Barat, there are some other rock art sites found recently in several caves, Kalimantan Timur such as in Jufri cave, Te 'et cave, Tewet cave, Tengkorak cave, lias Kenceng cave, Ham cave, Tembus cave, Tebok cave, and Tamrin cave. This article describes several varieties of rock art motif found in both regions and also some administrative problems accidentally faced by my team before archaeological survey was carried out in Kutai Timur District. The purpose is to share this experience with other research teams to prevent uncomfortable experience in the future.