Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi Asih, Gusti Yuli; Pratiwi, Margaretha Maria Shinta
Jurnal Psikologi: PITUTUR Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Psikologi: PITUTUR
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.699 KB)

Abstract

This recearched was aimed to realize the relation  between  empathy  and  emotional maturity toward prosocial behavior. There were two hypotheses proposed, which, there was a relationship  existed  between  empathy  and emotional maturity. Second hypothesis, there was  a  difference  prosocial  behavior  among man and woman.Indicator  used  for  measuring  prosocial behavior, empathy, and emotional maturity was the use of scale. Subjects used in this research are 49 subjects. Data analysis used regression and  t-test  analysis.  The  result  of  the  test showed  that  there  was  a  significant  positive relationship  between  empathy,  emotional maturity, toward prosocial behavior showed by Rxy=0,932 with p=0,000, and no difference in prosocial behavior among men and women.
PERBEDAAN MOTIF AFILIASI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK DITINJ AU DARI JENIS KELAMIN Isadora, Stiveni; Pratiwi, Shinta; Tjondronegoro, Probowatie
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 4, No 3 (2012): November 2012
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v4i3.13348

Abstract

Abstrak. Penelitian ini beitujuan untuk menguji secara empiris perbedaan motif afiliasi pada remaja pengguna facebook ditinjau dari jenis kelamin. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan motif afiliasi antara laki-laki dan perempuan pengguna facebook. Motif afiliasi remaja perempuan pengguna facebook lebih kuat dari pada remaja laki-laki. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa Universitas Semarang, yang terbagi atas 50 mahasiswa perempuan dan 50 mahasiswa laki-laki. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah tekmk incidental sampling.Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Motif Affiliasi pada Remaja. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan motif afiliasi antara remaja laki-laki dan remaja perempuan pengguna facebook. Motif afiliasi remaja perempuan pengguna facebook lebih kuat dari pada laki-Iaki, yang ditunjukkan dengan nilai Uji-t = 5,073 p = 0,000 (p < 0, 01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci : jenis kelamin, motif afiliasi pada remaja
PENYESUAIAN DIRI REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER ORANG TUA Ardiyanto, Dody; Pratiwi, Shinta
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 4, No 2 (2012): Juli 2012
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v4i2.13332

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dan penyesuaian diri remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan penyesuaian diri pada remaja. Semakin baik penyesuaian diri pada remaja, dan sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 89 siswa-siswi SMP Negeri 1 Pati. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknikk cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Penyesuaian Diri Remaja dan Skala Persepsi terhadap Pola Asuh Otoriter Orangtua. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik kolerasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan penyesuaian diri remaja yang ditunjukkan hasil rxy = 0,448 dan p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.Kata Kunci: Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dan penyesuaian diri remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan penyesuaian diri pada remaja. Semakin baik penyesuaian diri pada remaja, dan sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 89 siswa-siswi SMP Negeri 1 Pati. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknikk cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Penyesuaian Diri Remaja dan Skala Persepsi terhadap Pola Asuh Otoriter Orangtua. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik kolerasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan penyesuaian diri remaja yang ditunjukkan hasil rxy = 0,448 dan p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Studi Pendahuluan : Emosi Moral Pada Remaja Pratiwi, MM Shinta; Adiyanti, Maria Goretti
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.267 KB)

Abstract

Perkembangan dalam aspek moral sangat penting untuk diperhatikan terutama pada masa remaja. Salah satu aspek penting dalam perkembangan moral adalah emosi moral. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan studi awal dari penelitian tentang emosi moral guna mengetahui macam-macam pelanggaran moral pada remaja, macam-macam emosi moral remaja, dan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya emosi moral. Penelitian awal ini dilakukan dengan menggunakan studi survey pada 276 remaja usia 10 – 19 tahun di Semarang. Analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung frekuensi serta prosentase. Pelanggaran moral yang paling banyak dialami oleh remaja adalah mencotek, Perilaku bully, perilaku berpacaran berisiko melanggar peraturan sekolah, melanggar peraturan lalu lintas, berbohong, merokok, membantah orangtua, berkelahi , menonton film porno, dan mencuri. Emosi moral yang muncul pada remaja adalah takut, sedih, bingung, prihatin, merasa bersalah,jijik, gelisah, kecewa, biasa saja, kasihan, kawatir, dan senang. Faktor yang paling kuat memunculkan emosi moral terdiri dari dua faktor yaitu eksternal (seperti pengaruh orang tua,teman, dan guru)  dan internal(seperti nilai yang dimiliki, karakter dan identitas moral).
PENGASUHAN ORANGTUA DAN PENALARAN MORAL: KAJIAN META-ANALISIS Pratiwi, Margaretha Maria Shinta; Subandi, Subandi; Adiyanti, Maria Goretti
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 1 (2020): Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.215 KB) | DOI: 10.32528/ins.v16i1.2618

Abstract

Research on the relationship between parenting with moral reasoning has been done by many researchers because of the increasing of moral decadence problem. Various studies about parenting with moral reasoning showed varying results. Research on parenting style with moral reasoning also showed varying results. The purpose of this study is to determine the relationship between parenting with moral reasoning through the meta-analysis study. Total studies used were 20 articles with 72 studies with 15 343 subjects. Meta-analyzes were done based on the calculation of sampling error and measurement error. The results of meta-analyzes indicate that generally there is a correlation between parenting to moral reasoning is low (?=0,04). The impact of sample error of 29.97%. Results of a meta-analysis of the types of parenting styles showed that parenting style such as authoritative, authoritarian, and permissive had a relationship with moral reasoning. The results of the research grouping by type of parenting style showed different results on the correlation results with moral reasoning. Authoritative parenting style (?=0,046) had a greater correlation than authoritarian parenting styles (?=0,015) and permissive (?=-0,038).
Faktor Eksternal dari Orangtua atau Faktor Internal Diri Sendiri yang Memprediksi Emosi Moral Remaja? Pratiwi, Margaretha Maria Shinta; Subandi, Subandi; Adiyanti, Maria Goretti
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i1.24080

Abstract

Emosi moral memegang peran penting yang berfungsi sebagai motif munculnya kecenderungan tindakan moral dan mengantisipasi pelanggaran moral remaja, dan mampu memikirkan kesejahteraan orang lain. Namun, belum ada penelitian yang mengkaji model yang memprediksi emosi moral remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan: 1) Menguji model prediktif sosialisasi emosi orang tua yang dipersepsi oleh remaja dan perspective-taking terhadap emosi moral remaja; 2) Menguji peran perspective- taking mediator terhadap emosi moral remaja. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pemilihan partisipan menggunakan teknik multistage sampling, partisipan berjumlah 936 remaja usia 12-18 tahun di Semarang yang diambil menggunakan Teknik analisis data menggunakan SEM PLS (Partial Least Square ). Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Model prediktif sosialisasi emosi orang tua yang dipersepsi oleh remaja dan perspective-taking terhadap emosi moral remaja mampu membuktikan kesesuaian teoretis dan teruji berdasarkan data empiris. Berdasarkan pengujian model struktural, diperoleh data bahwa: a)Terdapat pengaruh signifikan sosialisasi emosi orangtua yang dipersepsi oleh remaja terhadap perspective-taking ( =0,353,T-Stat >1,96); b) Terdapat pengaruh signifikan perspective- taking terhadap emosi moral( =0,188,T-Stat>1,96);c)Terdapatpengaruhsosialisasiemosiorangtuayangdipersepsiolehremaja emosi moral( =0,132,T-Stat >1,96); 2) Peran perspective-taking terbukti sebagai variabel mediator. Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi emosi orangtua yang dipersepsi oleh remaja dapat memengaruhi emosi moral secara langsung maupun secara tidak langsung melalui perspective-taking. Oleh karena itu, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori terkait moral serta memberikan informasi pada masyarakat secara luas, remaja dan orangtua secara khusus berkaitan dengan faktor yang dapat memengaruhi perkembangan emosi moral dan fungsi dari emosi moral.  Moral emotions hold an important role that functions as a motive for the emergence of moral acts and anticipates the moral violations of adolescents, and be able to think about the interests and welfare of other people. However, there has no studies that examine models that predict moral emotions in adolescents. Therefore, this study aims to: 1) Test the predictive model of parental emotions socialization perceived by adolescents and perspective-taking on adolescent moral emotions; 2) Test the role of perspective-taking as mediators mediator between parental emotion socialization and adolescent moral emotion. The research method used is quantitative. Partisipant selection was conducted through multi-stage sampling, 936 teenagers aged 12-18 years in Semarang. The statistical data analysis used is SEM PLS (Partial Least Square). The research results indicate: 1) The predictive model of parental emotions socialization perceived by adolescents and perspective-taking on adolescent moral emotions can prove theoretical and tested suitability based on empirical data. Based on structural testing of the model, the data obtained that: a) There was a significant influence on parental socialization perceived by adolescents on perspective-taking(γ = 0.353, T-Stat> 1.96); b) There was a significant influence of perspective-taking on moral emotions (β = 0.188, T-Stat> 1.96); c) There was an influence of parental socialization of emotions perceived by adolescents moral emotions (γ = 0.132, T-Stat> 1.96) s; 2) The role of perspective-taking is proven as a mediator variable. Based on data analysis, it can be concluded that the parental emotions socialization perceived by adolescents can influence moral emotions directly or indirectly through perspective-taking. Therefore, this study can provide benefits for the development of moral theory, and provide information to the wider community, adolescents and parents specifically related to factors that can influence the development of moral emotions and the function of moral emotions.
MOTIF AFILIASI PENGGUNA AKTIF FACEBOOK Agung Santoso Pribadi; Margaretha Maria Shinta Pratiwi; Roestamadji Brotowidagdo
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2011): Jurnal Psikologi Proyeksi Vol 6 No 2 Oktober 2011
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.6.2.50-57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif afiliasi yang membuat  remaja aktif membuka akun facebook. Subjek penelitian ini berjumlah 181 remaja. Data  penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket motif afiliasi pengguna facebook. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja memiliki dan menggunakan akun facebook dengan motif afiliasi terbesar adalah untuk berteman dan mencari informasi yang digunakan untuk semakin memperluas jaringan pertemanannya, sedangkan motif afiliasi terkecil adalah untuk medapatkan perhatian orang lain. Selain itu ada motif-motif afiliasi lainnya yang muncul berkaitan dengan intensitas hubungan yang lebih kuat seperti motif mempertahankan hubungan antar individu, empati yang simpatik diwujudkan dalam sikap bersahabat, memiliki keinginan baik, dan membina hubungan yang penuh kepercayaan. AFFILIATION MOTIVE OF THE ACTIVE FACEBOOK USER The purpose of this study was to know the affiliation motive that makes adolescent using his facebook account intensively. Research subjects were 181 adolescents. Data were collected using facebook user’s affiliation motive questionnaire and analysed by descriptive analysis. Result of study showed that the biggest affiliation motive of facebook users is to make friend and searching for information to expand his friendship network; while the least affiliation motive is to get other people’s attention.  Moreover, there are other affiliation motives related to stronger relationship intensity, such as motive of retaining interpersonal relationships, kindly empathy shown in friendly attitude, having good will, and maintaining trustfully relationship.
Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi Gusti Yuli Asih; Margaretha Maria Shinta Pratiwi
Jurnal Psikologi: PITUTUR Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Psikologi: PITUTUR
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.699 KB)

Abstract

This recearched was aimed to realize the relation between empathy and emotional maturity toward prosocial behavior. There were two hypotheses proposed, which, there was a relationship existed between empathy and emotional maturity. Second hypothesis, there was a difference prosocial behavior among man and woman.Indicator used for measuring prosocial behavior, empathy, and emotional maturity was the use of scale. Subjects used in this research are 49 subjects. Data analysis used regression and t-test analysis. The result of the test showed that there was a significant positive relationship between empathy, emotional maturity, toward prosocial behavior showed by Rxy=0,932 with p=0,000, and no difference in prosocial behavior among men and women.
Pengasuhan Orangtua dan Penalaran Moral: Kajian Meta-Analisis Margaretha Maria Shinta Pratiwi; Subandi Subandi; Maria Goretti Adiyanti
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 1 (2020): Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v16i1.2618

Abstract

Research on the relationship between parenting with moral reasoning has been done by many researchers because of the increasing of moral decadence problem. Various studies about parenting with moral reasoning showed varying results. Research on parenting style with moral reasoning also showed varying results. The purpose of this study is to determine the relationship between parenting with moral reasoning through the meta-analysis study. Total studies used were 20 articles with 72 studies with 15 343 subjects. Meta-analyzes were done based on the calculation of sampling error and measurement error. The results of meta-analyzes indicate that generally there is a correlation between parenting to moral reasoning is low (ř=0,04). The impact of sample error of 29.97%. Results of a meta-analysis of the types of parenting styles showed that parenting style such as authoritative, authoritarian, and permissive had a relationship with moral reasoning. The results of the research grouping by type of parenting style showed different results on the correlation results with moral reasoning. Authoritative parenting style (ř=0,046) had a greater correlation than authoritarian parenting styles (ř=0,015) and permissive (ř=-0,038).
Psikoedukasi Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Kesiapan Perkawinan Bagi Remaja Martha Kurnia Asih; Shinta Pratiwi; Retno Ristiasih Utami; Kimmy Katkar
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol 4, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jpu.v4i1.6362

Abstract

This service activity aims to increase the youth's understanding of the importance of resilience, including physical, psychological, and financial readiness. This service was implemented in psychoeducation with the target students in Kesatrian 2 Semarang Senior High School. This service instrument used a questionnaire and was analyzed by pretest and post-test. Based on the analysis using the Paired Sample T-Test, it was concluded that there was an increase of 14.31 with a mean pretest difference score of 72.54 and 86.81 post-test. It showed an increased understanding of adolescent marriage readiness after being given psychoeducation. The activities benefit adolescents with advanced knowledge of marriage readiness, including physical, psychological, and financial readiness.