Tria Ocktarizka
Institut Seni Budaya Indonesia Aceh

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

NILAI ADAT ISTIADAT DALAM RITUAL SEBUKU PADA PROSESI PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH Tria Ocktarizka
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 4, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v4i1.965

Abstract

Sebuku merupakan interaksi antara calon pengantin dan orangtuanya yang berisi nasihat-nasihat dengan gaya menangisi sambil berdendang. Sebuku menjadi langkah awal yang harus dilewati oleh calon mempelai agar nanti orangtua kedua mempelai menjadi tenang karena telah memberikan petuah bagi anak-anaknya. Dengan melakukan sebuku, masyarakat juga turut andil dalam mempertahankan nilai-nilai adat yang menjadi aturan bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai adat masyarakat suku gayo yang tersirat dalam ritual sebuku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menjabarkan hal yang ditemukan di lapangan. Proses penelitian ini dilakukan dengan adanya studi kepustakaan, guna mengumpulkan dan menganalisis referensi-referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebuku secara keseluruhan merupakan representasi kesantunan seseorang yang masih memegang ketentuan adat agar terhindar dari sumang. Sumang adalah istilah yang berasal dari masyarakat suku gayo yang berarti hal tabu atau pantangan yang harus dihindari oleh setiap individu masyarakat. Orang yang melakukan sumang, dinilai tidak sopan, buruk, dan salah. Bahkan jika kita melakukan tindakan sumang maka perbuatan tersebut sangat memalukan bagi dirinya.
Pengembangan Karakter Warga Binaan melalui Tari Rapa’i Geleng di Lembaga Pemasyarakatan Kota Jantho Aceh Besar Nadra Akbar Manalu; Fentisari Desti Sucipto; Tria Ocktarizka; Sartika Br Sembiring
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 4, No 1 (2020): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNI 2020
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.054 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v4i1.15437

Abstract

Dance performance plays an important role in daily life. It is not only showed on the stage but also becomes religious ceremony, therapy media, habitual fellowship, catharsis, and character development. Character development is formed by education to someone.  Character education will inherent a human that has a superior character not only from cognitive aspect but also a good character in this disruption era. Rapa’i Geleng is one of traditional dance from Aceh which can be used as a development character media in Kota Jantho’s correctional institution. The purpose of this research is to develop a character for inmates through Rapa’i Geleng Dance. The method used qualitative through phsycological, religion, and pedagogic approach. Based on the result, there are significant increment in behavior of inmates through arts (Rapa’i Geleng Dance). The increment of behavior is going on the same direction as method of approach that used in this study; Physicological, Religion, and Pedagogic.
Seni Tari sebagai Metode Pembinaan di Lapas Kota Jantho Aceh Besar Nadra Akbar Manalu; Fentisari Desti Sucipto; Tria Ocktarizka
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 5, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.391 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i1.3429

Abstract

ABSTRAKSeni tari mempunyai peran yang penting dalam kehidupan kita, yaitu sebagai media ekspresi, media komunikasi, media berpikir kreatif, dan media pengembangan bakat. Pelatihan seni tari sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian dan hal positif bagi warga binaan pemasyarakatan. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Jantho Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses pembinaan kepada warga binaan pemasyarakatan di Lapas Jantho dalam bidang seni tari Rapa’i Geleng. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain non-eksperimental dengan metode “Ex post facto casual comparative research” di mana akan diobservasi pengaruh dari penerapan metode pembinaan melalui seni tari terhadap perilaku dan sikap dari warga binaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembinaan terhadap warga binaan Lapas Kota Jantho tepat sesuai sasaran dan memenuhi ekspektasi penulis. Hasil pembinaan juga memberikan dampak yang positif terhadap warga binaan Lapas Kota Jantho yang ditandai dengan adanya peningkatan karakter, mental, disiplin, rasa gotong-royong, dan kekeluargaan. Selanjutnya, lapas bukanlah sebuah lingkungan yang memaksakan seseorang untuk berada dalam tekanan psikologis. Hal ini dapat dicegah dengan adanya proses pembinaan-pembinaan dan pengembangan karakter terhadap warga lapas. Proses pembinaan ini juga memberikan manfaat yaitu terjalinnya hubungan baik antara ISBI Aceh dan Lembaga Pemasyarakatan Kota Jantho.ABSTRACT Dance performance plays an important role in human life as an expression media, communication media, creative thinking media, and gaining talent media. These include the people who spend their time in prison or inmate. The coaching of dance performance can improve their positive mind and activities especially becoming an autonomous person. The design method used Ex post facto casual comparative research which observed the influence of coaching method through dance performance towards to behavior and attitude of inmates. The conclusion of this research is the coaching method for inmates got a positive impact. Several activities have been applying to maintain their character building. The aim is for preventing them from doing bad things for the second time. Some of those activities are religion life and activities on arts. Prison is not a place where force someone to live in high psychological pressure. It can be prevented by doing the coaching process and character building to the inmates. This process also transferred some relationship beneficial from ISBI Aceh to the Jantho Prison.
NILAI ADAT ISTIADAT DALAM RITUAL SEBUKU PADA PROSESI PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU GAYO DI KABUPATEN ACEH TENGAH Tria Ocktarizka
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v4i1.965

Abstract

Sebuku merupakan interaksi antara calon pengantin dan orangtuanya yang berisi nasihat-nasihat dengan gaya menangisi sambil berdendang. Sebuku menjadi langkah awal yang harus dilewati oleh calon mempelai agar nanti orangtua kedua mempelai menjadi tenang karena telah memberikan petuah bagi anak-anaknya. Dengan melakukan sebuku, masyarakat juga turut andil dalam mempertahankan nilai-nilai adat yang menjadi aturan bermasyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai adat masyarakat suku gayo yang tersirat dalam ritual sebuku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menjabarkan hal yang ditemukan di lapangan. Proses penelitian ini dilakukan dengan adanya studi kepustakaan, guna mengumpulkan dan menganalisis referensi-referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebuku secara keseluruhan merupakan representasi kesantunan seseorang yang masih memegang ketentuan adat agar terhindar dari sumang. Sumang adalah istilah yang berasal dari masyarakat suku gayo yang berarti hal tabu atau pantangan yang harus dihindari oleh setiap individu masyarakat. Orang yang melakukan sumang, dinilai tidak sopan, buruk, dan salah. Bahkan jika kita melakukan tindakan sumang maka perbuatan tersebut sangat memalukan bagi dirinya.
Bentuk Melodi Sholawat Al-Jannatu Pada Barzanji Di Aceh Selatan Tria Ocktarizka; Benny Andiko
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.16368

Abstract

Penggunaan kesenian barzanji ini sering kita temui pada acara-acara sakral umat muslim. Di Kabupaten Aceh Selatan, pertunjukan barzanji masih sering kita temui di berbagai hajatan. Barzanji yang ditampilkan sebagai wujud rasa syukur atas apa yang telah Allah SWT berikan. Dalam struktur keseniannya, barzanji yang ada di Aceh Selatan memiliki tiga tahapan yaitu pembuka, inti, dan penutup. Pada pembukaan kesenian barzanji, pelaku barzanji melantunkan sholawat-sholawat yang ditujukan kepada Rasulullah yaitu Sholawat Al-jannatu dan Sholawat Adnani. Sebagai pembuka barzanji, sholawat Al-Jannatu menjadi kunci ketertarikan bagi pendengar saat menyaksikan pertunjukan barzanji tersebut. Perlu adanya upaya transkripsi syair dan bentuk melodi sholawat Al-Jannatu, sebagai upaya pelestarian kesenian tradisi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan mendeskripsikan semua hasil lapangan sesuai dengan apa yang terjadi saat itu juga. Data yang digunakan peneliti untuk mentranskripsikan bentuk melodi  bersumber dari video dan audio rekaman pertunjukan barzanji yang umumnya dilakukan di Aceh Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, sholawat Al-Jannatu berisi tentang permohonan terhadap limpahan atas keberkahan yang telah Allah berikan. Struktur bentuk melodi Sholawat Al-Jannatu pada Barzanji secara garis besar terdiri dari 14 kalimat. Melodi  yang digunakan dalam melantunkan sholawat Al-Jannatu tersebut terdiri dari beragam bentuk melodi.