Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Peningkatan Kandungan Komponen Lokal pada Pembangunan Kapal Baru di Dalam Negeri Taufik Hidayat
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol. 10 No. 2 (2016)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jurnalwave.v10i2.2641

Abstract

Dalam 20 tahun terakhir industri galangan kapal berkembang sangat lambat. Hal ini dipengaruhi olehketersediaan industri komponen lokal. Rendahnya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menyebabkan industri galangan kapal nasional tidak berdaya saing. Daya saing tersebut dipengaruhioleh daya saing industri dan daya saing nasional, sehingga permasalahan industri galangan kapal harus dipecahkan secara komprehensif, disertai langkah-langkah strategik dan sistematis agar dapat bersaing secara berkesinambungan. Industri galangan kapal terkemuka menjadikan pengembangan industri komponen lokal sebagai pilar bagi perekonomian negaranya. Pengembangan industri komponen lokal yang terintegrasi mempunyai peran yang penting dalam pengembangan industri galangan kapal. Paper ini menganalisis TKDN komponen dan potensi peningkatannya pada pembangunan kapal baru di dalam negeri. Kategori komponen yang digunakan sesuai dengan BKI. Studi kasus dilakukan pada Kapal Tanker 17500 LDWT buatan PT. PAL tahun 2012 dan Kapal Perintis 750 DWT buatan PT. ASSI tahun 2015. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penerapan stategi product development yang bertujuan untuk market penetration secara backward integration dapat meningkatkan potensi TKDN pada pembangunan kapal baru. Potensi TKDN yang didapat pada kasus Kapal Tanker 17500 LDWT adalah sebesar 21.98 persen, sedangkan pada kasus Kapal Perintis 750 DWT adalah sebesar 8.22 persen.
DESAIN SKIMMER BOAT (KAPAL PENGAMBIL SAMPAH) DAERAH PERAIRAN SUNGAI DIKALIMANTAN TIMUR Amalia Ika Wulandari; Wira Setiawan Setiawan; Taufik Hidayat Hidayat; Arman Fauzi
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol. 14 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jurnalwave.v14i1.4087

Abstract

Jumlah sampah yang dibawa ke Tempat Pembungan Akhir (TPA) Manggar Balikpapan saat ini mencapai 305 m3 perharinya. Lebih dari itu, sering pula dijumpai sampah-sampah yang masih tersebar di muara-muara sungai,pelabuhan dan kawasan perairan lain yang tidak diketahui jumlahnya salah satunya di Sungai Klandasan Hilir. Maka masalah yang muncul adalah bagaimana mendesain suatu kapal yang dapat mengatasi penumpukan sampah di perairan sungai dan berapa ukuran utama yang sesuai untuk perairan sungai diKalimantan. solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada disungai yaitu dengan menggunakan bantuan Trash Skimmer Boat. Work Boat ini adalah salah satu jenis dari kapal khusus yang difungsikan untuk melakukan pengambilan sampah perairan baik sungai, danau, laut maupun kanal. Menggunakan metode Parent Design Approach dan dengan bantuan Software Maxsurf maka diperoleh ukuran utama sebesar LOA = 3 m, B =  2 m, T = 0,37 m, H = 0,7 m, B1 = 0,962 m, dan v = 6 knots. Bentuk dasar dari Trash Skimmer Boat ini berlambung pontoon catamaran yang dilengkapi dengan bak sampah dengan kapasitas 1 m3 dan  Setelah dilakukan survey data sampah, disarankan kapal ini dioperasikan sekali dalam seminggu selama 1 jam dengan fasilitas tambahan yaitu 1 bak penampungan sampah dan 1 unit  mini portable crane dengan kapasitas angkut sebesar 300 kg yang diletakkan pada dermaga titik akhir penampungan sampah dari sungai. Kata kunci: Sampah,Sungai Klandasan Hilir, Trash Skimmer Boat
KEKUATAN FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC (FRP) SEBAGAI BAHAN GADING KAPAL KAYU Alamsyah Alam; Rodlian Jamal Ikhwani; Taufik Hidayat; Suardi
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol. 15 No. 1 (2021)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jurnalwave.v15i1.4719

Abstract

Penggunaan baja untuk menggantikan kayu Bitti sebagai bahan konstruksi gading kapal kayu dinilai tidak praktis karena melalui proses pembentukan dan pemeliharaan, sehingga penggunaan bahan lain seperti FRP sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk penampang bahan FRP yang sesuai sebagai pengganti gading kayu ditinjau dari segi kekuatan. Metode yang digunakan yaitu elemen hingga (FEM) dan dianalisis menggunakan metode eksperimen numerik pada software. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan mengoptimalkan bahan FRP dengan bentuk penampang I beam, I beam+flange, box of hole beam, T beam, dan U beam+flange sebagai pengganti bahan kayu Bitti. Hasil penelitian menunjukkan gading kayu Bitti memiliki elastisitas (E) = 9534.02 MPa dan momen inersia penampang (I) = 2197x104 mm4 terjadi tegangan maksimum (?k) = 7.682 N/mm2 dan lendutan maksimum (?) = 0.1 mm, untuk faktor keamanan gading kayu Bitti (Sf) = 1.28, sedangkan bahan FRP pengganti gading kayu dengan nilai (E) = 69000 MPa dapat digunakan penampang I beam dengan nilai I = 316x104 mm4, I beam+flange dengan nilai I = 288x104 mm4, box of hole beam dengan nilai I = 317x104 mm4, T Beam dengan nilai I = 478 x104 mm4, serta U beam+flange dengan nilai I = 375x104 mm4, terjadi tegangan maksimum (?k) = 52.00 N/mm2 dengan lendutan maksimum (?) < 0.082 mm dan faktor keamanan (Sf) = 1.28. Bahan FRP pengganti kayu gading membutuhkan momen inersia penampang sebesar 1/7~1/5 kali lebih kecil dari momen inersia penampang kayu gading dengan elastisitas tujuh kali lebih besar dari kayu gading. Nilai ini dapat dijadikan patokan untuk ukuran kapal di atas ataupun di bawah 70 GT ketika akan menggunakan bahan FRP sebagai pengganti gading kayu.
Pengaruh Perbandingan Resin Dan Katalis Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Fiberglass-Polyester Untuk Bahan Pembuatan Kapal Alamsyah Alamsyah; Taufik Hidayat; Arif Nur Iskandar
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 2, Edisi Juli 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/zl.v1i2.10760

Abstract

The use of fiberglass-based composites is often found in shipbuilding. However, the use of composites in the shipbuilding process does not yet have clear and standard quality standards regarding the ratio between the amount of resin and catalyst used. Meanwhile, the amount of use of resin and  atalyst has an influence on the strength of the fiber-reinforced composite. This study aims to determine the effect of the amount of catalyst mixed into the resin on the tensile strength of fiberglass-polyester composites. The method used in this study is an xperimental method that uses a tensile testing machine by varying the amount of catalyst in the resin from 0.5% to 2%. In this study, the results showed that composites with a catalyst amount of 0.5% had a tensile strength value of 4.85 kgf/mm2, elongation of 2.43% and elastic modulus of 2.26 kgf/mm2. Composites with a catalyst amount of 1% had a tensile strength value of 5.02 kgf/mm2, longation of 1.71% and elastic modulus of 2.96 kgf/mm2. Composites with a catalyst amount of 1.5% had a tensile strength value of 5.49 kgf/mm2, longation of 1.97% and elastic modulus of 3.07 kgf/mm2. Composites with a catalyst amount of 2% had a tensile strength value of 4.97 kgf/mm2, longation of 1.62% and elastic modulus of 3.11 kgf/mm2. The tensile strength of fiberglass-polyester composites has increased in the amount of catalyst 0.5 to 1.5% and has decreased in the amount of catalyst 2%. The highest value of tensile strength is in composites with a composition of 100% resin and 1.5% catalyst.
Use of EPANET Software in Network Planning for Drinking Water Supply Systems in Balikpapan Tengah District and Balikpapan City District Nia Febrianti; Dwi Arief Prambudi; Keymal Ihwannuttaqwa; Taufik Hidayat
Journal of Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 2 (2023): Maret-April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Studi Islam Sunan Doe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58330/prevenire.v2i2.150

Abstract

Clean water is a primary need for everyone. The need for clean water will increase over time as well as the increase in population, this makes it necessary to carry out an assessment related to water demand in the future up to 10 years in the future. Therefore, considering the raw water source whose availability cannot be predicted so that it can be calculated the need for clean water for the District of Balikpapan Tengah and Balikpapan City, the water demand value is obtained, namely the debit in the District of Central Balikpapan is 352 liters/second and the District of Balikpapan Kota is 295 liters. /second. After that, an analysis of the drinking water distribution routing network was carried out using the Hardy-Cross method and the use of EPANET 2.0 software. Then calculations are carried out by entering data in the form of needs data such as maps of the main pipeline network, 24-hour flow patterns, and data related to contours or elevation. In terms of speed and accuracy of analysis using EPANET 2.0 software for drinking water supply systems is considered more fulfilling.
Faktor-Faktor di Industri Galangan Kapal yang Dapat Berkontribusi pada Isu Perubahan Iklim Taufik Hidayat
SPECTA Journal of Technology Vol. 1 No. 2 (2017): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.515 KB) | DOI: 10.35718/specta.v1i2.79

Abstract

The shipbuilding industry is the fabrication industry in sectors involving the use of heavy equipment materials and manufacturing practices can have an impact on the environment and thus can contribute to climate change. This study reviewed the literature to use the approach can imagine a process that impact on the environment, and occurs in the shipbuilding industry. The hope can give the shipbuilding industry a chance to set a long-term vision on an individual basis, not because in the end was forced to make as a result of coercion by the government or the pressure of the surrounding community, but also address the environmental impact more effectively, and perhaps even get a commercial advantage from the innovations developed. This can be realized with the implementation of management strategies. Management strategy is a series of decisions and managerial actions that determine the long-term performance of the corporation. Where this includes environmental-scanning (external and internal), strategy formulation (planning long-term strategy), strategy implementation, and evaluation and control. So this study emphasizes the monitoring and evaluation of external opportunities and threats on the strengths andweaknesses of the corporation. The results of this study establish a six-facto-a major factor in the shipbuilding industry that can contribute to climate change, namely material handling, metal working, the noise, the government and the surrounding community, the level of technology, and ship recycling.
Numerical Investigation of the Laying of Airbag Arrangements on Launching Barges Alamsyah bin Muhammad Saleh; Christian Hendra Gonawan; Rodlian Jamal Ikhwani; Taufik Hidayat; Habibi Habibi; Wardina Suwedy
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i2.16737

Abstract

Ship-launching technology is developing rapidly in an effort to reach a point of economic efficiency, time efficiency, security, and flexibility. On the one hand, risks to the process of launching ships using airbags are still present and can occur. Exploding airbags due to the inability to withstand the load has implications for structural damage. Excessive pressure on the airbags can cause structural deformation. This study aims to determine the effect of airbag pressure on the strength of the ship's structure. This study uses finite element-based software to analyze stresses and deformations in ship construction when interacting with airbags. From this study, it was found that the number of airbags used in the two-row layout and cross-over arrangement was 14, with the status of the airbags in terms of load distribution being safe (not broken). The maximum stress value obtained from the simulation on the two-row arrangement layout is 11.62 MPa when it is right in the frame and 9.83 MPa when it is between frames. As well as in the cross-over arrangement layout, the maximum stress is 20.24 MPa when in the frame and 13.84 MPa when in between frames. This phenomenon occurs because of the stress concentration in the frame.
Design a Phinisi-Type Tourist Ship to Increase Tourist Interest in Vacationing at Taka Bonerate National Park Suardi Suardi; Adhy Rahmat; Wira Setiawan; Muhammad Uswah Pawara; Alamsyah Alamsyah; Andi Mursid Nugraha Arifuddin; Taufik Hidayat
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i2.16616

Abstract

Tourism ship with the Phinisi ship concept for the Selayar Islands tourist area are designed to increase the number of tourist attractions in the area. With beach tourism destinations and coral reefs, the Selayar region is very possible to become an alternative tourist destination in Indonesia besides Bunaken, Raja Ampat, Labuan Bajo, and the island of Bali. This ship is designed with wood materials and carries the theme of the traditional Phinisi ship which is the hallmark of ships made by the Bugis-Makassar tribe since 3000 years ago and has been recognized by UNESCO as one of the world's cultural heritage (Art of Boatbuilding in South Sulawesi). This study aims to obtain a tourist ship design that can be an attraction for tourists to vacation in the Selayar Islands. The method used in this study is the parent ship design approach method, this method is very commonly used in the ship design process, namely by using a comparison ship as a reference in the design of a new ship. The main ship dimensions obtained from this research are Loa = 26 m, B = 6.1 m, H = 2.48 m, T = 1.6 m, Vs (max) = 10 Knots, and Crew = 6 persons. The room on the ship is made like a classy hotel room and other services can pamper tourists.
PENYULUHAN PRINSIP K3 PADA PEMBANGUNAN KAPAL KAYU TRADISIONAL KUB. PANRITA LOPI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Andi Mursid Nugraha Arifuddin; Rodlian Jamal Ikhwani; Amalia Ika Wulandari; Taufik Hidayat
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat ITK (PIKAT) Vol. 4 No. 1 (2023): PIKAT : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Institut Teknologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/pikat.v4i1.729

Abstract

Industri galangan kapal kayu tradisional di Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan salah satu usaha mandiri yang dilakukan oleh masyarakat setempat dengan memanfaatkan keterampilan membuat kapal kayu yang diperoleh secara turun temurun dari keluarganya. Masyarakat pengrajin kapal tersebut tergabung dalam sebuah kelompok usaha bersama (KUB) yaitu KUB Panrita Lopi. Produk yang dihasilkan oleh pengrajin kapal bahkan dapat menembus pasar nasional di Indonesia. Namun, dari observasi lapangan yang dilakukan terdapat satu faktor pendukung penting dalam usaha meningkatkan kegiatan produksi yaitu penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi mitra yang masih rendah seperti tidak menggunakan alat perlindungan diri ketika melakukan aktivitas mekanik dan mobilisasi logistik. Sistem yang dibangun pada KUB masih sangat tradisional sehingga perlu didorong untuk terus meningkat. Salah satunya dengan peningkatan sistem keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pengrajin. Melalui metode penyuluhan prinsip K3 yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat ITK, para pengrajin kapal kayu akan memiliki pengetahuan terkait keamanan dan keselamatan dalam membangun kapal kayu. Hasil penyuluhan memperlihatkan pemahaman para pengrajin terhadap K3 mengalami peningkatan sekitar 83% yang awalnya hanya 27%.
Pelatihan dan Bimbingan Metode Perbaikan dan Perawatan Mesin Darat Pada Nelayan di Desa Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Uswah Pawara; Taufik Hidayat; Alamsyah
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122022.08

Abstract

Peningkatan sumber daya kelautan adalah salah satu program utama pemerintah saat ini. Untuk menunjang hal tersebut maka perlu adanya peningkatan SDM didaerah pesisir. Salah satu hal yang sangat dasar dan penting yaitu pengetahuan dasar tentang metode perbaikan dan perawatan mesin. Mahalnya biaya perbaikan dan perawatan mesin darat merupakan salah satu masalah besar yang di alami oleh nelayan, minim dan kurangnya pengetahuan mereka tentang perbaikan dan perawatan mesin mengakibatkan mereka harus mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk biaya perbaikan dan perawatan mesin mereka. Untuk itu, pada program pengabdian yang akan dilakukan ini, masyarakat akan dilatihan dan dibimbing tentang metode perbaikan dan perawatan mesin darat. Dengan melakukan pelatihan dan bimbingan ini diharapkan nelayan dapat mandiri dalam perbaikan dan perawatan mesin kapal mereka. Dengan kegiatan pengabdian ini, maka diharapkan para nelayan dapat menghemat biaya perbaikan dan perawatan mesin kapal mereka, disisi lain mesin kapal mereka juga akan lebih tahan dan dapat meningkatkan tingkat produktivitas dan kesejahteraan masyarakat nelayan terutama di tempat pelaksanaan kegiatan ini yakni di Desa Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Upaya peningkatan pemahaman masyarakat nelayan terkait perawatan mesin darat akan coba diwujudkan melalui program kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) LPPM Institut Teknologi Kalimantan. Dengan kegiatan PKM yang usulkan, diharapkan mampu meningkatkan hasil tangkapan para nelayan. Metode kegiatan yang coba dilakukan pada PKM ini yaitu ceramah dan pembimbingan langsung. Adapun luaran dari kegiatan PKM ini yaitu hasil PKM akan dituangkan dalam karya ilmiah yang akan diseminarkan dalam bentuk prosiding, artikel pada laman LPPM ITK serta akan dipublikasikan kegiatan PKM pada media massa/cetak.