Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Simulasi Penggunaan Lahan Untuk Kelestarian Bendung Bila pada Sub Das Bila Propinsi Sulawesi Selatan Sitti Nur Nur Faridah; Totok Prawitosari
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2080.507 KB) | DOI: 10.19028/jtep.022.1.%p

Abstract

The optimal land use system in Bila sub-watershed is the land use system that can give erosion contribution rate below or minimally equal to the Tolerable Soil Loss (TSL) value of Bila sub-watershed soil. The erosion factors are determined by parameter : R (rain erosivity), K (soil erodibility),: LS (topography), C (land coverage), and P (land conservation). Each parameter is overlaid, than it is evaluated in each land unit in Bila sub-watershed. The acquired data is processed by using Geographic Information System (GIS) supported with Arc View program and Microsoft Word and Microsoft Excel softwares. The qualified erosion and sediment rate values obtained from simulation result which is meet the standard for erosion and sediment control and management in Bila sub-watershed area and Bi/a weir were 10,597 tonnes/ha/yearand 50,864 m3/km2/year respectively. Keywords: ---Diterima: 3 Oktober 2007; Disetujui: 25 Pebruari 2007
PENERAPAN IRIGASI TETES DENGAN SISTEM KONTROL PADA BUDIDAYA CABAI DI DESA BONTO BUNGA, MONCONGLOE, KABUPATEN MAROS Muhammad Tahir Sapsal; Sitti Nurfaridah; Totok Prawitosari; . Mursalim; Daniel Useng; . Salengke; A M Thamrin; Gemala Hardinasinta; . Suparding
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 3 No. 2 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 2 MEI 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i2.4247

Abstract

Irigasi tetes telah lama dikenal untuk budidaya pertanian dan teknologi ini mampu menekan penggunaan air 50–70%. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan memberikan pengetahuan serta keterampilan kepada petani di Desa Bonto Bunga, Kecamatan Moncongloe, Maros mengenai sistem pengendalian/kontrol pemberian air pada tanaman, sebagai alternatif solusi untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau, yang mengakibatkan rendahnya  produksi tanaman, khususnya tanaman cabai di daerah tersebut. Adapun target khusus yang ingin dicapai adalah sistem kendali yang ditawarkan ini, akan memberikan pengendalian yang lebih teliti dan tepat  sesuai dengan kebutuhan air tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan pemberian air yang efektif dan efisien khususnya dimusim kemarau.Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat tani di Desa Bonto Bunga. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni: (1) Identifikasi lokasi, untuk mengetahui kondisi lahan, (2) perancangan dan perakitan sistem kendali/kontrol, (3) demonstrasi dan pendampingan pengoperasian sistem kontrol pemberian air, untuk mensuplai kebutuhan air tanaman, dan (4) evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan. Kegiatan dilaksanakan pada kebun tanaman cabai. Sebagai sumber air maka dibuatkan sumur bor. Airnya dipompa denganpompa air berdaya 125 Watt yang digerakkan dengan menggunakan listrik dari panel surya. Pompa mampu mengalirkan air 15 l/menit. Sistem kontrol dibuat menggunakan IC LM 741 dalam rangkaian komparator. Sistem ini mampu mengontrol pemberian air tanaman berdasarkan kadar air tanah. Kata kunci: Irigasi tetes, sistem kontrol, budidaya cabai Bonto Bunga, panel surya.  
Pola Pembasahan Oleh Tetesan Pada Beberapa Tekstur Tanah Vebri Arianti; Suhardi Suhardi; Totok Prawitosari
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 9, Nomor 1, April 2016
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.607 KB) | DOI: 10.20956/at.v9i1.41

Abstract

Irigasi tetes merupakan metode irigasi yang efektif dan efisien untuk sebagian besar tanaman pada daerah dengan curah hujan rendah. Penggunaan irigasi tetes yang tepat dapat menghemat penggunaan air. Banyaknya pemberian air yang ideal adalah sejumlah air yang dapat membasahi tanah di seluruh daerah perakaran sampai keadaan kapasitas lapang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembasahan oleh tetesan pada berbagai tekstur tanah. Penelitian ini dilakukan pertama-tama dengan menentukan lokasi pengambilan sampel tanah kemudian diuji di laboratorium untuk mengetahui tekstur dari ketiga tanah tersebut dan menentukan volume air yang akan diberikan sehingga tanah yang telah ditetesi untuk melihat perubahan secara vertikal dan horizontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tektur lempung liat berpasir memiliki kadar air yang tinggi dengan persentase sebesar 44,15% dengan tekstur liat lalu lempung berliat. Untuk nilai bulk density tekstur liat memiliki nilai tertinggi sebesar 0,89 g/cm3 karena liat memiliki kepadatan yang tinggi. Untuk pembasahan tanah dibagi menjadi dua yaitu perubahan pembasahan secara horizontal dan perubahan pembasahan secara vertikal. Tekstur lempung liat berpasir memiliki kadar air yang tinggi setelah tanah ditetesi selama 18 menit 30 detik yaitu 44,15 %. Tanah dan bulk density mempengaruhi kecepatan perubahan pembasahan tanah.
ANALISIS PROFIL SEDIMEN MELAYANG DAN PENDUGAAN LAJU SEDIMENTASI PADA SALURAN SEKUNDER LONRONG DAERAH IRIGASI BISSUA KAB. GOWA Innan Najiah Arifin; Totok Prawitosari; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 9, Nomor 2, Oktober 2016
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.511 KB) | DOI: 10.20956/at.v9i2.45

Abstract

Bendungan Bissua merupakan bagian dari Daerah Irigasi Bili-Bili yang terdapat di kabupaten Gowa kecamatan Palangga. Seiring banyaknya permasalahan yang timbul pada daerah pengaliran maka terjadi perubahan sedimen dari sungai masuk ke bendung karena beberapa faktor salah satunya yaitu terjadi perubahan pola tanam yang menimbulkan banyak sisa-sisa pengolahan yang terbawa ke saluran. Keadaan ini berdampak juga terhadap pengoperasian waduk yang tidak optimal jika ada penumpukan sedimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sedimentasi pada penampang saluran sekunder yang terdapat pada Bendungan Bissua. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di saluran Sekunder Lonrong dari pintu utama sampai B.Lr1 Daerah Irigasi Bissua yang dilakukan tiga kali pengambilan sampel, dan di Laboratorium Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Hasil sedimen tertinggi pada titik pengambilan I yaitu sebesar 3,5 g/l, untuk hasil debit saluran tertinggi pada titik pengambilan V yaitu 0,74268 m3/s, untuk pengaruh sedimen melayang terhadap luas penampang saluran basah tidak berpengaruh, dan untuk hasil debit sedimen kg perhari memiliki jumlah rata-rata 0,17677 kg/hari.
Evaluasi Tingkat Pelayanan Bendung Tomatoppe pada Daerah Irigasi Bajo Kabupaten Luwu Erna Anryana; Totok Prawitosari; Mahmud Achmad
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 12, Nomor 2, Oktober 2019
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.803 KB) | DOI: 10.20956/at.v0i0.217

Abstract

Evaluasi merupakan kesatuan sistem manajemen baik itu perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring. Bendung merupakan salah satu dari sekian banyak aset negara yang seringkali dilakukan evaluasi guna mengetahui kondisi asset tersebut. Evaluasi tingkat pelayanan Bendung Tomatoppe dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan Daerah Irigasi Bajo dengan membandingkan tingkat pelayanan rencana atau desain awal pada tahun 2009/2010 dan tingkat pelayanan pada tahun 2016 dan 2018. Di Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu sebagian besar mayoritas penduduknya merupakan petani, untuk menjamin ketersediaan air di daerah mereka pada tahun 2010 Pemerintah Pusat telah melakukan membangun Bendung Tomatoppe yang berpotensi mengaliri lahan persawahan sebesar 5.829 Ha yang tersebar di beberapa Kecamatan. Prosedur evaluasi dilakukan dengan pengamatan dan pengambilan debit pada saluran primer, sekunder dan tersier terpilih guna mengetahui perbedaan debit rencana dan debit evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan Bendung Tomatoppe pada tingkat luas tanam dengan jumlah maksimum sebesar 5.691 Ha. Hal ini berbeda dengan rencana awal pembangunan pada tahun 2009 sebesar 5.829 ha. Perubahan nilai debit penelitian dengan dengan debit rencana dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya proses sedimentasi, kehilangan air irigasi yang di sebabkan oleh penguapan (evaporasi), serta adanya perubahan desain awal terhadap saluran dan luas area layanan.