Jerniati I.
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBERTERIMAAN BENTUK PENGINDONESIAAN KATA DAN UNGKAPAN ASING DI KALANGAN PEJABAT SKPD SEKABUPATEN GORONTALO Jerniati I.; Musayyedah Musayyedah; Ratnawati Ratnawati
TELAGA BAHASA Vol 6, No 1 (2018): TELAGA BAHASA VOL.6 NO.1 TAHUN 2018
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v6i1.41

Abstract

Abstrak:Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan keberterimaan bentuk pengindonesiaan kata dan ungkapan asing di kalangan Pejabat Eselon 3 SKPD se-Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang berisi lima puluh kata dan ungkapan asing dan bentuk yang telah diindonesiakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik presentase skala lima dengan  kriteria “(rata-rata ≥ 83,33); “berterima”, “(66,66≤rata-rata83,33%); “cukup berterima”, dan “(66,66%); “kurang berterima”. Dari 50 bentuk pengindonesiaan yang diajukan, hanya 24%  responden yang memilih bentuk pengindonesiaan kata dan ungkapan asing, selebihnya atau 76% masih menggunakan bentuk asing. Di sisi lain, kriteria keberterimaan bentuk pengindonesiaan  tersebut terdapat 2  kata dan ungkapan (4%) yang berkriteria berterima, yaitu kata mebel dan parkir gratis. Kriteria cukup berterima sebanyak 1 kata  dan ungkapan (2%), yaitu makanan siap saji. Sementara itu, yang termasuk kriteria kurang berterima sebanyak 47 kata (94%), termasuk di dalamnya 8 kata dan ungkapan yang 100% digunakan bahasa asingnya, yaitu jasa boga, layanan pembersihan, pangkalan data, tajuk berita,  komputer jinjing, kudapan, piranti lunak, dan peralatan tata suara. Adapun alasan responden yang paling dominan dalam memilih kosakata asing  daripada bentuk padanan katanya dalam bahasa Indonesia adalah karena mengetahui makna bentuk asing tersebut, sudah terbiasa menggunakannya, dan sering melihat serta mendengar bentuk asing tersebut.
ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM SURAT DINAS DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJENE, SULAWESI BARAT Jerniati I.; Musayyedah Musayyedah; Ratnawati Ratnawati
TELAGA BAHASA Vol 9, No 1 (2021): TELAGA BAHASA VOL.9 NO.1 TAHUN 2021
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v9i1.248

Abstract

The purpose of this study is to describe the use of the Indonesian language with a specific sequence of morphological errors in the official letter of the Majene Regency Education Office. This study uses structural linguistic theory with morphological error analysis. This brief research uses a descriptive-analytical method that explains what it is about research object data. The data comes from outgoing official documents archived by the administrative staff of the Dinas Pendidikan of Majene Regency.. The results showed that the frequency of morphological errors was most often found in the wrong choice of words (including non-standard words). The frequency of frequent errors in the construction of words formed by prefixes or confixes in one of the basic words. Word constructions with such prefixes are generally written separately from the basic words. On the contrary, writing a proposition, in general, is written a series. Then the frequency of errors that are being an inaccurate diction on the construction of the opening letter of the letter which generally begins with the word "pay attention".Keywords: morphological errors, official letters, Dinas Pendididikan  of Majene Regencykesalahan morfologis dalam surat dinas di Dinas Pendidikan Kabupaten Majene. Penelitian ini menggunakan teori linguistik struktural dengan analisis kesalahan morfologi. Penelitian  singkat ini menggunakan metode deskriptif analitis yang memaparkan apa adanya tentang data objek penelitian. Data berasal dari surat-surat dinas keluar yang diarsipkan oleh tenaga administrasi Dinas Pendidikan Kabupaten Majene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kesalahan morfologis yang paling sering terdapat pada pilihan kata yang tidak tepat (termasuk kata yang tidak baku). Frekuensi kesalahan yang sering adalah konstruksi kata yang dibentuk oleh prefiks di- atau konfiks di-kan dengan salah satu kata dasar. Konstruksi kata dengan prefiks seperti itu  pada umumnya ditulis terpisah dari kata dasarnya. Sebaliknya,  penulisan preposisi di pada umumnya ditulis serangkai. Kemudian frekuensi kesalahan yang sedang adalah diksi yang tidak cermat pada konstruksi kalimat pembuka surat yang umumnya diawali dengan kata “memperhatikan”.Kata kunci: kesalahan morfologi, surat dinas, Dinas Pendidikan Kabupaten Majene