Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Cara pengolahan limbah cair brown crepe untuk menurunkan bahan pencemar Sri Sutyasmi; Ike Setyorini; Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.979 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i2.3899

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah limbah cair brown crepe agar bisa menurunkan beban pencemar. Limbah cair brown crepe diolah dengan menggunakan 3 model pengolahan yaitu dengan pengolahan primer dan adsorpsi, pengolahan dari bak penampung langsung ke sand filter, dan pengolahan primer yang dilanjutkan ke sand filter. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa penggunaan adsorben arang tempurung kelapa dapat menurunkan beban pencemaar untuk percobaan 1: COD 75,91%, BOD 73,94%, TSS 95,07% dan N-Amonia 91,23%. Percobaan 2: COD 91%, BOD 95%, TSS 84%, dan N-Amonia 61%. Percobaan 3: COD 65%, BOD 65%, TSS 88% dan N-Amonia 81%. Dari ketiga percobaan semua dapat menurunkan beban pencemar, namun yang paling efektif adalah percobaan 2 karena bisa menurunkan beban pencemar COD dan BOD paling tinggi. Variasi debit yang digunakan pada percobaan 2 tidak mempengaruhi penurunan beban pencemar.
Plastik film sebagai pengemas makanan asinan jahe untuk ekspor Prayitno Prayitno; Any Setyaningsih
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 11, No 21 (1996): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.272 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v11i21.389

Abstract

One of the plastic material which is usually used for packaging is polyethylene. That plastic has a good performance for plasticity, chemicals resistence, flexibility and no toxic subtances, therefore, this is suitable for good packaging. One of the use plastic film for packaging is for packing of salted ginger for export purpose. Research in physical properties of the salted ginger packaging shows that plastic film packaging has a weakness in the tearing strength properties and some leaking caused by the unproper sealing during the process. INTISARI Salah satu bahan plastik yang banyak digunakan untuk bahan pengemasan adalah bahan plastik polyethylena. Bahan tersebut mempunyai sifat yang baik dalam keuletan, ketahanan terhadap bahan kimia serta fleksibilitasnya dan tidak mengandung bahan-bahan yang toxic sehingga sangat cocok untuk pengemas makanan. Penggunaan kantong plastik film polyethylena untuk mengemas makanan diantaranya untuk mengemas bahan setengah jadi asinan jahe untuk keperluan ekspor. Dari hasil penelitian sifat fisis kantong plastik untuk kemasan asinan jahe masih dijumpai adanya kelemahan pada bahan plastiknya, yaitu pada kekuatan sobeknya dan kebocoran-kebocoran yang sering terjadi yang disebabkan kurang sempurnanya dalam pembuatan kantong plastik, terutama dalam proses lekat panas.
KLASIFIKASI POTENSI ZAKAT DI LAZISMU DIY MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN) BERBASIS WEB FRAMEWORK Tedy Setyadi; Andri Pranolo; Prayitno Prayitno
Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol 5, No 3 (2017): Oktober
Publisher : Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jstie.v5i3.12370

Abstract

Zakat berperan untuk mencapai keadilan sosial ekonomi antara orang kaya dan miskin. Saat ini terdapat Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang berperan penting dalam pengelolaan dana Zakat, Infaq, dan Shodaqah. Namun ada beberapa faktor kekurangan dalam hal penyaluran dana zakat yaitu siapa yang berhak menerima dana zakat dengan tepat sasaran dan cabang-cabang mana saja yang berpotensi mandiri dalam pengelolaan zakat. Klasifikasi dapat digunakan untuk menilai ketepatan penyaluran zakat dan mengetahui kemandirian tiap-tiap cabang LAZ berdasarkan data-data masa lalu. Data tersebut bisa digunakan untuk menerapkan metode K-NN sehingga dapat mengklasifikasi dana zakat menurut kelasnya.             Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang algoritma K-NN dan mengimplementasikan Algoritma K-NN dalam klasifikasi data. Data yang digunakan adalah data penyaluran dana zakat di Lazismu DIY dari tahun 2013 sampai 2015.Data penyaluran zakat dari cabang-cabang LAZ yang telah melalui proses cleaning data, integration data, selection data, transformation data,dananalisis diproses menggunakan metodeK-Nearest Neighbor (K-NN)  untuk  mengklasifikasikan cabang-cabang yang berpotensi membantu perekonomian daerah (mandiri) dan penyaluran dana zakat yang tepat sasaran berdasarkan  tingkat  kemiripan sejumlah nilai  variabel  k. Proses algoritma K-NN di buatmenghasilkanpattern evaluationdandisajikanmelalui knowledge presentationdenganbantuan web framework.             Hasil pengujian dilakukan terhadap 14 cabang Lazismu di DIY menghasilkan tidakada cabang di kelas Super Mandiri, 6 cabang berada dikelas Mandiri, tidakada cabang berada dikelas Cukup Mandiri, dan 8 cabang berada pada kelas Kurang Mandiri. Hasil confusion matrix dengan perbandingan 80:20 dari data uji dan data testing menghasilkan nilai accuracy sebesar 85% dan error-rate sebesar25%. Hasil accuracy>= 85% dikatakan baik dalam klasifikasi tersebut membuktikan bahwa faktor-faktor nilai atribut yang dipilih mendekati nilai significant
The Influence of Position and Number of Longitudinal Connection of Sengon Glulam Beams Towards Strength and Stiffness Sutarno Sutarno; Prayitno Prayitno; Adreas Triwiyono
International Conference on Coastal and Delta Areas Vol 3 (2017): The 3rd International Conference on Coastal and Delta Areas
Publisher : International Conference on Coastal and Delta Areas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The demand of wood as construction material always increases. However, sawn-wood with large size is more difficult to find in the market due to decreasing in stock dimension. In addition, it makes price more expensive. Indonesia has many trees from fast-growing species: however, they have low wood quality, and still limited in usage. To obtain a better performance of fast-growing species as construction material, it needs to be combined to produce glulam. This research observed the influence of position and longitudinal connections of wood glulam beam on strength and stiffness with damage species of sengonglulam beams. Preliminary testing was done to obtain physical and mechanical properties of clear specimen of sengon wood, testing method followed ISO-1995 standard. Fifteen glulam beam specimens whichhad 70 mm wide, 200 mm depth, 3000 mm length were constructed: They represented variations of position and connection work of 0 %, 25 %, 50 %, 75 % and 100 %. Each layer of lumber glued with thermosetting phenol formaldehyde (PA-302) adhesive at pressure 1 up to 1,1MPa for 10 hour pressing time. The static lateral loading steps were done continuously until the beam was damaged. The result indicated that sengonwas V class of strength. Glulam testing showed that in terms of strength and stiffness, the higher the number of connections, the lower the value. The strength reduction percentages of 0%, 25%, 50%, 75% and 100% produced 0%, 13,08%. 28,11%. 29,42%. 70,72 %. Respectively and the degradation of glulam stiffness were 100%. 99,92%. 87,86%. 83,06%. 67,08%. The failure of glulam beam with 0% had a shear followed by flexure damages of 25%, 50%, 75% and 100%. A flexure damage was followed by shear damage. Keywords: Paraserianthesfalcataria, Connection, Glulam Beam, Strength, Stiffness.
Isolasi dan identifikasi mikroorganisme dalam lumpur aktif pengolahan limbah industri kulit Prayitno Prayitno; Titik Purwati Widowati; Puji Ediari Suryaningsih; R. Jaka Susila
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 17, No 1-2 (2001): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1504.975 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v17i1-2.255

Abstract

The aim of this research is to isolate and to identify the microorganisms that grow as activated sludge used in the tannery wastewater treatment plant. The result shows that the protozoa in the activated sludge were β mesosaprobik protozoa. Other microorganisms in the sludge were spherical – gram negative bacteria (Zoogloea) and cylindrical – gram positive bacterial (Sphaerotillus). It is therefore can be concluded that the wastewater which treated with the activated sludge was medium polluted condition. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi mikro organisme yang tumbuh sebagai lumpur aktif yang digunakan dalam pengolahan limbah cair industry penyamakan kulit. Hasil penelitian menunjukkan protozoa yang tumbuh dalam lumpur aktif yaitu protozoa kelompok β mesosaprobik. Selain itu juga terdapat bakteri gram negatif  berbentuk bula (Zoogloea) dan bakteri gram positif berbentuk batang (Sphaerotillus). Dari isolasi dan identifikasi jenis mikroorganisme yang ada pada lumpur aktif dapat disimpulkan limbah cair yang diolah pada kondisi pencemaran tingkat sedang.
Penelitian penentuan konstanta saturasi (Ks) pada rbc unit Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 7, No 12-13 (1992): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.175 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v7i12-13.478

Abstract

Kinetic of Rotating Biological Contractor have been investigated by manu researchers. In general the model emploued either saturation kinetic (following Monod equation) or first order kinetic to describe substrate removal. In this experiment, saturation kinetic model was used to find out the saturation constant of the RBC unit. The influent fed into the unit was synthetic waste water with glucose as organic carbon sources. The flow was maintained constant at 20.4 1/d and COD influent resulted the saturation constant (Ks) 11.17 mg/I with 20 hours of detention time.
Pengaruh Rhizopus sp sebagai agensia bating terhadap sifat kuat tarik dan kemuluran kulit garmen domba Prayitno Prayitno; Agnes C Davinchi; Samsu Wasito
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 21, No 1 (2005): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.376 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v21i1.312

Abstract

The influence of Rhizopus sp as bating agent for the tensile strength an elongation properties of sheep leather garment have been investigated. The concentration treatments for Rhizopus Sp were 0,5% and 1% of bloten weight and as comparation was used 1% of oropon OR bating agent, meanwhile the sheep skins used was grouped into 3 groups of weight bases on the fresh skin those were skin those were skin with weight less than 2 kgs, between 2 and 2.5 kgs and skin with weight more than 2.5 kgs, whereas the bating time employed was 60 minutes. The design of experimental method employed in this research was Completely Randomized Design (CRD) for factorial 3x3 with three repetitions. The testing applications parameters observed were tensile strength and elongation at break. The result showed that tensile strength of leather in this research was significantly influenced by the weight of sheep skin (p<0.01). increasing of the sheep skin’s weight would decrease tensile strength properties but elongation at break was not significantly influenced, meanwhile the kind and the dosage of bating agent affected unsignificantly (p>0.05). by concentration of 1% oropon OR; 0.5% and 1% Rhizopus sp the tensile strength and elongation at break for sheep’s skin weight of less than 2 kg fulfill the requirements of Indonesian National Standard (SNI) 06-0250-1989: Sheep/goat leather glove and jacket. Key words: Rhizopus sp, bating agent, tensile strength, elongation, sheep leather garment.  ABSTRAK Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh Rhizopus sp. sebagai agensia bating pada sifat kuat tarik dan kemuluran kulit garmen domba. Konsentrasi Rhizopus sp. yang digunakan adalah 0,5% dan 1% dan sebagai pembanding digakan agentia oropon sebanyak 1%, sementara itu kulit domba yang digunakan dibagi dalam 3 grup berdasarkan pada berat kulit segar yaitu kulit dengan berat kurang dari 2 kg, antara2-2,5 kg dan kulit dngan berat diatas 2,5 kg, sedang waktu bating yang di gunakan adalah 60 menit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metod eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola factorial 3x3 dengan 3 kali ulangan. Parameter uji yang diamati adalah kuat tarik dan kemuluran. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi penelitian ini kuat tarik dari kulit tersamak dipengaruhi secara nyata oleh berat kulit yang digunakan sebagai bahan penelitian (p<0,01), kenaikan bobot kulit ini akan menurunkan sifat kuat tarik akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada kemulurannya, sedangkan jenis serta konsentrasi dari agensia bating tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kuat tarik dan kemuluran kulit garmen yang dihasilkan dalam penelitian ini. Kuat tarik dan kemuluran untuk kulit domba dengan berat kurang dari 2 kg dengan pemakaian oropon OR 1% dan Rhixopus sp. 0,5% dan 1% memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-0250-1989. Kulit Sarung Tangan dan Jaket dari Kulit Domba/Kambing. Kata kunci: Rhizopus sp, agensi bating, kuat tarik, kemuluran, kulit garmen domba. 
Pembuatan vermikompos menggunakan limbah fleshing di industri penyamakan kulit Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 2 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.766 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i2.194

Abstract

ABSTRACTA research on utilization of fleshing waste at the tannery industry by vermicomposting have been conducted. The growth media consist of dung, fleshing waste, and stubbles. Ratio of dung and fleshing waste were varied at 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; and 50:50 respectively. All the media were fermented for three weeks and then proceeded by incubation process of earthworm for another six weeks. The changes of the volume per weight of media, the earthworm weight, C, N, and C/N ratio were observed and measured every week. The result showed that media volume per weight value were decreased in direct proportional to weight of the fleshing waste added in the media, those were 1.66; 1.64; 1.53; 1.50; 1.39; and 1.31 cm3/g, respectively. C/N ratio were below 15 for all combination of media ratio after two weeks incubation. The optimum result was achieved for compost with dung and fleshing waste ratio of 60:40.Keywords: Earthworm, fleshing waste, C/N ratio, vermicomposting.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pemanfaatan limbah sisa fleshing pada proses penyamakan kulit untuk pembuatan kompos menggunakan cacing tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat media pertumbuhan cacing tanah yang terdiri atas campuran kotoran sapi, sisa fleshing, dan potongan jerami. Perbandingan antara kotoran sapi dengan limbah fleshing berturut-turut 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; dan 50:50. Fermentasi campuran bahan kompos dilakukan selama 3 minggu dan dilanjutkan pemeraman cacing selama 6 minggu. Setiap minggu dilakukan pengamatan terhadap parameter keberhasilan pembuatan media habitat cacing tanah yang meliputi nilai keambanan media, berat cacing, unsur C, unsur N dan rasio C/N. Hasil percobaan menunjukan keambanan media turun seiring dengan jumlah limbah fleshing yang ditambahkan, berturut-turut sebesar 1,66; 1,64; 1,53; 1,50; 1,39; dan 1,31 cm3/g, sedangkan rasio C/N hingga dibawah 15 untuk semua perlakuan dicapai setelah inkubasi 2 (dua) minggu. Rasio C/N optimum diperoleh pada perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi dengan fleshing 60:40.Kata kunci: cacing tanah, limbah fleshing, rasio C/N, vermikompos.
Pengurangan COD dan BOD limbah cair terolah industri penyamakan kulit menggunakan taman tanaman air dengan tanaman melati air Prayitno Prayitno
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.327 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i1.217

Abstract

ABSTRACTA research was performed to treat the treated tannery wastewater using mexican swordplant(Echinodorus palaefolius) in constructed wetland. It was designed by uplow system with 3m x 1 m x 1 m in dimension equal with 3 m3 in volume, whereas the media consist of 0.3 m thickfirst layer of rock in the bottom; 0.3 m thick gravel in second layer and 0.1 m third layer of Blacksugar-palm fiber and at the top was sand layer with 0.3 m in thickness. The experiment was run byCOD and BOD loading varied at 0.137; 0.137; 0.392; 0.409; 0.643; 0.648 kg/d for COD and0.049; 0.051; 0.125; 0.133; 0.464; 0.467 kg/d for BOD. Effectivity of constructed wetland wasdetermined by COD and BOD removal. Optimum effectivity of COD removal by 68.75% wasfound by operational condition of influent debit 0.576 m3/d ; detention time 2 days and 2 hours;COD loading 0.405 kg/d, whereas optimum effectivity of the BOD removal by 61.79 % was foundby operational condition at influent debit1.440 m3/d ; detention time 1 days 13 hours and 30minutes and COD loading 0.466 kg/d and reducing constant (k) = 0.008 d-1.Keywords: constructed wetland, treated tannery wastewater, Echinodorus palaefoliusABSTRAKTelah dilakukan penelitian untuk mengolah limbah cair terolah industri penyamakan kulitdengan metode taman tanaman air menggunakan tanaman Melati air (Echinodorus palaefolius).Penelitian ini dilakukan dengan membangun taman tanaman air yang memiliki dimensi panjangx lebar x dalam yaitu 3m x 1m x 1m atau identik dengan volume sekitar 3 m3. Media pengisi tamantanaman air dibuat dari: lapisan paling bawah koral ketebalan 0,3 m, lapisan kedua kerikildengan diameter ketebalan 0,3 m, lapisan ketiga ijuk dengan ketebalan 0,1 m dan lapisan palingatas berupa pasir dengan ketebalan 0,3 m, sistem aliran menggunakan sistem upflow. Tanamanyang digunakan adalah tanaman Melati air (Echinodorus palaefolius var. Latifolius). Perlakuanoperasional dengan memvariasi COD dan BOD loading, berturut-turut untuk COD: 0,137;0,137; 0,392; 0,409; 0,643; 0,648 kg/d sedangkan untuk BOD : 0,049; 0,051; 0,125; 0,133; 0,464 5dan 0,467 kg/d. Efektivitas kerja taman tanaman air diukur dengan penurunan kadar BOD dan 5COD. Efektivitas optimal penggurangan COD limbah yang telah diolah dengan taman tanamanair sebesar 68,75% diperoleh pada perlakuan dengan debit influent 0,576 m3/d, waktu tinggal2,083 hari dengan COD loading 0,405 kg/d, sedangkan untuk pengurangan BOD efektivitas 5pengurangan sebesar 61,79% diperoleh pada perlakuan dengan debit influent 1,440 m3/d, waktutinggal 1,563 hari dengan COD loading 0,464 kg/d, diperoleh konstanta k = 0,008 d-1.Kata kunci: Taman tanaman air, air limbah penyamakan terolah, melati air
Penelitian untuk mendapatkan kekerasan dan kuat sobek kompon bantalan karet dermaga yang memenuhi SII Prayitno Prayitno; Hadi Musthofa
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 9, No 16 (1994): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.259 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v9i16.395

Abstract

The aim of the research was to find out the dock vender compound which have optimum hardness and tearing resistance. The research was done by using standar compound for dock vender in which the carbon black as a filler was varied at 40; 45: 50; 55; 60; 65 and 70 parts for every 100 parts of natural rubber. Testing results show that optimum hardness was found at a compound with 55 parts of carbon black by the value of 60.40 shore A, whereas the tearing resistance show that there are no significant defferences by variation of carbon black. Optimum tearing resistance was given by the compound with 45 parts of carbon black.