Claim Missing Document
Check
Articles

PROSES PEMBENTUKAN SLANG MALANG Prayogi, Icuk
SASINDO Vol 1, No 1 Januari (2013): SASINDO
Publisher : SASINDO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seseorang akan menggunakan berbagai bahasa seperti yang digunakanoleh orang lain dalam komunitas atau kelompok sebagai pengakuan bahwa ia adalah bagian dari kelompok. Slang Malang adalah salah satu dari keragamanbahasa sebagai kebanggaan Malangnese. Sejak zaman agresi militer Belandapasca-kemerdekaan Indonesia sampai sekarang, keragaman ini masih adameskipun telah banyak berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkansederhana aturan dasar dalam proses pembentukan sinkron untukmendokumentasikan (berbagai) bahasa sebelum perubahan terjadi selanjutnya.kata kunci: bahasa, variasi
POTRET EKSPLOITASI PEREMPUAN OLEH PENULIS PEREMPUAN DALAM SUSASTRA ANGKATAN 2000-AN: KAJIAN FEMINISME DALAM SUSASTRA INDONESIA Setyawati, Nanik; Arifin, Zainal; ., Larasati; Prayogi, Icuk
SASINDO Vol 1, No 2/september (2013): sasindo
Publisher : SASINDO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research about exploitation of female author toward woman on 2000s period litterature is so important for mapping of litterature history, reading refereces, and refereces for teacher litterature. This reseacrh will reveal how does the form of female author exploitation toward woman, all at once to reveal a track record of the author life. The approach used on this research is receptive approach in litterature. Receptive approach is one of approcah that use teh reader point of view to get some reseach datas. The sources of the research are litterature texts produced by female author on 2000s period and litterature readers that contain woman exploitation by female author on 2000s period. Several litterature that represented delegation of female author has been decided to limit the extent of data source. They are Ayu Utami (Saman), Dewi Lestari (Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh), Fira Basuki (Jendela-jendela), dan Djenar Mahesa Ayu (Jangan Main-main (Dengan Kelaminmu)). Based on the result, according to the reader reception, female authors who exploit woman, on average have a way of exposure vulgar story, put  woman life on the hedonic sphere, have a denotative style of language (use a less conotative), so brave to expose female vital organ, and not hesitate to talking about ‘vagina’ and breast. Whereas the conclustion from the author’s life track record, those female authors on average are within biologically productive age. About their education, those authors are educated people and have a job in political sector. However, they often againt such of problem with family, especially the problem of divorce.   Key words: woman exploitation, female author, 2000s period litterature, feminisme.
PERANAN LINGUISTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA (SEBUAH CATATAN RINGAN) Prayogi, Icuk
SASINDO Vol 2, No 2 Agustus (2014): SASINDO
Publisher : SASINDO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since man first appeared on earth, human life is always filled with the change of generations: the older generation is replaced a new one and is now considered the new generation, will be replaced the newer generation, and so on. So it is with science, every time there is always a more perfect theory revision in order to be called a law; the results of scientific studies are expected to be useful for the mankind in everyday life practically. To that end, it is necessary the new generation to continue vigorously reviewing their object of study, without ruling out the role of the older generation who have inspired. Thus, the student / lecturer Indonesian-requires a new generation of highly essential-called "knowledge". Indonesian teachers are not required to teach the language of theoretical or technical support to the students, but teachers need to be fully aware of the knowledge dipunyainya or what is taught. The aim is that there is a correction and revision of a new generation of teachers.Keywords: linguistics, language teaching
METAFORA KONSEPTUAL PADA TEKS NEGOSIASI KARYA PESERTA DIDIK Lestari, Siti Hadiyanti Indah; Ulumuddin, Arisul; Prayogi, Icuk
Journal for Lesson and Learning Studies Vol 2, No 3 (2019): October
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jlls.v2i3.23040

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya mempelajari metafora, karena metafora mampu digunakan dalam segala kondisi dan situasi manusia. Secara tidak langsung, beberapa individu menggunakan metafora dalam berkomunikasi namun individu ini tidak menyadari bahwa ia sudah menggunakan metafora pada pengucapannya. Adapun, tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mendeskripsikan metafora konseptual pada teks negosiasi karya peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. Hasil penelitan ini ialah  adanya penggunaan metafora konseptual pada teks negosiasi karya peserta didik berjumlah 36 kata. Terdiri dari 5 kata yang mengandung Metafora Orientasional, 31 kata yang mengandung Metafora Ontologis dan  tidak ada kata yang mengandung Metafora Struktural. Saran yang dapat penulis sampaikan ialah peserta didik diharap meningkatkan kemampuan menulis sebuah teks agar peserta didik selalu berpikir kreatif sehingga menghasilkan sebuah teks dengan baik.Kata kunci: Metafora, Metafora Konseptual, Teks Negosiasi, Menulis
Syntax for language teachers: Revisiting the nature of language Muhammad Tolkhah Adityas; Ikmi Nur Oktavianti; Icuk Prayogi
UAD TEFL International Conference Proceedings of the 5th UAD TEFL International Conference
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/utic.v2.5730.2019

Abstract

Teaching language is not only a matter of delivering language materials to the learners (e.g., using various methods or media), but it is also about what is thought and what is understood by the teachers that might contribute indirectly in designing and delivering the materials. Those aspects are the manifestations of teachers’ knowledge about language. Teachers who have sufficient understanding on language will be able to conduct better practice of language teaching since they understand what they are teaching. It is then intriguing to discuss the roles of syntax for language teachers: what can teachers benefit from it? This paper aims at revisiting the importance of syntax for language teachers by looking at the nature of language and the nature of syntax. This paper reviews the available relevant literature. The result of discussion emphasizes the potentiality of syntax to equip teachers with adequate knowledge on language, language structure and how to cope with changes in language. Moreover, reading syntax research can enrich teachers’ knowledge. This knowledge can be of beneficial for teachers, for instance in designing the language content of teaching materials. These are not surprising since language teachers are teaching language; therefore, they should also consider language characteristics of the language they are teaching.
KOGNISI ORANG INDONESIA TERHADAP KETERLAMBATAN: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF Icuk Prayogi; Sailal Arimi
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.422 KB)

Abstract

Keterlambatan adalah kejadian yang cukup populer di Indonesia, bukan hanya satu dua kejadian sehingga disebut fenomena, melainkan kejadian yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang Indonesia sehingga bisa disebut sebagai kebiasaan meskipun tidak semua orang atau sebagian besar orang selalu terlambat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan mengungkapkan kognisi orang Indonesia terhadap keterlambatan. Agar dapat menjawab permasalahan dengan komprehensif, penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yakni survei dan korpus bahasa. Data dari kedua metode tersebut kemudian dideskripsikan dan diinterpretasi dalam kaitannya dengan literatur yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang Indonesia mempunyai persepsi yang cenderung negatif terhadap keterlambatan Meskipun demikian, pada praktiknya keterlambatan adalah hal yang lumrah terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa penutur bahasa Indonesia lebih peduli pada keharmonisan hubungan personal dan sosial daripada kemoderenan yang tersistem seperti waktu.Kata kunci: keterlambatan, survei, korpus, kognisi, waktu Unpunctuality is a notorius concept or lifestyle in Indonesia; it is not only a phenomenon, but it also happens pretty frequently in everyday life (albeit not everyone is always late) that it becomes a habit. This study aims to examine the actual cognition of Indonesian towards unpunctuality. This study employs two approaches, namely survey and corpus. The data were then analyzed descriptively and interpreted in relation to other relevant literature. The results of the study show that Indonesian people tend to perceive unpunctuality negatively. However, unpunctuality is something that commonly and normally happens in daily life of Indonesians. It seems that Indonesians are more concerned with the harmony of personal and social relations rather than systemized modernity concept like time.Keywords: unpunctuality, survey, corpus, perception, time
PENYULUHAN PEMEROLEHAN BAHASA ANAK BAGI WARGA BANGETAYU KULON GENUK SEMARANG GUNA MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK Arisul Ulumuddin; Siswanto PHM; Icuk Prayogi
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2015): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v6i1.788

Abstract

Abstrak ?é?á Bahasa adalah karakter. Bahasa yang santun mencerminkan pribadi yang santun. Pun sebaliknya. Pembiasan bahasa yang baik juga sangat mempengaruhi karakter seorang manusia. Dengan kata lain pemerolehan bahasa adalah proses bagaimana seseorang dapat berbahasa atau proses anak-anak pada umumnya memperoleh bahasa pertama. Pemerolehan bahasa pada anak usia dua sampai tiga tahun terjadi secara alamiah. Pemeroleh bahasa biasanya secara natural artinya pemerolehan bahasa yang terjadi secara alamiah tanpa disadari bahwa seorang anak tengah memperoleh bahasa, tetapi hanya sadar akan kenyataan bahwa ia tengah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Dalam penyuluhan ini, solusi yang ditawarkan adalah memberi penyuluhan dengan strategi kronologis. Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam kegiatan IbM ini adalah penyuluhan dan pendampingan. Materi yang diberikan meliputi: konsep berbahasa ?é?á ?é?á Indonesia yang Baik dan Benar, Kesantunan Berbahasa, Komunikasi Efektif, Keterampilan Berbicara. Tahap pertama ini, tim pengabdian memberikan materi dasar dan pendampingan yang mengarah pada pemahaman mitra untuk mengajarkan anak berkomunikasi berbahasa Indonesia yang baik dan santun. Setelah penyampaian materi tersebut dilakukan, peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan praktik. Hasil dari kegiatan ini: (1) warga terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar; (2) warga terampil menciptakan lingkungan bahasa yang ramah anak; (3) anak-anak memperoleh hak berbahasa yang baik dan santun. ?é?á Kata kunci: pemerolehan bahasa anak, warga Bangetayu Kulon ?é?á
PROSES PEMBENTUKAN SLANG MALANG Icuk Prayogi
Sasindo Vol 1, No 1 Januari (2013): SASINDO
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/sasindo.v1i1 Januari.425

Abstract

Seseorang akan menggunakan berbagai bahasa seperti yang digunakanoleh orang lain dalam komunitas atau kelompok sebagai pengakuan bahwa ia adalah bagian dari kelompok. Slang Malang adalah salah satu dari keragamanbahasa sebagai kebanggaan Malangnese. Sejak zaman agresi militer Belandapasca-kemerdekaan Indonesia sampai sekarang, keragaman ini masih adameskipun telah banyak berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkansederhana aturan dasar dalam proses pembentukan sinkron untukmendokumentasikan (berbagai) bahasa sebelum perubahan terjadi selanjutnya.kata kunci: bahasa, variasi
PREFIKS VERBAL PADA BUKU AJAR SD KELAS 1 Hana Silma Hadana; Asropah Asropah; Icuk Prayogi
Sasindo : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/sasindo.v9i2.11019

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan serta membandingkan bentuk prefiks verbal pada buku ajar SD kelas 1 dari penerbit Kemdikbud dan buku dari penerbit Erlangga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data kualitatif digunakan dalam penelitian ini berupa reduksi data, klasifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bentuk prefiks verbal pada buku ajar SD kelas 1 berupa meng-, ber-, di-, dan ter-. Prefiks verbal yang paling banyak ditemukan pada buku ajar SD kelas 1 dari penerbit Kemdikbud maupun Erlangga ialah prefiks meng-. Bentuk dasar pada prefiks verbal yang ditemukan berupa verba, nomina, dan adjektiva. Reduplikasi juga diperoleh sebagai bentuk dasar. Prefiks verbal pada buku Tema 1 Diriku dari penerbit Kemdikbud lebih banyak ditemukan daripada prefiks verbal dalam buku 1a Diriku dari penerbit Erlangga baik sebelum maupun sesudah mengalami pelesapan.
PERANAN LINGUISTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA (SEBUAH CATATAN RINGAN) Icuk Prayogi
Sasindo Vol 2, No 2 Agustus (2014): SASINDO
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/sasindo.v2i2 Agustus.976

Abstract

Since man first appeared on earth, human life is always filled with the change of generations: the older generation is replaced a new one and is now considered the new generation, will be replaced the newer generation, and so on. So it is with science, every time there is always a more perfect theory revision in order to be called a law; the results of scientific studies are expected to be useful for the mankind in everyday life practically. To that end, it is necessary the new generation to continue vigorously reviewing their object of study, without ruling out the role of the older generation who have inspired. Thus, the student / lecturer Indonesian-requires a new generation of highly essential-called "knowledge". Indonesian teachers are not required to teach the language of theoretical or technical support to the students, but teachers need to be fully aware of the knowledge dipunyainya or what is taught. The aim is that there is a correction and revision of a new generation of teachers.Keywords: linguistics, language teaching