Priatna Sasmita
Balai Pennelitian Tanaman Padi, Jl. Raya Sukamandi, Subang 41256, West Java, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem Tumpang sari Priatna Sasmita; Bambang S. Purwoko; S. Sujiprihati; I. Hanarida; I. S. Dewi; M. A. Chozin
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 34 No. 2 (2006): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.05 KB) | DOI: 10.24831/jai.v34i2.1283

Abstract

Three doubled haploid (DH) upland rice lines obtained from anther culture having good agronomic and shade  tolerant traits were planted in an intercropping with maize. Their  monoculture systems were also included.  Those lines were GI-8, IG-19, and IW-56. Jatiluhur was also treated similar as shade tolerant control cultivar. The experiment was arranged in randomized complete block design with three replications. The treatments consisted of eight intercropping systems, four monoculture systems of rice, and two monoculture systems of maize. The result showed that all of tested DH lines were consistently shade tolerant under intercropping condition. The characteristics was represented by  similar growth and grain yield with  Jatiluhur under  intercroping system. The highest grain yield was 2.49 t/ha resulted by GI-8 and IG-19 lines  at the time that Jatiluhur was 2.36 t/ha. The intercropping of DH lines with  maize also showed the Land Equivalent Ratio (LER) =1.33-1.58, while Jatiluhur LER = 1.25-1.28, indicating that agronomically they were more advantageous than those in the monoculture system.   Key words :  Doubled haploid,, intercropping system, shade tolerant lines
Skrining Ex Situ Genotipe Padi Gogo Haploid Ganda Toleran lntensitas Cahaya Rendah Priatna Sasmita
Agrikultura Vol 19, No 1 (2008): April, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1830.127 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i1.643

Abstract

Penelitian skrining/penapisan genotipe padi gogo haploid ganda toleran naungan secara ex situ bertujuan untuk mendapatkan galur—galur baru padi gogo unggul toleran terhadap naungan. Percobaan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2005 di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Bogor. Percobaan dilakukan secara ex situ menggunakan metode Uji Cepat Fase Bibit dan Metode Uji Paranet. Bahan tanaman yang digunakan adalah 91 galur padi gogo haploid ganda hasil kultur antera ditambah Sembilan kultivar dan galur. Kultivar Jatiluhur dan Kalimutu, berturut-turut digunakan sebagai kontrol toleran dan peka terhadap naungan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 22 galur haploid ganda, dua kultivar, dan satu galur termasuk kategori toleran terhadap intensitas cahaya rendah yang konsisten berdasarkan kedua metode skrining yang digunakan. Galur—galur haploid ganda toleran yaitu: GI-7, GI-8, GI-12, lG-l9, IG-38, JW-70, JW-7l, JW-75, WI-43, WI-44, Wl-49, IW-53, IW-54, IW-56, IW-58, IW-59, lW-60, IW-64, IW67, IW-l05, IW-107, dan IW-108. Dua Kultivar termasuk kategori toleran yaitu Jatiluhur dan Dodokan, serta satu galur termasuk toleran yaitu galur ITA-247. Kultivar Jatiluhur dan Kalimutu berturut-turut sebagai kontrol toleran dan peka, pada penelitian ini keduanya konsisten. Untuk mempercepat perolehan genotipe padi toleran naungan, secara ex situ skrining dapat dilakukan dengan Uji Cepat Fase Bibit.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR-GALUR PADI GOGO GENERASI LANJUT PADA SISTEM TANAMAN SELA Priatna Sasmita
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6839

Abstract

Penelitian evaluasi respon pertumbuhan dan hasil galur-galur padi gogo generasi lanjut sebagai tanaman sela bertujuan untuk mendapatkan galur-galur harapan berproduksi tinggi dan beradaptasi baik pada sistem tanam sela. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei (musim hujan 2010) di desa Sanca, kecamatan Gantar, kabupaten Indramayu, Jabar. Sebanyak 20 genotipe padi gogo terdiri dari galur-galur generasi lanjut dan varietas pembanding toleran naungan, yaitu Jatiluhur ditanaman di antara pertanaman muda hutan Jati. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok diulang tiga kali dengan perlakuan sebanyak 20 genotipe padi gogo yang diuji. Hasil penelitian diperoleh empat genotipe padi gogo toleran naungan hingga 53,1% pada sistem tanam sela dengan hutan Jati muda umur 1-2 tahun dengan hasil setara Jatiluhur. Keempat genotipe tersebut adalah: BP606E-18-9-6 (6,10 t/ha), BP1352-1G-KN-14 (6.05 t/ha), OM2514 (6,18 t/ha), dan  BP3672-2E-KN-17-3-4*B (6.01 t/ha). Hasil yang dicapai varietas kontrol toleran naungan Jatiluhur adalah sebesar 5,57 t/ha. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa keempat galur tersebut tahan penyakit BLB, dua diantaranya yaitu BP606E-18-9-6 dan BP3672-2E-KN-17-3-4*B tahan penyakit blas daun, dan dua galur lainnya moderat terhadap blas daun.
Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Sub Optimal Niluh Putu Sri Ratmini; Yuana Juwita; Priatna Sasmita
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal "Tantangan dan Solusi Pengembangan PAJALE dan Kela
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.491 KB)

Abstract

Sriratmini et al, 2019. Utilization of Biochar to Increase Sub Optimal Land Productivity. pp. 502-509. Biochar obtained through the incomplete combustion and minimum oxygen, the material used can be agricultural wastes obtained from around us. Utilization of agricultural waste provides two functions, namely as a function of the environment and also the function of land fertility, especially suboptimal land. Utilization of suboptimal land as agricultural land is constrained by the physical, chemical and biological properties of the soil. This paper discusses some of the functions of biochar associated with increasing suboptimal land productivity both physically, chemically and biologically. From the results of some literature is known that the role of biochar will be greatly influenced from the combustion process, combustion temperature, source of raw materials used, the type of soil and and how the application. Biochar applications on suboptimal land can improve soil chemical properties, soil biology and soil physical properties. Improvement of soil properties will improve land productivity and crop productivity.