Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Qaṭ-iy dan Ẓanniy dalam Epistemologi Hukum Islam: Telaah Model Ijtihad Masdar F Masudi Imam Kamaluddin; Ryan Arief Rahman; Adib Fattah Suntoro
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 5, No 3 (2021): MIZAN: Journal of Islamic Law
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/mizan.v5i3.1084

Abstract

This article analyzes Masdar Farid Mas'udi's view on the reconstruction of the concepts of qaṭ'iy and zanniy in the epistemology of Islamic law. Masdar categorizes benefits and teachings that are universal as qaṭ'iy (absolute) categories, while technical and elaborative teachings as zanniy (assumptive) categories. Based on this concept, Masdar formulated a methodology of Islamic law reasoning that makes benefit as the main reference and puts technical teachings as its support. Consequently, the standard of teachings (qaṭ'iy) that are technical in nature can be modified and annulled if they are deemed to be contrary to the benefit. Masdar's view is quite contrasted with the concepts of qaṭ'iy and zanniy in the view of ushul fiqh experts which do not refer to mere benefit, but the reference in determining qaṭ'iy and zanniy in the views of experts is the semantic aspect (dalâlah) and source authenticity (tsubût). a religious text. The results of this study conclude that there are essential differences in definition and implementation between the concepts of qaṭ'iy and zanniy carried by Masdar and the concepts of ushul fiqh experts in general.Keywords: Qaṭ'iy; Zanniy; Masdar Farid Mas'udi; Maslahat; Islamic Law AbstrakArtikel ini menganalisis pandangan Masdar Farid Mas’udi tentang rekonstruksi konsep qaṭ’iy dan ẓanniy dalam epistemologi hukum Islam. Masdar mengkategorikan kemaslahatan dan ajaran yang bersifat universal sebagai kategori qaṭ’iy (absolut) sedangkan ajaran yang bersifat teknis dan jabaran sebagai kategori  ẓanniy (asumtif). Berdasarkan dari konsep tersebut, Masdar merumuskan metodologi penalaran hukum Islam yang menjadikan kemaslahatan sebagai acuan utama dan meletakkan ajaran yang bersifat teknis sebagai penyokongnya. Konsekuensinya, ajaran baku (qaṭ’iy) yang bersifat teknis dapat modifikasi dan dianulir apabila dianggap bertentangan dengan maslahat. Pandangan Masdar tersebut cukup kontras dengan konsep qaṭ’iy dan ẓanniy dalam pandangan para pakar ushul fikih yang tidak mengacu pada kemaslahatan semata, namun acuan dalam menentukan qaṭ’iy dan ẓanniy dalam pandangan para pakar adalah aspek semantik (dalâlah) dan autentisitas sumber (tsubût) suatu teks keagamaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan esensial secara definisi maupun implementasi antara konsep qaṭ’iy dan ẓanniy yang diusung Masdar dengan konsep para pakar ushul fikih pada umumnya.Kata kunci: Qaṭ’iy, Ẓanniy; Masdar Farid Mas’udi; Maslahat; Hukum Islam
Metode Pendidikan Islam Menurut Khalid Al-Hazimi Dalam Kitab Ushul Al-Tarbiyah Al-Islamiyyah Adib Fattah Suntoro
Jurnal Penelitian Medan Agama MEDAN AGAMA, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58836/jpma.v12i1.10295

Abstract

Artikel ini meneliti pandangan Khalid bin Hamid al-Hazimi terkait metode pendidikan Islam dalam karyanya berjudul Ushul al-Tarbiyyah al-Islamiyyah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan gambaran komprehensif pandangan Khalid al-Hazimi tentang metode pendidikan dalam Islam. Jenis penelitian ilmiah ini adalah kajian kepustakaan (library research) dan metode yang digunakan dalam analisis data adalah konten analisis dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi melalui sumber utama yaitu buku Ushul al-Tarbiyyah al-Islamiyyah karya Khalid al-Hazimi. Adapun data pelengkap yang digunakan berupa buku-buku lain yang relevan dengan judul artikel ini. Pada akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa metode pendidikan Islam yang digagas oleh Khalid al-Hazimi merupakan pengembangan dari metode-metode para pakar pendidikan Islam sebelumnya, yaitu metode-metode yang berasaskan pada ajaran al-Qur’an dan Hadis Nabi. Metode-metode tersebut antara lain adalah; metode keteladanan, metode kisah, metode nasehat, metode at-targhib wa at-tarhib, dan metode hukuman.  
Mutakalimin's View on the Vision of Allah (Ru’yatullah) Harda Armayanto; Adib Fattah Suntoro; Martin Putra Perdana
Santri: Journal of Pesantren and Fiqh Sosial Vol 3 No 1 (2022): June 2022
Publisher : The Institute of Research and Service Community IPMAFA Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35878/santri.v3i1.399

Abstract

The problem of ru'yatullah (vision of Allah) is one of the problems of kalam that is still the topics of intense debate nowadays . This problem is specifically discussed by three schools of kalam: mu'tazilah, shi'ah, and ahl al-sunnah wa al-jama'ah. Each group claims that their understanding is the most truthful. This research aims to show how the strengths and weaknesses of each group are based on their epistemological doctrines and argumentation. This study is categorized as a literature review utilizing the documentation of data collection methodology. The collected data will be analyzed utilizing content analysis technique as well as the kalam scientific approach. The results of this research expose that the ahl al-sunnah wa al-jama'ah's opinions are more valid from an epistemological standpoint because they are based on a harmonization between the rationality of reason and the textuality of revelation.