This paper describes problems related to Muhammad Athiyah al-Abrasyi's view of moral education and how to apply moral education according to Muhammad Athiyah al-Abrasyi in this country. In this study, the author uses a qualitative method in the type of library research with a philosophical approach. So the research was conducted through a study of books and other sources related to the research. Muhammad Athiyah al-Abrasyi views morality as the spirit of education. The process of moral education in children must run comprehensively by moving all educational devices that exist in the child and soul which includes physical education, intellectual education, moral education, social/community education, aesthetic education with the aim that the three areas of human life are well maintained, namely: physical health, intellectual intelligence, and goodness of soul/morals as the core. The perpetrators of moral education are the family (emphasizing the mother) as (madrasa al-ula) and all teachers in each subject area have responsibilities, with two other factors that must be conducive, namely the place to play (الملعب) and the community (البيئة الإجتماعية). In general, moral education uses the practical method (العملية), exemplary (القدوة), and the story method (المحاكة). Al-Abrasyi's view of the moral education curriculum places great importance on ta'lim al-Qur'an and tahfidz al-Qur'an as a priority in the growth phase of children in the first and second periods, while still paying attention to skills according to their talents and potential.Keywords: Muhammad Athiyah al-Abrasyi; Moral education AbstrakTulisan ini mengurai permasalahan terkait bagaimana pandangan Muhammad Athiyah al-Abrasyi tentang pendidikan akhlak dan bagaimana penerapan pendidikan akhlak menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi di negara ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang berjenis penelitian pustaka (Library research) dengan pendekatan filosofis. Sehingga penelitian dilakukan melalui telaah buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Muhammad Athiyah al-Abrasyi memandang bahwa akhlak adalah ruh pendidikan. Proses pendidikan akhlak pada anak harus berjalan secara komprehensif dengan menggerakkan semua perangkat pendidikan yang ada dalam diri dan jiwa anak yang meliputi pendidikan jasmani, pendidikan intelektual, pendidikan akhlak, pendidikan sosial/kemasyarakatan, pendidikan estetika dengan tujuan agar tiga wilayah kehidupan manusia terjaga dengan baik yaitu kesehatan jasmani, kecerdasan akal, dan kebaikan jiwa/akhlak sebagai intinya. Adapun pelaku pendidikan akhlak adalah keluarga (menekankan ibu) sebagai madrasah al-ula) dan semua guru tiap bidang pelajaran memiliki tanggung jawab, dengan dua faktor lain yang harus kondusif yaitu tempat bermain (الملعب) dan masyarakat (البيئة الإجتماعية). Secara umum, pendidikan akhlak menggunakan metode praktek (العملية), keteladanan (القدوة), dan metode cerita (المحاكة). Pandangan al-Abrasyi tentang kurikulum pendidikan akhlak sangat mementingkan ta’lim al-Qur’an dan tahfidz al-Qur’an sebagai prioritas difase pertumbuhan anak periode pertama dan kedua, dengan tetap memperhatikan skill sesuai bakat dan potensinya.Kata Kunci: Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Pendidikan akhlak