Berkembangnya industri farmasi yang memproduksi obat-obat sintetis menjadikan penduduk di Desa Neglasari Kabupaten Sukabumi Jawa Barat mulai meninggalkan penggunaan tumbuhan sebagai obat. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang tetumbuhan obat yang digunakan penduduk desa ini. Inventarisasi tumbuhan obat dilakukan di dusun Baros I, Baros II, Cijureuy, dan Cibodas. Metode wawancara semi terstruktur dilakukan terhadap paraji dan penduduk yang memiliki pengetahuan tentang tumbuhan obat. Berdasarkan hasil penelitian, tetumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi berjumlah 64 jenis yang termasuk anggota Zingiberaceae sebesar 16.21%, sedangkan sebanyak 2.7-10.81% termasuk 36 suku lainnya. Nilai kegunaan (use value) tertinggi (8.48), yaitu Strobilanthes crispus, sedangkan nilai kegunaan terendah (5.97) adalah Ricinus communis. Daun adalah bagian yang paling banyak (32.35%) digunakan sebagai bahan baku obat, sedangkan umbi, rebung, ranting, dan kulit batang digunakan sebagai obat hanya sebesar 0.98%. Kelompok penyakit tidak menular paling banyak (46.59%) diobati dengan tumbuhan dibandingkan kelompok penyakit kronik (14.17%). Perebusan adalah cara pengolahan terbanyak (37.59%) untuk memperoleh khasiatnya sebagai obat dibandingkan dengan cara pengolesan, penetesan, dan peletakan pada bagian yang sakit (0.75%). Pemanfaatan tumbuhan obat oleh penduduk Desa Neglasari Kabupaten Sukabumi Jawa Barat bervariasi sehingga perlu diupayakan ketersediaan bahan baku tumbuhan obat di habitat alaminya dan pengetahuan lokal masyarakatnya pun dapat diketahui secara luas.